EquityWorld Samarinda- Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menjajaki peluang kerja sama di bidang energi baru terbarukan dengan Maroko dalam pertemuan yang digelar di Maroko, Rabu (8/11).
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan telah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Hidup Kerajaan Maroko.
"Saya kemarin bertemu Sekjen Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Hidup Kerajaan Maroko dalam rangka menjajaki kerja sama di bidang energi," katanya.
Agung menjelaskan, saat ini pemerintah Maroko sedang berfokus mengembangkan energi baru terbarukan, seperti energi angin dan surya.
Teknologi energi baru terbarukan di Maroko, lanjut dia, sudah sangat efisien sehingga harga jualnya hanya sekitar 2,6 sen dolar AS per kWh.
Rencananya, pada 2030, sekitar 52 persen energi Kerajaan Maroko berasal dari energi angin dan surya.
Negara itu bahkan ingin memproklamirkan diri sebagai penyuplai energi terbarukan di Eropa dan Afrika lantaran telah menjalin kerja sama dengan Spanyol dan Portugal.
Agung menambahkan, selain peluang kerja sama di bidang energi baru terbarukan, sektor lain seperti pariwisata dan perikanan juga punya potensi untuk dikembangkan.
"Pada awal Desember 2017 mendatang, Raja Maroko berencara mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Kedatangan Raja Maroko ini dalam rangka untuk membicarakan lebih lanjut kerja sama yang akan dibangun dengan Indonesia," katanya seraya menambahkan akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga teknis terkait untuk persiapan kerja sama.
EquityWorld Samarinda
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan telah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Hidup Kerajaan Maroko.
"Saya kemarin bertemu Sekjen Kementerian Energi, Pertambangan, dan Lingkungan Hidup Kerajaan Maroko dalam rangka menjajaki kerja sama di bidang energi," katanya.
Agung menjelaskan, saat ini pemerintah Maroko sedang berfokus mengembangkan energi baru terbarukan, seperti energi angin dan surya.
Teknologi energi baru terbarukan di Maroko, lanjut dia, sudah sangat efisien sehingga harga jualnya hanya sekitar 2,6 sen dolar AS per kWh.
Rencananya, pada 2030, sekitar 52 persen energi Kerajaan Maroko berasal dari energi angin dan surya.
Negara itu bahkan ingin memproklamirkan diri sebagai penyuplai energi terbarukan di Eropa dan Afrika lantaran telah menjalin kerja sama dengan Spanyol dan Portugal.
Agung menambahkan, selain peluang kerja sama di bidang energi baru terbarukan, sektor lain seperti pariwisata dan perikanan juga punya potensi untuk dikembangkan.
"Pada awal Desember 2017 mendatang, Raja Maroko berencara mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Kedatangan Raja Maroko ini dalam rangka untuk membicarakan lebih lanjut kerja sama yang akan dibangun dengan Indonesia," katanya seraya menambahkan akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga teknis terkait untuk persiapan kerja sama.
EquityWorld Samarinda