Equityworld Futures – Kementerian BUMN memastikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mengalami stagnasi kedepannya. Hal tersebut dikarenakan dengan upaya Indonesia menekan atau mengurangi impor BBM.
Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir usai peresmian enam subholding milik PT Pertamina (Persero), pemegang saham akan menjadikan enam entitas di sektor energi tersebut sebagai kekuatan ketahanan energi nasional. Dengan begitu, upaya impor minyak akan terus ditekan pemerintah.
"Impor minyak tentu tidak meningkat lagi tetap stagnan, karena daripada impor minyak itu berubah menjadi petrokem, jadi petrokem yang salah satu turunannya yang selama ini juga kita masih impor bahan baku obat,"
Usai diresmikan, pemegang saham terus mendorong kinerja operasional enam subholding Pertamina. Baik memastikan kinerjanya tetap fokus, hingga operasional yang efisien.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun tapi Tetap di Atas $1.800 di Tengah Ketidakpastian Tapering Fed
Selain mengandalkan 6 subholding, pemegang saham juga menilai pembangunan Industri Baterai atau Electric Vehicle (EV) juga menekan impor BBM.
Saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di kawasan Karawang, Jawa Barat (Jabar) dengan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS.
"Nah, kalau kita lihat sekarang impor minyak itukan nanti shifting, nanti ketika ada yang namanya mobil listrik, baterai listrik, tadi pagi bapak Presiden meresmikan juga itu kolaborasi daripada LG dengan kita BUMN ikutan di situ, nah ini akan berubah pastinya," kata dia.
Erick memastikan BUMN di sektor energi akan mengambil peran besar untuk melakukan keseimbangan ekosistem negeri nasional dan memperbaiki rantai pasok (Supply chain) energi untuk mewujudkan misi kemandirian energi nasional.
"Nah, hal ini keseimbangan bagaiaman kita memperbaiki supply chain dan menekan, kita daripada kemandirian kita bisa eksis."