This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 22 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Jatuh ke Rp14.108, Gagal Manfaatkan Pelemahan USD





Equity World FuturesNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, kembali melanjutkan pelemahan. Sempat dibuka naik 2 poin ke level Rp14.100 per USD, laju rupiah di indeks Bloombergkemudian berbalik turun 6 poin atau 0,04% ke Rp14.108 per USD.

Data Yahoo Finance menunjukan hal serupa, dimana rupiah pada pagi ini melemah 9 poin atau 0,06% ke level Rp14.105 per USD, setelah kemarin ditutup di level Rp14.096 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada Jumat ini dipatok di Rp14.102 per USD, terdepresiasi 12 poin dari Kamis lalu di level Rp14.090 per USD.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, melemahnya rupiah karena tekanan eksternal, yaitu kekhawatiran tentang perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Tampaknya pelaku pasar masih terlihat panik dengan adanya sentimen perang dagang antara China dan AS serta rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, sehingga untuk sementara menjauhi rupiah," 

Rupiah pun gagal memanfaatkan melemahnya dolar AS, yang jatuh dari puncak 11 bulan terhadap enam mata uang utama. Dolar terpukul oleh rebound-nya euro dan poundsterling Inggris. Lemahnya dolar disebabkan indeks manufaktur yang turun tajam ke level terendah 1-1/2 tahun.

Indeks manufaktur Philadelphia Fed turun menjadi 19,9 pada Juni ini, berbanding angka 34,4 pada Mei kemarin. Menjadi penurunan paling tajam sejak Januari 2014. "Indeks Philly Fed yang lemah memperkuat kekhawatiran bahwa perang dagang Presiden Trump akan melukai prospek ekonomi AS dan memperburuk suasana," 

Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,1% menjadi 94,792. Alhasil, euro rebound dari level terendah 11 bulan menjadi USD1,1508 per EUR. Dan poundsterling Inggris naik 0,7% menjadi USD1,3270 per GBP, setelah Kepala Ekonom Bank of England Andy Haldane setuju untuk kenaikan suku bunga ke level 0,75%.



















Kamis, 21 Juni 2018

PT Equity World Futures : Dolar AS Balik ke Rp 14.000

Equity World FuturesNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pagi ini. Dikutip dari Reuters, dolar AS dihargai Rp 14.091, sementara kemarin berada di level Rp 13.920.


Nilai tukar rupiah terendah terhadap dolar hari ini terpantau Rp 14.000 dan tertinggi di Rp 14.098. Sebelumnya pada masa Ramadan awal Juni lalu, dolar AS sempat bertahan di level Rp 13.900-an.


Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai membaik. Menurutnya, nilai tukar rupiah saat ini tidak terlalu bergejolak dibanding beberapa waktu lalu, setelah BI mengintervensi lewat kenaikan suku bunga acuan.


"Kurs memang sempat agak gonjang-ganjing, sekarang pun belum normal benar, tetapi sudah lebih tenang," kata Darmin saat halalbihalal di kediamannya, beberapa waktu lalu.


Pergerakan rupiah pada pekan ini diperkirakan masih akan tertekan sentimen perang dagang antara AS dengan China. 















Rabu, 20 Juni 2018

PT Equity World Futures : Industri Manufaktur Bakal Genjot Produksi Pasca-Libur Lebaran


Equity World Futures - Industri manufaktur diyakini akan meningkatkan kembali produktivitasnya setelah masa libur panjang Lebaran tahun ini. Lonjakan kinerja tersebut diharapkan bakal mengerek pertumbuhan positif pada kuartal III/2018.

"Kemarin kan sempat transportasi barang dibatasi, ditambah pula dengan adanya liburan yang cukup lama dari biasanya. Tetapi ini bisa dikejar pada kuartal III nanti,"

Menperin juga meyakini momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang berlangsung tahun ini tak akan mengganggu industri, namun sebaliknya berdampak positif terhadap produksi sejumlah industri manufaktur. 

