Equityworld Futures – Harga emas naik di Asia bahkan saat
mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih banyak tahun ini yang dapat
membebani logam kuning yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Harga
naik 0,32% di $1856,20/oz. Emas telah diperdagangkan
antara $1.828 dan $1.864 selama seminggu terakhir, tetap pada level
harga rata-rata $1.850 secara keseluruhan.
Federal Reserve berada di jalur untuk kenaikan suku bunga
50 bps pada bulan Juni, Juli, dan kemungkinan bahkan lebih pasalnya data
pasar kerja baru tidak menunjukkan tanda ekonomi AS jatuh di bawah masa
tingkat inflasi tinggi dan kenaikan biaya pinjaman.
Emas jatuh setelah data menunjukkan
pengusaha AS mempekerjakan lebih banyak pekerja daripada yang
diperkirakan pada bulan Mei dan mempertahankan laju kenaikan upah yang
kuat.
Sementara itu, investor meningkatkan ekspektasi
tahun ini dan memperkirakan kenaikan yang lebih besar, 50 basis poin
dalam salah satu pertemuan kebijakan bank pada bulan Oktober.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang biaya memiliki emas, karena tidak menghasilkan bunga.
Pada hari Jumat, perusahaan penambang logam mulia Afrika Selatan Sibanye Stillwater (NYSE:)
menyatakan bahwa serikat pekerja yang memimpin pemogokan di operasi
emasnya mengajukan permintaan dari anggotanya untuk menerima kesepakatan
upah tiga tahun.
Selain itu, produksi emas Ghana turun 30% tahun lalu ke
level terendah lebih dari satu dekade, membuat posisi negara itu turun
sebagai produsen utama Afrika, menurut presiden kamar tambangnya.
Minggu lalu, diskon emas membengkak di India karena
permintaan tersendat lantaran kenaikan harga dan berakhirnya musim
pernikahan. Konsumen di konsumen utama China juga tetap berhati-hati
dalam membeli emas di tengah pelonggaran pembatasan virus corona secara
bertahap.
Pada logam lainnya, naik 0,2% di $1.015,99 dan naik 0,9% ke $1.993,52. juga naik 0,1% di $21,92/oz.
Equityworld Futures