This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 13 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Maju Terus meski Digugat WTO, Presiden Jokowi: Kita Harus Berani Tidak Ekspor Bahan Mentah

Equityworld Futures - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berani untuk tidak lagi ekspor bahan mentah meski digugat WTO. Jokowi ingin, hilirisasi dibangun di Indonesia dan mendapatkan nilai tambah.

Salah satu komoditas yang distop ekspornya adalah nikel. Apalagi, Indonesia tengah membangun pabrik baterai kendaraan listrik. Jokowi memastikan komoditas lainnya juga akan dihentikan ekspor dalam bentuk bahan mentahnya.

“Setelah nikel apa? Ya nanti berikutnya bauksit stop. Enggak bisa lagi ekspor mentahan. Harus menjadi aluminium. Memang tahapan-tahapan ada transisinya. Dan harus berani kita mengatakan tidak. Seperti pada saat nikel bilang tidak,”

Jokowi menambahkan, ke depan ingin menghentikan ekspor sawit dalam bentuk CPO. Menurutnya akan lebih baik sawit diolah lagi baru diekspor. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Jelang Publikasi Notulen Rapat Fed dan Data Inflasi AS

“Sawit juga sama, suatu titik nanti stop yang namanya ekspor CPO. Harus jadi kosmetik, mentega, biodiesel dan turunan-turunan lainnya,”

Jokowi pun tidak mempermasalahkan jika kebijakannya digugat di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO). Menurutnya gugatan di WTO jangan sampai membuat Indonesia mundur untuk melakukan hilirisasi.

“Meskipun kita digugat di WTO enggak apa-apa. Kan nikel-nikel kita, barang-barang kita. Mau kita jadikan pabrik di sini, mau kita jadikan barang di sini hak kita dong. Ya kita hadapi kalau ada yang menggugat. Kita hadapi. Jangan digugat kita mundur lagi. Enggak akan kesempatan itu datang lagi, peluang itu datang lagi. Engga akan. Ini kesempatan kita untuk mengintegrasikan industri-industri besar yang ada di dalam negeri,” 

Mantan Gubernur DKI Jakarta mengatakan bahwa terkait hal ini harus memiliki keberanian. Dia pun akan menyiapkan pengacara kelas internasional jika digugat di WTO.

“Dan sekali lagi harus punya keberanian. Jangan sampai kita grogi gara-gara kita digugat di WTO. Jadi siapkan lawyer kelas-kelar internasional juga ga kalah kita. Inilah yang dalam proses kita siapkan untuk mengintegrasikan apa yang kita cita-citakan.”

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 12 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Hasilkan Emas, Erick Thohir Targetkan Pendapatan Freeport Naik 100% Jadi Rp105 Triliun di 2021

 

Equityworld Futures - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan pendapatan PT Freeport Indonesia (PTFI) mencapai Rp105 triliun pada tahun ini.

Pada 2020, pendapatan Freeport Indonesia mencapai Rp50 triliun.

"Seperti yang kita saksikan bahwa saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport meningkat 100 persen. Tahun lalu Rp50 triliun, sekarang sampai Desember nanti (2021) Rp105 triliun,"

Di sisi keuntungan bersih, pemegang saham menargetkan mencapai Rp40 triliun hingga akhir tahun 2021. Target itu naik jika dibandingkan dengan keuntungan perusahaan pada 2020 tercatat berada di angka Rp 20 triliun.

"Lalu juga keuntungan bersih tahun lalu Rp10 triliun, rencananya, tahun ini sampai Desember Rp40 triliun,"

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Ekspektasi Kebijakan Tapering Fed Meningkat

Target pendapatan dan keuntungan bersih yang ditetapkan pemegang saham didasarkan pada kapasitas produksi Freeport dan meningkatnya harga tembaga. Di lain sisi, Erick memastikan kinerja, inovasi dan transformasi Freeport Indonesia terus berjalan meski di tengah pandemi Covid-19.