"Apalagi nanti juga ada pemilu, tentu demand produknya lebih banyak lagi," 

Berdasarkan data BPS, pada kuartal I/2018, industri manufaktur nasional skala besar dan sedang di dalam negeri mengalami peningkatan produksi sebesar 0,88%, lebih tinggi dibanding kuartal IV/2017 (quarter to quarter/q to q) dan tumbuh 5,01% dari kuartal I/2017 (year on year/yoy).

Selanjutnya, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 5,03% di kuartal I/2018, meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,8%. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%.

Kinerja cemerlang juga diikuti industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,7%, kemudian industri logam dasar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53%, serta industri alat angkutan 6,33%.

Berdasarkan indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI) Indonesia yang dirilis oleh Nikkei dan Markit, pergerakan industri manufaktur nasional semakin ekspansif lantaran didorong permintaan baru yang mengalami pertumbuhan paling cepat sejak Juli 2014.

Di samping itu, produksi manufaktur dalam negeri terus menunjukkan kenaikan selama empat bulan terakhir dan menjadi periode perluasan usaha yang terpanjang sejak lima tahun silam. Capaian ini terlihat dari PMI Indonesia pada Mei 2018 yang menyentuh di level tertinggi dalam 23 bulan, yakni sebesar 51,7 atau naik dari bulan sebelumnya 51,6.

Sekjen Kemenperin Haris Munandar menyampaikan, pembatasan transportasi pada tanggal tertentu akan mempengaruhi aktivitas ekspor industri manufaktur. "Memang kalau libur panjang, pasokan untuk ekspornya bisa terlambat,"

Kendati demikian, Haris optimistis, setiap industri memiliki strategi sendiri untuk mengatasi pemenuhan produk dalam negeri maupun ekspor. "Pasti mereka punya cara untuk mengantisipasi ini,".

Pada kuartal I/2018, industri manufaktur mencatatkan nilai ekspor sebesar USD32 miliar atau naik 4,5% dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu di angka USD30,6 miliar.



















Selasa, 19 Juni 2018

PT Equity World Futures : Negara-Negara Asia Ini Tak Goyang oleh Kenaikan Fed Rate





Equity World Futures - Kebijakan the Fed menaikkan suku bunga telah mengguncang banyak pasar negara berkembang yang mata uangnya kemudian melemah terhadap dolar AS. Namun demikian, ada pula sekelompok kecil ekonomi Asia yang tidak keberatan pelemahan mata uangnya.

Pasar Argentina, Brasil dan Turki menerima pukulan terbesar. Sedangkan di Asia, bank sentral India, Indonesia dan Filipina telah menaikkan suku bunga dan melakukan intervensi untuk mempertahankan nilai tukarnya.

Namun, tidak seperti negara-negara tersebut, yang mengalami defisit neraca berjalan, bank-bank sentral di negara-negara surplus eksternal seperti Thailand, Korea Selatan, Taiwan dan pada tingkat yang lebih rendah, Malaysia, dinilai tidak akan merasa perlu mengikuti kenaikan suku bunga Fed.

"Saya tidak melihat negara-negara itu dipaksa oleh the Fed karena beberapa dari mereka memiliki surplus yang sangat besar sehingga mereka mungkin malah akan senang melihat mata uangnya melemah serta meningkatnya arus modal keluar, pada tingkatan tertentu," 

Pasalnya, mata uang yang lebih lemah dari arus keluar portofolio dapat membantu mengangkat inflasi di bawah target dan memberi keuntungan bagi eksportir di saat meningkatnya ketidakpastian atas perdagangan global serta kemungkinan melemahnya ekonomi China.

Pertemuan bank sentral minggu ini di Thailand dan Taiwan kemungkinan akan memperkuat pandangan itu, di mana sebagian besar ekonom melihat paling banyak satu kenaikan suku bunga di Thailand, Taiwan, dan Korea Selatan selama 18 bulan ke depan, dibandingkan dengan lima atau enam kali kenaikan oleh Fed.

