Equityworld Futures - Tiga bank syariah milik BUMN telah mendapatkan restu untuk digabungkan pada 1 Februari 2021. Nama merger ketiga perbankan tersebut akan menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Adapun kode saham yang akan dipakai di Bursa Efek Indonesia tetap BRIS.
Dengan penggabungan bank syariah tersebut, nantinya aset yang dimiliki mencapai Rp225 triliun. Tak hanya itu, bank syariah ini juga akan memiliki kantor cabang sebanyak 1.200 di seluruh Indonesia. Dengan aset tersebut diharapkan marger ini bisa kompetitif baik di dalam negeri maupun global.
“Dengan bergabungnya ketiga Bank Syariah tersebut maka nantinya total aset yang dimiliki besarnya sekitar Rp225 triliun dengan 1.200 kantor cabang di seluruh pelosok tanah air. Diperkirakan pada 2025 asetnya akan mencapai Rp390 triliun sehingga mampu bersaing secara kompetitif di tingkat nasional, regional, maupun global,”
Kemudian, menilik dari kesehatan setiap bank siapa yang mempunyai kinerja paling bagus di antara Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah? Berikut ulasannya:
1. Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil melalui tahun 2020 dengan kinerja yang impresif, di tengah situasi menantang akibat pandemi Covid-19. Capaian positif Mandiri Syariah tercermin dari perolehan laba bersih perusahaan sebesar Rp1,43 triliun per Desember 2020, naik 12,51% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Direktur Utama Mandiri Syariah Hery Gunardi mengatakan dengan membukukan kenaikan laba bersih, Mandiri Syariah juga mencatat kinerja positif secara keseluruhan dengan pertumbuhan aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang signifikan dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga. Capaian ini menunjukkan kuatnya tata kelola perusahaan yang dilakukan secara terukur serta sesuai kaidah.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Makin Naik, Investor Fokus ke Lonjakan Perak
“Alhamdullilah, kami bersyukur atas semua pencapaian positif sepanjang 2020. Dan tentunya kami berterima kasih kepada seluruh stakeholders, terutama nasabah, serta seluruh pihak yang telah mendukung dan memberi kepercayaan kepada Mandiri Syariah,”
Lebih lanjut Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menjelaskan secara keseluruhan, raihan laba bersih Mandiri Syariah pada 2020 ditopang pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio pendanaan murah yang dikelola perusahaan.
Pembiayaan Mandiri Syariah tahun lalu tumbuh 10,43% secara tahunan dari Rp75,54 triliun menjadi Rp83,43 triliun. Kemudian, DPK kelolaan Mandiri Syariah naik 12,80% yoy, dari Rp99,81 triliun menjadi Rp112,58 triliun.
Pembiayaan Mandiri Syariah yang tumbuh positif didorong kontribusi kenaikan pembiayaan segmen retail sebesar 18,41% yoy menjadi Rp53,24 triliun. Kinerja positif pembiayaan segmen retail ini didukung produk layanan berbasis emas (cicil emas dan gadai emas) yang naik 32,23% yoy menjadi Rp3,94 triliun dan pembiayaan consumer (pembiayaan mitraguna, pembiayaan pensiunan, pembiayaan kepemilikan kendaraan dan rumah) yang naik 29,13% menjadi Rp39 triliun selama tahun 2020. Adapun untuk segmen corporate banking naik 4,83% yoy menjadi Rp23,43 triliun.
Terkait kualitas pembiayaan, Mandiri Syariah mampu mengimbangi pertumbuhan pembiayaan yang solid sepanjang 2020 dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang terjaga, di mana NPF Netto tercatat 0,72% dan NPF gross sebesar 2,51%.
Dalam hal pendanaan, kinerja positif terjadi karena ditopang pertumbuhan dana tabungan hingga 18,73% menjadi Rp47,25 triliun, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbunhan tabungan secara nasional yang berkisar di angka 15,65% (oktober).