Sekadar infomasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pembangunan (groundbreaking) instalasi pemurnian dan pengolahan (smelter) milik Freeport Indonesia di di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Gresik, Jawa Timur. Smelter tersebut mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Indonesia sendiri memiliki cadangan tembaga yang besar, bahkan masuk dalam 7 negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Karena itu, Erick memastikan smelter ini akan melakukan investasi sebesar Rp42 triliun.

"Yang fungsinya sebagai pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga. Juga fasilitas pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas perak dan logam berharga lainnya,"

 

 

 

Equityworld Futures

Senin, 11 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Masih Impor BBM dan LPG, Krisis Energi Dunia Ancam RI

Equityworld Futures - Krisis energi dunia bisa mengancam Indonesia. Sebab, Indonesia masih ketergantungan impor minyak hingga BBM.

"Kondisi Indonesia sangat rentan terhadap peningkatan harga energi primer, khususnya minyak bumi yang ketergantungan impornya tinggi. Ditambah lagi, harga produk BBM dan elpiji 3 kilogram masih disubsidi,"

Saat ini sejumlah negara seperti Eropa dan China hingga India tengah terjadi krisis energi yang ditandai dengan meroketnya harga gas dan batu bara, serta disusul dengan kenaikan harga minyak.

Hal itu didorong meroketnya kebutuhan gas di Eropa mengakibatkan impor Liquified Natural Gas (LNG) meningkat, yang sebagian berasal dari pasar Asia Pasifik.

Di sisi lain, kondisi pemulihan ekonomi di China telah mendorong peningkatan permintaan komoditas energi. Hal ini diperparah dengan adanya embargo supply batu bara dari Australia, yang menyebabkan harga batu bara mencapai tingkat tertinggi selama sejarah, melebihi USD250 per ton awal Oktober ini.

Dia mengatakan, lonjakan harga energi bakal berdampak pada peningkatan harga komoditas lainnya. Hal itu akan diikuti naiknya layanan jasa, sehingga berpotensi mengancam kenaikan inflasi, terlebih Indonesia yang rentan dan masih ketergantungan terhadap impor. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun di Tengah Ekspektasi Fed Mulai Pengurangan Aset Sesuai Jadwal

Di sisi lain, yang tidak kalah penting adalah terkait transisi energi. Kebijakan transisi yang hanya melihat pada kebutuhan jangka pendek dapat mendorong terjadinya underinvestment dalam menghadapi pertumbuhan permintaan energi bersih maupun bersih fosil yang saat ini masih meningkat.

"Implementasi energi transisi yang tidak matang dapat menyebabkan Indonesia menjadi rentan ketika terjadi gangguan pasokan baik dalam negeri maupun dalam konteks global seperti saat ini," katanya.

Menurut Widhyawan, sebagai negara eksportir batu bara yang besar, Indonesia sangat diuntungkan dengan adanya kenaikan harga. Sementara sebagian dari LNG Indonesia juga ada yang di ekspor dan tentunya hal ini menguntungkan.

Namun, tekanan berat memang tak bisa dihindari dari komoditas minyak mentah, kenaikan harga BBM dan LPG. Sebab sebagian besar kebutuhan Indonesia masih impor.

"Terutama LPG yang ketergantungan impornya sudah mendekati 70%. Impor sekitar 6 juta ton per tahun untuk kebutuhan sekitar 8,8 juta ton per tahun,"

Dia menambahkan, untuk kepentingan nasional, sebaiknya harga minyak tidak terlalu tinggi. Hal itu karena akan meningkatkan beban pemerintah berupa subsidi yang lebih tinggi, karena harga yang ditentukan pemerintah tidak mudah disesuaikan di tengah kondisi Covid-19.

Ditambah lagi dengan kinerja ekspor Indonesia yang cukup kuat, maka neraca dagang surplus sudah berlangsung cukup lama dan cadangan devisa Indonesia mencapai yang tertinggi sepanjang sejarah, total lebih dari USD140 miliar. Hal itu membuat rupiah menguat, sehingga kondisi ini cukup menolong Indonesia di tengah kondisi yang masih ketergantungan impor BBM dan LPG.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 08 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Minyak Naik di Tengah Peralihan Gas ke Minyak & Keraguan Pelepasan Cadangan AS

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia dan beberapa industri mulai mengalihkan bahan bakar dari gas dengan harga yang lebih tinggi ke minyak. Keraguan juga tetap ada apakah AS akan melepaskan minyak dari cadangan strategisnya untuk saat ini.