Peso Filipina tercatat kehilangan hampir 7% dari nilai tertingginya Januari dan sekarang diperdagangkan pada titik terendah dalam 12 tahun. Rupee India juga mendekati rekor terendah setelah kehilangan jumlah yang sama. Sementara rupiah turun sekitar 5% setelah dua kali kenaikan suku bunga dan intervensi oleh bank sentral.

Sebaliknya, won Korea , baht Thailand dan dolar Taiwan semuanya turun 3% dari level tertinggi Januari dan sementara bank sentral masing-masing mempertahankan suku bunganya tetap stabil di dekat rekor terendah.

Salah satu alasan mengapa negara dengan ekonomi surplus tidak mendapat tekanan sebesar negara-negara yang neraca berjalannya defisit adalah posisi investor asing. Di negara-negara defisit, investor cenderung memiliki obligasi jangka pendek, yang lebih likuid dan kurang berisiko daripada utang jangka panjang. Di negara-negara dengan surplus, investor lebih nyaman memegang surat berharga jangka panjang.

Saat the Fed mulai menaikkan suku bunga sekitar tiga tahun lalu, premi yang ditawarkan oleh obligasi jangka pendek India dan Indonesia telah turun sekitar 200 basis poin. Di Filipina, premi telah turun hampir dalam jumlah yang sama selama 12 bulan terakhir.

Perbedaan itu telah menyempit sekitar 200 bps di Korea Selatan, Thailand dan Taiwan juga dan bahkan berubah negatif. Namun, preferensi lebih besar investor untuk utang jangka panjang telah membantu membatasi tekanan mata uang ke bawah.

Alasan lain mengapa bank-bank sentral tidak harus mengikuti langkah the Fed adalah bahwa kebangkitan China sebagai kekuatan ekonomi utama berarti bahwa Asia kurang disinkronkan dengan siklus AS daripada sebelum krisis keuangan global.

Runtuhnya Lehman Brothers pada tahun 2008 bertepatan dengan momen ketika perdagangan Asia dengan China melampaui nilai perdagangan dengan Amerika Serikat. Oleh karena itu, perlambatan momentum ekonomi di China mungkin memiliki lebih banyak dampak pada outlook laju ekonomi di Asia daripada siklus ekonomi AS.














Equity World Futures 

Kamis, 14 Juni 2018

PT Equity World Futures : Mudik Ala Menteri Perhubungan Budi Sumadi



Equity World Futures - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memberikan tips aman saat mudik ke kampung halaman bagi para pengguna transportasi darat. Ia menyarankan untuk mereka yang memakai bus, sebaiknya menggunakan fasilitas sistem pembelian tiket secara online. 


"Berbagai tips memang banyak kami sampaikan kepada mereka yang menggunakan jalur darat. Kalau menggunakan bus sebaiknya gunakan dengan cara online, karena itu tanggung  jawabnya lebih jelas," 


Kemudian untuk pada para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, juga diimbau agar mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum melakukan perjalanan mudik. "Yang kedua bagi angkutan darat lainnya tentunya kalau mengendarai mobil pribadi, persiapkan dengan baik karena jalannya panjang,"



Tambah Menhub, Anda harus siap dengan segala sesuatu. Sementara bagi pemudik pengendara motor apabila berjarak lebih dari 60 km, disarankan agar tidak menggunakan motor. Terakhir, Menteri Perhubungan meminta kepada Kapolda dan Kadishub untuk insentif melakukan proses ramp check kepada seluruh sarana yang akan digunakan untuk arus mudik dan arus balik. 



"Catatan kecelakaan tahun lalu turun 30%, oleh karenanya himbauan untuk ramp check dan tidak mudik dengan motor ini penting. Setelah dikonsolidasikan di seluruh Indonesia ternyata proses ramp check baru 50%. Sehingga saya minta kepada Kapolda dan Kadishub untuk insentif melakukan rampcheck agar mencapai 70-80%," 











Equity World Futures


Rabu, 13 Juni 2018

PT Equity World Futures : Ratusan Warga Bandung Ikuti Mudik Gratis Pos Indonesia






Equity World Futures - Sebanyak 517 peserta dari berbagai daerah di wilayah Bandung  mengikuti mudik gratis yang diadakan PT Pos Indonesia (Persero). Mereka berangkat menggunakan 11 bus untuk tujuan Semarang, Solo, Yogyakarta. 

