PT Equityworld, Pemain Persib Bandung Tony Sucipto menyebut para pelaku kerusuhan dalam laga tandang melawan Bhayangkara FC di Kota Bekasi, Minggu malam, merupakan oknum suporter Bobotoh.
"Ada oknum mengatasnamakan Bobotoh yang merusak nama suporter Persib malam ini," katanya di Bekasi.
Menurut pemain belakang Persib itu, Bobotoh telah bersama Persib selama 19 tahun tanpa gelar lewat dukungan yang diberikan selama jalannya pertandingan.
"Hingga kami meraih gelar juara pada 2014 pun, Bobotoh terus memberikan dukungannya dengan maksimal," katanya.
Pantauan Antara melaporkan, kerusuhan itu berlangsung di menit ke 83 pertandingan usai gol kedua Bhayangkara yang diciptakan Ilham Armaiyn di menit 81.
Kerusuhan bermula saat ribuan oknum suporter Persib Bandung melempar botol plastik ke arah lapangan sebagai bentuk protes terhadap pemain.
Tidak berselang lama, belasan oknum suporter Persib membobol pintu masuk timur stadion dan menerobos masuk ke dalam lapangan untuk memprotes langsung para pemain Persib yang dianggap lemah.
Situasi itu memaksa wasit Yeni Krisdianto menyetop sementara jalannya pertandingan selama lebih dari 10 menit.
Ulah oknum suporter yang melakukan pelemparan botol plastik ke dalam lapangan serta menyalakan lampu flair membuat kesal suporter Bobotoh di tribun utara dan timur hingga keduanya terlibat baku hantam.
Tony Sucipto bersama para pemain Persib sempat menenangkan massa yang terlibat kerusuhan.
"Saya katakan kepada penonton, kita percuma teriak dan anarkis. Saya menyayangkan oknum atasnamakan Bobotoh karena yang rugi Persib. Nama baik suporter akan tercemar," katanya.
Kerusuhan semakin menjadi saat ribuan Bharamania pendukung Bhayangkara ikut memprotes kerusuhan itu dengan menyambangi tribun timur dan melakukan upaya penghadangan terhadap onum yang terlibat bentrokan fisik.
Kerusuhan pun menjalar hingga ke luar area tribun saat oknum Bobotoh yang berlarian dikejar oleh Bharamania yang mayoritasnya merupakan aparat kepolisian.
Diperkirakan puluhan korban mengalami luka-luka dalam insiden itu, bahkan sejumlah Bharamania menyita dan menghapus memori ponsel suporter lawan yang mencoba memvideokan aksi kekerasan dari masing-masing pihak yang terlibat bentrokan fisik.
Aparat gabungan berseragam kepolisian dan bersenjata peluru karet nampak dikerahkan untuk menenangkan massa serta menangkap oknum yang dianggap sebagai provokator dalam kejadian itu.
"Kami kecewa dengan pemain belakang Persib yang jelas-jelas sangat lemah menghadang penyerang Bhayangkara. Bahkan kepemimpinan wasit juga kita pertanyaan karena berat sebelah," ujar salah satu suporter Persib Erik Kustara.
Akibat kejadian itu, tim berjuluk Maung Bandung itu terancam tiga pelanggaran yakni menyalahkan flair, pelemparan botol plastik ke dalam lapangan serta suporter yang menerobos masuk ke dalam lapangan dengan besaran denda masing-masing berkisar Rp10 juta.
Pascasituasi kondusif, wasit kembali melanjutkan laga lanjutan Liga 1 Musim 2017 itu yang berakhir 2-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC.
PT Equityworld
"Ada oknum mengatasnamakan Bobotoh yang merusak nama suporter Persib malam ini," katanya di Bekasi.
Menurut pemain belakang Persib itu, Bobotoh telah bersama Persib selama 19 tahun tanpa gelar lewat dukungan yang diberikan selama jalannya pertandingan.
"Hingga kami meraih gelar juara pada 2014 pun, Bobotoh terus memberikan dukungannya dengan maksimal," katanya.
Pantauan Antara melaporkan, kerusuhan itu berlangsung di menit ke 83 pertandingan usai gol kedua Bhayangkara yang diciptakan Ilham Armaiyn di menit 81.
Kerusuhan bermula saat ribuan oknum suporter Persib Bandung melempar botol plastik ke arah lapangan sebagai bentuk protes terhadap pemain.
Tidak berselang lama, belasan oknum suporter Persib membobol pintu masuk timur stadion dan menerobos masuk ke dalam lapangan untuk memprotes langsung para pemain Persib yang dianggap lemah.
Situasi itu memaksa wasit Yeni Krisdianto menyetop sementara jalannya pertandingan selama lebih dari 10 menit.
Ulah oknum suporter yang melakukan pelemparan botol plastik ke dalam lapangan serta menyalakan lampu flair membuat kesal suporter Bobotoh di tribun utara dan timur hingga keduanya terlibat baku hantam.
Tony Sucipto bersama para pemain Persib sempat menenangkan massa yang terlibat kerusuhan.
"Saya katakan kepada penonton, kita percuma teriak dan anarkis. Saya menyayangkan oknum atasnamakan Bobotoh karena yang rugi Persib. Nama baik suporter akan tercemar," katanya.
Kerusuhan semakin menjadi saat ribuan Bharamania pendukung Bhayangkara ikut memprotes kerusuhan itu dengan menyambangi tribun timur dan melakukan upaya penghadangan terhadap onum yang terlibat bentrokan fisik.
Kerusuhan pun menjalar hingga ke luar area tribun saat oknum Bobotoh yang berlarian dikejar oleh Bharamania yang mayoritasnya merupakan aparat kepolisian.
Diperkirakan puluhan korban mengalami luka-luka dalam insiden itu, bahkan sejumlah Bharamania menyita dan menghapus memori ponsel suporter lawan yang mencoba memvideokan aksi kekerasan dari masing-masing pihak yang terlibat bentrokan fisik.
Aparat gabungan berseragam kepolisian dan bersenjata peluru karet nampak dikerahkan untuk menenangkan massa serta menangkap oknum yang dianggap sebagai provokator dalam kejadian itu.
"Kami kecewa dengan pemain belakang Persib yang jelas-jelas sangat lemah menghadang penyerang Bhayangkara. Bahkan kepemimpinan wasit juga kita pertanyaan karena berat sebelah," ujar salah satu suporter Persib Erik Kustara.
Akibat kejadian itu, tim berjuluk Maung Bandung itu terancam tiga pelanggaran yakni menyalahkan flair, pelemparan botol plastik ke dalam lapangan serta suporter yang menerobos masuk ke dalam lapangan dengan besaran denda masing-masing berkisar Rp10 juta.
Pascasituasi kondusif, wasit kembali melanjutkan laga lanjutan Liga 1 Musim 2017 itu yang berakhir 2-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC.
PT Equityworld