Harga minyak Brent naik 1,20% di $82,93 per barel dan harga minyak WTI naik 1,32% ke $79,33 per barel. Baik Brent dan WTI berjangka naik sekitar 1,1% pada hari Kamis, melanjutkan reli, dan akan melonjak 4% minggu ini.

"Harga minyak naik setelah Departemen Energi AS mengatakan tidak memiliki rencana 'saat ini' untuk memanfaatkan cadangan minyak strategis AS untuk meredam reli harga minyak," kata analis Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam catatan.

Namun, unggahan media sosial yang mengatakan bahwa Departemen Energi AS tidak mempertimbangkan untuk memanfaatkan cadangan minyak strategis "saat ini" tidak akurat, sebut seorang sumber departemen kepada Reuters.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Tipis Jelang Laporan Terbaru Pekerjaan AS

Minggu ini keseluruhan positif untuk cairan hitam, berkat peralihan ke minyak untuk pembangkit listrik dan oleh beberapa industri, seiring meningkatnya harga gas. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC) juga memutuskan untuk melanjutkan rencananya untuk menambah pasokan hanya 400.000 barel per hari pada November 2021 ketika bertemu awal pekan ini.

Lonjakan harga gas dan indikasi peralihan bahan bakar dari gas ke minyak akan menjadi faktor utama yang harus diwaspadai investor.

"Percepatan peralihan gas ke minyak dapat meningkatkan permintaan minyak mentah yang digunakan untuk menghasilkan listrik pada musim dingin belahan bumi utara yang akan datang ini," analis komoditas ANZ menerangkan dalam catatan, dan menambahkan bahwa stok sulingan AS, yang meliputi diesel dan minyak pemanas, berada di titik terendah menuju musim dingin sejak tahun 2000.

Analis JP Morgan mengatakan dalam catatan bahwa mereka belum mendengar peralihan gas ke minyak yang signifikan di sektor listrik Eropa. "Ini berarti bahwa perkiraan kami 750.000 barel per hari dari permintaan peralihan gas ke minyak dalam kondisi musim dingin yang normal dapat dilebih-lebihkan secara signifikan."

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 07 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Lanjut Turun, Investor Soroti Kejutan Peningkatan Persediaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia, turun selama dua sesi berturut setelah data pasokan minyak mentah AS menunjukkan peningkatan yang mengejutkan.

Harga minyak Brent turun 0,60% di $80,59 per barel dan harga minyak WTI turun 0,99% di $76,66 per barel.

"Stok minyak mentah komersial naik ... minggu lalu, menurut data EIA. Stok bensin juga melonjak menambah kekhawatiran permintaan yang lebih lemah,"

data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan peningkatan sebanyak 2,346 juta barel dalam seminggu hingga 1 Oktober. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan penurunan 418.000 barel, sementara peningkatan 4,578 juta barel tercatat selama minggu sebelumnya.

 Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Data pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute (API) yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan peningkatan 951.000 barel.

Cairan hitam menguat ke level tertinggi sejak 2014 selama seminggu terakhir karena krisis energi global dapat meningkatkan permintaan saat  mendekatnya musim dingin di belahan bumi utara. Saudi Aramco (SE:2222) mengatakan krisis telah mendorong tingkat konsumsi, sementara AS dilaporkan sedang mempertimbangkan pelepasan cadangan minyak darurat.

Namun, "harga energi yang tinggi sebagian besar berpusat di sekitar masalah sisi penawaran dan sepertinya tidak akan bertahan melampaui musim dingin,"

“Di mana harga saat ini, saya pikir harga terlihat masuk akal, tetapi saya masih ragu tentang minyak le $100.”