Mudik gratis Pos Indonesia dilepas jajaran manajemen di Halaman Kantor Pusat Pos Indonesia, Jalan Cilaki, Kota Bandung.


Program mudik gratis dari PT Pos Indonesia ini merupakan bagian dari program Kementerian BUMN dengan mengusung tema "Mudik Bareng BUMN" yang salah satunya bekerja sama dengan PT Pos Indonesia.

"Di Bandung kami lepas untuk tiga tujuan. Yaitu Semarang sebanyak 110 orang, Solo 186 orang, dan Yogyakarta 186 orang. Mudik gratis ini menggunakan 11 bus," 

Agus mengungkapkan, mayoritas peserta mudik gratis 2018 ini merupakan masyarakat umum yang bekerja di wilayah Bandung raya. Sebagian besar peseta rutin mengikuti program mudik gratis setiap tahunnya.

"Mayoritas pelanggan, masyarakat umum, ada juga beberapa karyawan PT Pos seperti dari bagian office boy, tenaga sekuriti yang ikut serta sekaligus untuk mengontrol situasi selama perjalanan mudik,"


Dalam mudik gratis ini, PT Pos juga memberikan sejumlah pelayanan penunjang selama dalam perjalananan. Seperti Jaminan asuransi serta dibekali makan untuk berbuka puasa dan obat-obatan.













Equity World Futures

Selasa, 12 Juni 2018

PT Equity World Futures : Masuki Libur Lebaran, Konsumsi BBM Pertamax Meningkat 24%








Equity World Futures - Memasuki hari pertama libur bersama Ramadhan 2018, padatnya arus kendaraan bermotor sudah terlihat. Konsumsi harian bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) , menunjukkan kenaikan rata-rata sekitar 7%. 

Dari pertumbuhan tersebut, gasoline jenis Pertamax naik hingga 24% dibandingkan konsumsi harian normal. Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, kenaikan konsumsi gasoline dan gasoil ini sesuai dengan estimasi perseroan sebelumnya. 

"Kami memperkirakan puncak arus mudik terjadi mulai kemarin (Sabtu). Meningkatnya konsumsi Pertamax dan Dex mencerminkan kesadaran konsumen memakai BBM berkualitas untuk menjaga mesin kendaraan selama perjalanannya," 

Tak hanya bahan bakar untuk kendaraan bermotor, kenaikan juga terlihat pada konsumsi Avtur. Pada Sabtu (9/6), penyaluran bahan bakar pesawat terbang meningkat 5%, dari rata-rata harian sebesar 16,5 juta liter menjdi 17,4 juta liter. 

Sementara itu untuk kebutuhan rumah tangga, penggunaan LPG tercatat sebesar 25.8 ribu metrik ton (MT) atau naik 23% dari harian rata-rata yang sebesar 21 ribu MT. Pertumbuhan konsumsi LPG sudah terlihat sejak Selasa 5 Juni 2018, atau H-10 Lebaran. Ketahanan stok LPG juga dalam kondisi aman hingga 17 hari ke depan. Stok ini jauh diatas standar stok nasional yang ditetapkan yakni 11 hari. 

“Guna menjaga penyaluran distribusi BBM ini, Pertamina siaga melakukan monitoring dan distribusi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Apabila pemudik membutuhkan informasi seputar BBM atau mengenai Pertamina, masyarakat bisa menghubungi Pertamina Contact Center di nomor 1500 000,” 

Berdasarkan data Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2018 Pertamina pada Sabtu siang, 9 Juni 2018, penyaluran Pertamax sudah mencapai 22,1 juta liter. Pada kondisi normal, penyaluran rata-rata Pertamax sebesar 17,8 juta liter. Sementara itu, produk unggulan untuk kendaraan diesel yakni Dex naik 6% menjadi 773 ribu liter, dibandingkan rata-rata harian normal 729 ribu liter.












