Equityworld Futures - Harga minyak naik, bereaksi terhadap serangkaian serangan pesawat tanpa awak di Uni Emirat Arab (UEA) yang dikaitkan dengan kelompok Houthi Yaman.
Harga minyak Brent melesat naik 1,01% ke $87,35 per barel setelah menembus $87,00, titik tertinggi sejak 30 Oktober 2014, di awal sesi. Harga minyak WTI melonjak 1,31% menjadi $84,39, tidak jauh dari level tertinggi lebih dari dua bulan di $84,78 yang dicapai sebelumnya. Namun, perdagangan pada hari Senin tenang karena libur di AS.
“Ketegangan geopolitik terbaru menambah tanda-tanda pengetatan yang tengah berlangsung di seluruh pasar,”
Serangan di pinggiran ibu kota UEA, Abu Dhabi menyebabkan terjadinya ledakan dan kebakaran serta menewaskan tiga orang. Ini memicu kekhawatiran terhadap kemungkinan gangguan pasokan, serta meningkatnya permusuhan antara kelompok yang berpihak pada Iran dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Imbas Kembali Menguatnya Dolar & Yield Treasury AS
Gerakan Houthi memperingatkan lebih banyak potensi serangan terhadap fasilitas UEA. UEA menanggapinya dengan mengatakan bahwa mereka berhak untuk "menanggapi serangan teroris ini".
Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi mengaktifkan rencana kesinambungan bisnis untuk memastikan pasokan yang tidak terputus ke pelanggan lokal dan internasional setelah insiden yang terjadi di depot bahan bakar Mussafah.
Sementara itu, harga minyak ditopang oleh suhu musim dingin yang lebih dingin di belahan bumi utara yang mendorong permintaan bahan bakar pemanas, menurut analis CommSec.
Analis lain menambahkan bahwa keseimbangan pasokan-permintaan yang ketat kemungkinan tidak berkurang, lantaran beberapa produsen Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) berusaha untuk memenuhi kapasitas yang diizinkan. Kelompok ini setuju untuk melanjutkan rencana menambah 400.000 barel per hari setiap bulan ketika terakhir bertemu pada 4 Januari.
"Hal itu akan terus mendukung minyak dan meningkatkan pembicaraan tentang harga tiga digit,"
Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute.