Equityworld Futures - PT PP Presisi Tbk (PPRE) mendapat fasilitas pinjaman non cash loan atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan cash loan trade dari Bank DKI dengan plafon sebesar Rp200 miliar. Hasil pinjaman akan digunakan perseroan untuk modal kerja.
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso menjelaskan, dana hasil dari pinjaman tersebut akan digunakan perseroan sebagai alternatif fasilitas pembiayaan dan jaminan keamanan pembayaran sebagai kontraktor jasa pertambangan nikel. Sejauh ini, perseroan diketahui sedang mengerjakan dua jasa pertambangan nikel yakni sebagai jasa pertambangan (mining contractor) pada pertambangan nikel Morowali dan jasa pengembangan tambang (mining development) di Weda Bay Nickel.
Selain itu, perseroan juga tengah menggarap beberapa prospek tambahan jasa tambang nikel lainnya. Benny menambahkan, di samping keberhasilan perseroan meningkatkan kinerja operasional dan keuangan di tengah pandemi, Bank DKI juga tertarik pada rencana bisnis PP Presisi yang akan menjadikan lini bisnis jasa pertambangan sebagai salah satu mitigasi risiko bisnis konstruksi sekaligus sebagai sumber recurring income.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Jelang Pertemuan Jackson Hole Fed
“Hal ini, mendorong Bank DKI memberikan fasilitas perbankan kepada PP Presisi,”
Hingga akhir Juli 2021, PP Presisi berhasil membukukan kontrak baru sebanyak Rp3,4 triliun, lebih tinggi di atas rata-rata kontrak baru yang diperoleh entitas anak perusahaan konstruksi lainnya, di samping kemampuan PPRE untuk meningkatkan kinerja keuangan serta menjaga kesehatan keuangan.
Dengan demikian, PPRE laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 91% menjadi Rp 35,9 miliar sepanjang semester pertama 2021, dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yakni Rp18,8 miliar. EBITDA yang diraih juga mencapai sebesar Rp 463 miliar.
“Di samping itu, kami masih memiliki ruang untuk melakukan leveraging yang cukup besar, mengingat rasio net debt to equity masih di 0,78X,” kata Benny Pidakso.
Sementara Direktur Utama PP Presisi, Rully Noviandar mengatakan, mengacu kepada trend pertumbuhan permintaan nikel yang diikuti oleh tren peningkatan harga komoditas nikel, serta kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki perseroan. Pihaknya, optimis bahwa lini bisnis jasa pertambangan akan berkontribusi sebesar 20% terhadap target pendapatan di tahun 2021.
“Perolehan fasilitas pembiayaan berupa SKBDN dan cash loan trade dari Bank DKI, menandakan bahwa PP Presisi masih memperoleh kepercayaan besar dari perbankan di tengah kinerja industri konstruksi yang belum membaik akibat pandemi.”