Equity World Futures 

Senin, 11 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Akhir Pekan Ditutup Merosot ke Level Rp13.925/USD




Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menjelang libur Lebaran 2018, masih sulit bangkit hingga mendekati level Rp14.000/USD. Kejatuhan mata uang Garuda pada akhir pekan mengiringi pergerakan mendatar Poundsterling seiring ketidakpastian menjelang pembicaraan terbaru negosiasi Brexit. 

Menurut data Yahoo Finance mencatat, Rupiah anjlok menjadi Rp13.925/USD. Dalam pantauan Yahoofinance, Rupiah berada dalam rentang Rp13.863 per USD hingga Rp13.942 per USD.

Sementara data Bloomberg, indeks dolar pada pukul 5.03 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah ke level Rp13.932/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp13.887-Rp13.943/USD.

Kejatuhan rupiah juga terlihat pada data SINDOnews bersumber dari Limas yang menunjukkan hingga sesi perdagangan sore, rupiah terus merosot ke level Rp13.925/USD. Rupiah tak berdaya dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.875/USD. 

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berakhir tertahan pada jalur pelemahan di level Rp13.902/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah jatuh cukup dalam terhadap USD dari kemarin Rp13.868/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Poundsterling diperdagangkan flat pada hari ini ketika investor masih memantau perkembangan pembicaraan Brexit serta data ekonomi apakah dapat menghentikan penurunan mata uang. Pooundsterling pada perdagangan Jumat masih merosot di bawah 1,34 terhadap USD, meski sedikit mundur dari level tertinggi 12 hari pada hari Kamis di level 1,3472.












Equity World Futures

Jumat, 08 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Sesi Pagi Dibuka Tertekan di Level Rp13.873/USD






Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan dibuka kembali tertekan di kisaran level Rp13.873/USD. Penyusutan mata uang Garuda saat euro menjaga tren positif. 

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp13.868/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah menguat dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp13.875/USD.

Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg, pada sesi pembukaan berada di level Rp13.878/USD atau berbalik menyusut dari posisi perdagangan kemarin Rp13.854/USD. Pergerakan harian rupiah pada awal perdagangan ada di kisaran Rp13.860-Rp13.879/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga memperlihatkan penurunan di awal sesi untuk kehilangan tipis ke level Rp13.873/USD dan menjadi sinyal negatif. Posisi tersebut tidak lebih baik dari kemarin Rp13.851/USD.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi berada pada posisi Rp13.873/USD  atau tergelincir dari posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.852/USD. Pergerakan harian rupiah menjelang akhir pekan berada pada level Rp13.843-Rp13.876/USD.

Sementara seperti dilansir Reuters, euro menjaga raihan positif ketika tetap mendekati level tertinggi dalam dua pekan terhadap beberapa mata uang rival lainnya. Hal ini seiring meningkatnya harapan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengumumkan untuk mengakhiri program stimulusnya pada akhir tahun. 

Sentimen tersebut mendorong euro ke level tertinggi dua minggu di posisi 1,17955 terhadap USD, pada perdagangan Rabu, kemarin. Sementara pada perdagangan hari ini, euro dalam sesi sebelumnya diperdagangkan pada posisi 1,1781 versus USD untuk memperpanjang kenaikannya sepanjang pekan ini menjadi 1,0%.

Euro juga menguat terhadap mata uang lainnya, dengan mencapai tertinggi dua minggu seperti saat melawan franc Swiss di level 1,1640 dan terhadap Yen Jepang, menjadi  129,83. Yen melemah terhadap banyak mata uang karena meredanya kekhawatiran atas politik Italia dan reli berbasis teknologi di saham global meningkatkan sentimen risiko.