Sementara itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) mengatakan awal pekan ini bahwa mereka tidak akan menyimpang dari rencana untuk peningkatan produksi minyak secara bertahap.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 06 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Emas Dunia Anjlok Dihantam Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS

Equityworld Futures - Harga emas dunia anjlok 1,2 persen pada perdagangan Selasa, setelah imbal hasil obligasi AS dan dolar memukul daya tarik logam safe-haven itu, dengan investor menunggu data penggajian non-pertanian pekan ini.

Harga emas di pasar spot melemah 0,5 persen menjadi USD1.760,30 per ounce dan ditetapkan untuk penurunan pertamanya dalam empat sesi.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,4 persen menjadi USD1.760,9 per ounce.

Penguatan dolar dan imbal hasil obligasi, setelah kebangkitan terlihat selama beberapa hari terakhir dan rebound di pasar ekuitas, mendorong emas ke bawah, kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.

Dolar AS menguat mendekati level tertinggi satu tahun, pekan lalu, versus saingan utama, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Dolar & Yield Obligasi AS Terus Menguat

Imbal hasil US Treasury 10 tahun, yang pekan lalu melesat ke level tertinggi sejak Juni di 1,5670 persen, terakhir naik menjadi 1,5223 persen.

Data penggajian non-pertanian Amerika akan dirilis Jumat, dan diperkirakan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, yang dapat mendorong Federal Reserve untuk mulai mengurangi stimulus moneternya sebelum akhir tahun.

Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi, membebani emas karena meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan bunga.

Logam lainnya, harga perak di pasar spot tergelincir 0,3 persen menjadi USD22,59 per ounce, platinum turun 0,5 persen menjadi USD962,59 per ounce, sedangkan paladium menguat 0,2 persen menjadi USD1.909,33 per ounce.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 05 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Ahok Waspadai Kelangkaan BBM dan Elpiji

Equityworld Futures - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama mewaspadai kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) di daerah. Ahok mewanti-wanti kelangkaan BBM dan Elpiji di kawasan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Ahok pun meninjau langsung Terminal BBM Pertamina di Kertapati, Sumatera Selatan, yang menyuplai langsung BBM di daerah Sumbagsel.

"Subholding Commercial & Trading (PT Pertamina Patra Niaga) harus memastikan stok bagi seluruh wilayah Sumbagsel agar jangan terjadi kelangkaan BBM atau LPG,"

Tak hanya itu, dia juga meminta Pertamina membuka kesempatan untuk meratakan lapangan tanding. Bahkan, harus bersikap adil terhadap siapapun yang ingin membuka Petrashop, SPBU, hingga menjadi agen LPG. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Dolar AS Terus Naik, Kekhawatiran Inflasi Batasi Penurunan

Pertamina memang tengah membuka peluang kerjasama kemitraan bisnis Pertashop kepada pemerintahan desa, Koperasi, hingga pelaku usaha atau UKM di seluruh Indonesia. Melalui kerja sama tersebut, Pertamina menargetkan dari 7.196 kecamatan di Indonesia, sebanyak 3827 kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur akan dibangun satu outlet Pertashop. 

Pertashop merupakan lembaga penyalur Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM, LPG dan juga pelumas yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain. Ini menjadi peluang usaha bagi mitra Pertamina di pedesaan.

Pertashop memiliki tiga kategori yakni Gold, Platinum dan Diamond. Pertashop jenis Gold berkapasitas penyaluran 400 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 Km atau sesuai dengan hasil evaluasi.

Adapun jenis Platinum, berkapasitas penyaluran 1.000 liter per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 KL, luas lahan 200 meter persegi dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Sementara jenis Platinum berkapasitas penyaluran 3.000 liter perhari, memiliki tangki timbun 10 KL, luas lahan 500 meter persegi dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 04 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : OPEC+ Adakan Pertemuan Bahas Cadangan Minyak

Equityworld Futures - Organisasi negara pengekspor minyak bumi (OPEC) dan sekutunya akan bertemu hari ini. Adapun pertemuan akan membahas jumlah cadangan minyak yang bakal dilepas di pasaran.

