EqutiyWorld Futures - Kebijakan maskapai Garuda Indonesia Group mengumumkan penurunan harga tiket pesawat di seluruh rute penerbangan sebesar 20% menuai respons positif dari konsumen.
Namun ironisnya, kondisi ini tidak sejalan dengan performance saham perseroan yang justru terjun bebas. Berdasarkan data RTI di Jakarta, Kamis 14 Februari 2019. saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada sesi pertama terkoreksi turun 5,04% ke level Rp452 per saham. Volume perdagangan saham mencapai 41,15 juta saham senilai Rp18,85 miliar.
Sementara pada perdagangan hari ini jelang sesi I, harga saham Garuda turun 12 poin atau 2,71% ke level Rp430 per saham. Harga saham Garuda dibuka di level Rp442, dengan level tertinggi Rp454 dan level terendah Rp428 per saham.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara mengungkapkan, penurunan harga tiket itu berlaku melalui lini layanan lengkap (full service) Garuda Indonesia dan penerbangan berbiaya hemat (low cost carrier) Citilink Indonesia, serta Sriwijaya Air-NAM Air Group.
Disampaikannya, penurunan tarif tiket pesawat merupakan tindak lanjut dari inisiasi Indonesia National Air Carrier Association (INACA) yang sebelumnya baru berlaku di beberapa rute penerbangan.
Menurutnya, sejalan dengan aspirasi masyarakat dan sejumlah asosiasi industri nasional serta arahan Presiden RI mengenai penurunan tarif tiket penerbangan dalam mendukung upaya peningkatan sektor perekonomian nasional khususnya untuk menunjang pertumbuhan sektor pariwisata, UMKM, hingga industri nasional lainnya, mengingat layanan transportasi udara memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian.
Ari memastikan komitmen penurunan harga tiket pesawat sejalan dengan dengan sinergi intensif yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam memastikan akses masyarakat terhadap layanan transportasi udara tetap terjaga. Dia menambahkan, komitmen positif Garuda Indonesia Group sebagai BUMN tersebut sejalan dengan sinergi positif seluruh sektor penunjang layanan penerbangan dalam memastikan tata kelola industri penerbangan yang tepat guna, baik dari aspek aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi udara serta business sustainability maskapai di Indonesia.
Lebih lanjut melalui penurunan tarif tiket penerbangan tersebut, Ari berharap akses masyarakat terhadap layanan transportasi udara dapat semakin terbuka luas, sehingga Garuda Indonesia Group dapat mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam memberikan pelayanan berkualitas yang dapat menjangkau seluruh masyarakat.
"Penurunan harga tiket tersebut kami pastikan akan menjadi komitmen berkelanjutan Garuda Indonesia Group dalam memberikan layanan penerbangan yang berkualitas dengan tarif tiket penerbangan yang kompetitif," katanya.
Sementara Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas menilai, penurunan harga saham yang terjadi pada sesi pertama perdagangan kemarin menjadi cerminan respons atas berita penurunan harga tiket 20% untuk rute domestik. Menurutnya, para investor mempertimbangkan proyeksi kinerja keuangan maskapai pelat merah itu.
”Dari revenue karena penurunan harga tiket 20% ada kemungkinan turunassumsingvolume penjualan tidak naik signifikan”.