Dolar memperpanjang pemulihan dari level terendah lima minggu menjadi 108,115 terhadap Yen yang disentuh pada 29 Mei . Dalam sesi terakhir mencapai 110,15 yen, setelah mencapai tertinggi dua minggu di level 110,27 pada akhir perdagangan AS.










Equity World Futures

Kamis, 07 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Ditutup Berangsur Pulih Saat Euro Sentuh Level Tertinggi







Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore,berangsur kembali pulih, untuk melanjutkan tren positif sejak kemarin. Kenaikan mata uang Garuda mengiringi penguatan euro yang belum terbendung hingga menyentuh level tertinggi sepuluh hari. 

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore berada pada posisi Rp13.852/USD atau mencoba membaik di zona hijau dibanding penutupan sebelumnya Rp13.876/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp13.835-Rp13.883/USD.

Menurut data Bloomberg di akhir perdagangan, rupiah bertengger ke level Rp13.854/USD atau menghijau dari penutupan kemarin Rp13.880/USD. Pergerakan harian rupiah berada di kisaran Rp13.839-Rp13.887/USD.

Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini berada pada level Rp13.851/USD untuk memperlihatkan sinyal penguatan dibandingkan sebelumnya. Posisi ini menanjak dibandingkan kemarin Rp13.905/USD.
 
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada jalur perbaikan dengan berada pada level Rp13.875/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah berbalik menguat dari posisi perdagangan sebelumnya yang berada pada level Rp13.887/USD. 

Seperti dilansir Reuters, Euro naik ke level tertinggi sepuluh hari pada hari Rabu setelah pejabat Bank Sentral Eropa mengatakan mengakhiri program pembelian obligasi bank pada akhir 2018. Menurutnya hal ini masuk akal ketika inflasi naik kembali ke targetnya.

Komentar pejabat Bank Sentral Eropa mendorong euro naik 0,4% ke level tertinggi sepuluh hari di posisi 1,17580 saat berhadapan dengan USD. Euro sendiri telah mengalami penguatan sekitar 0,8% sepanjang pekan ini dengan naik sekitar dua sen sejak menyentuh level terendah 10 bulan di posisi 1,1510 terhadap USD pada 29 Mei.










Equity World Futures

Rabu, 06 Juni 2018

PT Equity World Futures : Negara-negara Kaya Masih Subsidi Bahan Bakar Fosil






Equity World Futures - Negara-negara maju menghabiskan sedikitnya USD100 miliar (Rp1.387 triliun) per tahun untuk subsidi konsumsi minyak, gas, dan batubara. Dana itu dikucurkan meski negara-negara industri maju itu berjanji mengakhiri subsidi bahan bakar fosil pada 2025. 

Laporan itu dirilis Overseas Development Insitute (ODI) Inggris kemarin menjelang konferensi tingkat tinggi G7 di Kanada. Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) sebagai anggota Grup Tujuh (G7) berjanji pada 2016 untuk mengakhiri dukungan pada bahan bakar fosil pada 2025. Namun, studi yang dipimpin ODI menemukan mereka menghabiskan sedikitnya USD100 miliar per tahun untuk mendukung bahan bakar fosil di dalam dan luar negeri pada 2015 dan 2016.

"Pemerintah sering menyatakan mereka tidak memiliki sumber daya publik untuk mendukung transisi energi bersih," ungkap kepala penulis studi ODI Shelagh Whitley pada Thomson Reuters Foundation. "Apa yang kita ingin coba lakukan ialah menyoroti bahwa sumber daya itu di sana, tapi digunakan secara tidak efisien. G7 berjanji mengakhiri subsidi bahan bakar fosil, tapi mereka tidak memiliki sistem apa pun untuk akuntabilitas memenuhi janji itu. Mereka tidak memiliki peta jalan atau rencana," . 

