Futures - Harga emas bergerak di dekat level support utama, sementara harga tembaga turun lebih jauh karena sejumlah data ekonomi yang lemah memburuk prospek permintaan untuk logam industri.
Pasar logam mengambil sedikit dukungan dari melemahnya Indeks Dolar AS, pasalnya kekhawatiran atas perlambatan di sebagian besar ekonomi utama mengurangi selera. Prospek kenaikan suku bunga yang besar oleh Federal Reserve bulan depan juga membuat trader gelisah.
Emas spot turun 0,1% di $1,651.76/oz, dan emas berjangka turun 0,1% ke $1,655.85/oz. Kedua instrumen naik tipis, tetapi mendekati $1.650 - level support yang diawasi dengan ketat.
Harga emas telah anjlok dari level tertinggi tahunan dan diperdagangkan di titik terendah dua tahun, karena kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang logam kuning. Emas juga sebagian besar telah kehilangan status safe haven-nya tahun ini, dengan dolar AS berlomba melewati logam.
Prospek jangka pendek untuk emas tetap lemah, lantaran
pasar memperkirakan peluang hampir 100% dari kenaikan suku bunga 75
basis poin oleh Fed pada bulan November. Tetapi tekanan pada logam
kuning memang agak surut minggu ini, di tengah spekulasi bahwa penurunan
ekonomi yang nyata dapat memaksa Fed untuk melunakkan sikap
hawkish-nya.
Ekspektasi bahwa bank sentral akan memberlakukan kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada bulan Desember tumbuh dalam beberapa sesi terakhir setelah laporan Wall Street Journal menunjukkan bahwa Fed sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
Di antara logam industri, harga tembaga turun untuk sesi ketiga berturut-turut, dengan kekhawatiran atas China memberikan tekanan jual paling besar.
Tembaga turun 0,2% di $ 3,3972 per pon, setelah jatuh lebih dari 2% dalam dua sesi terakhir.
Persetujuan Presiden Xi Jinping untuk masa jabatan ketiga mendorong kekhawatiran atas kebijakan yang lebih mengganggu ekonomi, terutama setelah Presiden China itu menegaskan kembali komitmen negara itu terhadap komitmen nol-COVID yang ketat.
Meski impor tembaga China tetap stabil hingga September, data PDB yang lumayan membebani sentimen terhadap negara tersebut.
Indikator manufaktur yang lemah dari tiga ekonomi terbesar di dunia, yang dirilis minggu ini, juga memberikan gambaran redup tentang aktivitas industri global, yang berdampak buruk bagi permintaan tembaga.
Tetapi pasar tembaga fisik tetap ketat, terutama di tengah melambatnya produksi dari Chili dan sanksi AS terhadap ekspor Rusia.
Fokus kini tertuju pada data PDB kuartal III AS yang akan dirilis minggu ini untuk mengukur dampak kenaikan suku bunga pada ekonomi terbesar di dunia tersebut.