Agenda penting ini diadakan di tengah munculnya masalah pasokan serta pemulihan permintaan, yang mendorong harga minyak berada di atas USD80 per barrel.

Salah satu bocoran sebuah sumber OPEC+ yang tidak disebutkan namanya, mengatakan ada usulan baru ihwal penambahan produksi lebih dari kesepakatan sebelumnya.

Di tempat yang berbeda, sumber OPEC+ lain menyebut ada usulan tentang peningkatan produksi 800.000 barel per hari dalam waktu sebulan.

"Kami tidak dapat mengecualikan (kemungkinan) apa saja,"

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Mendekati Puncak Dua Minggu, Dolar AS Melemah

Alasan bahwa pasar minyak mungkin membutuhkan lebih banyak pasokan dari kesepakatan yang telah ada bakal menjadi salah satu isu perbincangan. 

"Ini adalah salah satu skenario yang mungkin (terjadi),"

Seperti diketahui, OPEC bersama sekutunya Rusia, pada Juli lalu telah sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari ari (bph) setiap bulan untuk mengisi kekurangan 5,8 juta bph sebelumnya sepanjang pembatasan Covid-19.

Reli harga minyak mentah ke level tertinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir diperparah oleh kenaikan harga gas bumi yang bahkan jauh lebih besar. Pertemuan ini bakal menjadi salah satu sentimen penggerak pasar. 

 

 

Equityworld Futures

 

Jumat, 01 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Krisis Energi, China Bakal Borong Minyak Dunia

Equityworld Futures - Harga minyak berjangka sedikit berubah pada perdagangan Kamis, karena laporan China siap untuk membeli lebih banyak minyak dan pasokan energi lainnya guna memenuhi melonjaknya permintaan yang sangat tinggi di negeri tirai bambu tersebut.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan importir minyak mentah terbesar dan konsumen terbesar kedua di dunia itu akan memastikan energi, pasokan listriknya dan akan menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar.

"Jika China dengan senang hati membayar harga berapa pun untuk energi, ini bisa mengintensifkan krisis energi di Eropa,"

Selain itu, SPBU Inggris masih melihat permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan lebih dari seperempat pompa masih kering karena krisis bahan bakar memangkas volume lalu lintas jalan ke level terendah sejak penguncian Covid-19 berakhir dua bulan lalu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Kemungkinan meredam harga minyak adalah krisis listrik dan kekhawatiran pasar properti di China, yang memukul sentimen karena setiap kejatuhan bagi ekonomi terbesar kedua di dunia itu kemungkinan akan mempengaruhi permintaan minyak, kata para analis.

Aktivitas pabrik China secara tak terduga menyusut pada periode September karena pembatasan yang lebih luas pada penggunaan listrik dan kenaikan harga input.

Imbas hal ini harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman November, patokan internasional, ditutup turun 12 sen, atau 0,2 persen menjadi USD78,52 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), naik 20 sen, atau 0,3 persen menjadi menetap di posisi USD75,03 per barel.

Di awal sesi, harga kedua tolok ukur itu anjlok lebih dari USD1 per barel.
"Berakhirnya kontrak produk NYMEX dan minyak mentah Brent meningkatkan volatilitas,"

Brent berjangka untuk Desember, yang akan segera menjadi front-month, naik 0,3 persen menjadi USD78,31 per barel. Sementara itu, kontrak berjangka Ultra Low Sulphur Diesel (ULSD) New York Harbour ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2018 untuk hari kedua berturut-turut.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 30 September 2021

PT Equityworld Futures : Stok AS Naik, Harga Minyak Dunia Turun Lagi

Equityworld Futures - Harga minyak dunia tergelincir untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan. Harga minyak turun setelah persediaan minyak mentah AS naik lebih banyak dari yang diiperkirakan, bahkan ketika OPEC berencana untuk mempertahankan pendekatan yang hati-hati untuk menambah pasokan ke pasar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November tergerus 45 sen menjadi menetap di USD78,64 per barel, setelah menyentuh level USD80 pada Selasa (28/9/2021). Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah 46 sen menjadi ditutup di USD74,83 per barel.