Para peneliti menyelidiki setiap negara dengan melihat berbagai indikator, seperti transparansi, janji dan komitmen, serta perkembangan mereka untuk mengakhiri penggunaan, dukungan, dan produksi bahan bakar fosil. Prancis berada di rangking tertinggi dengan skor 63 dari 100 poin, diikuti Jerman 62 poin, Kanada 54 poin, dan Inggris 47 poin. AS memiliki skor terendah 42 dari 100 poin karena dukungan pada produksi bahan bakar fosil dan penarikan dari pakta global perubahan iklim 2015.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan setahun lalu dia mundur dari kesepakatan iklim yang ditandatangani 200 negara. Kesepakatan Paris 2015 meminta komitmen berbagai negara mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga naiknya suhu global di bawah 2 derajat celsius di atas era praindustri. Inggris memiliki skor terendah pada transparansi karena menyangkal bahwa pemerintah memberikan subsidi bahan bakar fosil meski mendukung pelonggaran pajak untuk eksplorasi gas dan minyak Laut Utara.

Kami tidak menyubsidi produksi atau konsumsi bahan bakar fosil. Kami mendukung negara-negara lain menghentikan subsidi bahan bakar fosil sebagai bagian komitmen kami pada janji G20 dan G7.









Equity World Futures

Selasa, 05 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Awal Bulan Juni Dibuka Mulai Pulih, USD Naik Lawan Yen






Equity World FuturesNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, dibuka berangsur mulai membaik, ke kisaran level Rp13.870/USD. Sinyal positif mata uang Garuda terjadi saat dolar masih menjaga tren penguatan terhadap beberapa mata uang utama lainnya. 

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp13.872/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah menanjak naik dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp13.951/USD .

Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg, pada sesi pembukaan berada di level Rp13.870/USD atau berbalik menguat dari posisi perdagangan kemarin sebelum libur panjang Rp13.896/USD. Pergerakan harian rupiah berada di kisaran Rp13.860-Rp13.880/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga memperlihatkan perbaikan di awal sesi untuk sedikit membaik ke level Rp13.870/USD dan menjadi sinyal positif.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi berada pada posisi Rp13.868/USD atau meningkat dari posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.889/USD. Pergerakan harian rupiah ada pada level Rp13.843-Rp13.890/USD.

Sementara seperti dilansir Reuters, dolar menguat terhadap Yen Jepang pada awal pekan setelah rilis laporan pekerjaan AS menumbuhkan semangat optimistis. Meski begitu ketidakpastian atas potensi risiko politik membuat prospek jangka pendek mata uang akan tertekan. 

USD bertambah 0,15% menjadi 109.660 saat melawan Yen untuk melanjutkan tren kenaikan sebesar 0,6% pada hari Jumat, kemarin. Hal ini terimbas hasil positif pertumbuhan pekerjaan AS dan kenaikan upah pada bulan Mei. 

Laporan pekerjaan AS yang kuat membantu mengimbangi faktor yang membebani dolar pada awal pekan lalu, seperti meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang mereka dari Eropa. 

Tercatat greenback merosot terhadap enam mata uang utama, terbebani oleh lonjakan euro terhadap greenback. Indeks dolar tergelincir 0,15% menjadi 94,029 setelah naik sekitar 0,2% pada akhir pekan kemarin. Sedangkan euro meningkat 0,2 persen menjadi 1,1685 untuk memulihkan sebagian besar kerugian sebelumnya.








Senin, 04 Juni 2018

PT Equity World Futures : Harga Minyak Mentah Dunia Menyusut Dua Hari Beruntun

Equity World Futures - Harga minyak mentah Amerika Serikat melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan, ketika mendapatkan tekanan dari catatan produksi minyak Negeri Paman Sam -julukan AS-. Sementara di sisi lain ekspektasi output Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) tercatat lebih tinggi. 

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS telah mengalami penurunan 13 sen atau setara 0,2% menjadi USD66,91 per barel pada pukul 02.10 GMT setelah jatuh hampir 2% pada Kamis, kemarin. Sedangkan harga minyak mentah Brent mengalami sedikit perubahan pada sesi sebelumnya usai lebih rendah 6 sen atau 0,1% di level USD77,50 per barel.

Produksi minyak mentah AS semakin meningkat hingga menyentuh rekor tertinggi sejak akhir tahun lalu. Terpantau pada Maret, produksi minyak AS telah melonjak 215.000 barel per hari (bpd) menjadi 10,47 juta barel per hari untuk menjadi rekor baru selama satu bulan berdasarkan data Administrasi Informasi Energi (EIA). 

"Produksi AS terus tumbuh, bila melihat garisnya terus menanjak. Meningkatnya penyebaran antara Brent dan WTI. Maka secara finansial masuk akal bagi pembeli untuk mengambil WTI karena harganya sangat murah," ujar Manajer Risiko Minyak Mitsubishi Corp yakni Tony Nunan. 

Sebelumnya pada Kamis, kemarin terlihat premi untuk Brent atas WTI melampaui USD11 per barel, terbesar sejak awal 2015. Hal itu telah berlipat ganda dalam waktu kurang dari sebulan, karena kurangnya kapasitas pipa di Amerika Serikat telah menjebak banyak output. "Penurunan inventaris di AS dibayangi oleh output AS yang melonjak ke tingkat rekor tertinggi," kata ANZ dalam sebuah catatan.

Minyak Brent mencapai posisi terendah tiga minggu di bawah USD75 per barel pada hari Senin, setelah OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, mengindikasikan mereka dapat menyesuaikan kesepakatan mereka untuk membatasi pasokan dan meningkatkan produksi. Sepanjang pekan ini, WTI turun 1,4% sementara Brent naik 1,4%.










Equity World Futures

Sabtu, 02 Juni 2018

PT Equity World Futures : BI 7-Day Repo Rate Naik, Pendanaan Lewat IPO Jadi Alternatif





Equity World Futures - Kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) dari 4,5% menjadi 4,75% yang dilakukan Bank Indonesia (BI), menurut Ekonom Indef Bhima Yudhistira bakal membuat kredit melemah. Sebab, kredit semakin mahal untuk kedepannya hingga membuat pelaku usaha mencari pendanaan alternatif lewat IPO. 



"Bagi bank tentu dampaknya bunga deposito dan kredit semakin mahal. Beberapan bank buku 3 dan 4 langsung respons dengan naikan bunga deposito 25 bps. Untuk bunga kredit lag nya 1-3 bulan," 


Untuk itu, menurutnya langkah yang harus dilakukan bagi perbankan adalah meningkatkan pendanaanan dari dalam seperti melakukan IPO, right issue hingga penerbitan obligasi


"Dengan kondisi permintaan kredit yang masih lemah, naiknya bunga kredit pasti berefek negatif ke pertumbuhan kredit bank. Untuk menekan cost of fund, pelaku usaha cenderung cari opsi alternatif pendanaan misalnya lewat IPO, right issue atau penerbitan obligasi. Proyeksi tahun ini kredit hanya tumbuh 8,5-9% (yoy)".








Equity World Futures

Kamis, 31 Mei 2018

PT Equity World Futures : Harga Minyak Bervariasi Karena Kekhawatiran Meningkatnya Pasokan








Equity World Futures Harga minyak mentah dibuka bervariasi pada perdagangan di Asia pada , karena kekhawatiran bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memompa lebih banyak minyak mentah yang dapat membebani pasar.


Melansir dari Reuters, Arab Saudi dan Rusia telah membahas peningkatan produksi minyak, setelah sejak 2017, OPEC dan produsen non-OPEC seperti Rusia memangkas produksi. OPEC dan Rusia akan meningkatkan produksi 1 juta barel per hari untuk mengisi kekurangan pasokan dari Venezuela dan Iran yang terkena sanksi.



Harga minyak mentah Brent Internasional turun 1 sen menjadi USD75,38 per barel pada pukul 00:15 GMT. Dan harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 13 sen atau 0,2% menjadi USD66,86 per barel. 



Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di Wina, Austria pada 22 Juni 2018, membahas kemungkinan peningkatan produksi.