Persediaan minyak mentah AS naik 4,6 juta barel pekan lalu, melebihi ekspektasi, didorong oleh rebound dalam produksi karena fasilitas lepas pantai yang ditutup setelah dihantam dua badai Teluk AS kembali melanjutkan aktivitasnya.

Pasar juga tertekan oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi satu tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Karena minyak ditransaksikan dalam dolar, penguatan mata uang AS membuat komoditas itu lebih mahal di seluruh dunia.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melonjak 0,61% menjadi 94,3392 pada akhir perdagangan, menyusul kenaikan 0,41% di sesi sebelumnya. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Makin Tertekan Isu Tapering Fed
 

Harga minyak telah menguat karena ekonomi pulih dari penguncian pandemi dan permintaan bahan bakar meningkat, sementara beberapa negara produsen telah melihat gangguan pasokan.

Stok minyak, bensin, dan sulingan AS naik minggu lalu, menurut Departemen Energi AS. Produksi AS meningkat menjadi 11,1 juta barel per hari, kira-kira sejalan dengan produksi sebelum Badai Ida melanda sekitar sebulan lalu. 

Produksi di Amerika Serikat telah gagal untuk meraih kembali tingkat yang terlihat pada akhir 2019, ketika produksi naik menjadi hampir 13 juta barel per hari. Produksi minyak serpih lambat untuk pulih, memperketat pasokan global karena OPEC enggan menaikkan kuotanya.

“Produksi akan kembali tetapi tidak di tempat yang seharusnya,”

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan akan tetap berpegang pada kesepakatan yang ada untuk menambah 400.000 barel per hari (bph) ke produksinya untuk November ketika bertemu minggu depan, kata sumber, meskipun ada tekanan dari konsumen untuk lebih banyak pasokan.

Dengan pengakuannya sendiri, permintaan minyak diperkirakan akan meningkat kuat dalam beberapa tahun ke depan. OPEC memperingatkan bahwa dunia perlu terus berinvestasi dalam produksi untuk mencegah krisis bahkan ketika bertransisi ke bentuk energi yang kurang berpolusi.

Melemahnya pasar perumahan China dan meningkatnya pemadaman listrik telah memukul sentimen karena setiap kejatuhan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu, kemungkinan akan berdampak pada permintaan minyak, kata para analis.

China adalah importir minyak terbesar dunia dan konsumen bahan bakar fosil terbesar kedua setelah Amerika Serikat. 

 

 

Equityworld Futures

 

Rabu, 29 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Ambles Usai Brent Sentuh Level Tertingginya

Equityworld Futures - Harga minyak dunia pada perdagangan Selasa berakhir melemah setelah Brent sempat menyentuh level tertinggi USD80 per barel.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 44 sen, atau 0,6 persen menjadi USD79,09 per barel, setelah mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018 di USD80,75 per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, melemah 16 sen, atau 0,2 persen menjadi USD75,29 per barel, setelah menyentuh USD76,67 per barel pada sesi Selasa, tingkat tertinggi sejak Juli.

Harga patokan minyak berjaya, dengan permintaan bahan bakar melesat dan trader memperkirakan negara penghasil minyak terbesar akan memutuskan untuk menjaga pasokan tetap ketat ketika Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) bertemu pekan depan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik tapi di Terendah 7 Minggu, Yield Obligasi AS Kembali Positif

"Kita mungkin mendapati cukup banyak profit taking, karena kita mengalami kenaikan harga yang luar biasa,"

Pasar juga menghadapi tantangan dari krisis listrik di China, konsumen energi terbesar di dunia.

"Penjatahan listrik baru-baru ini pada industri di China untuk menurunkan emisi dapat membebani aktivitas ekonomi, berpotensi mengimbangi penarik dari penggunaan diesel tambahan dalam pembangkit listrik," 

Beberapa investor khawatir penularan dari gelembung perumahan China dapat memukul ekonomi dan permintaan minyak negara tersebut, ungkap Louise Dickson, analis Rystad Energy. China adalah importir minyak terbesar dunia.

Permintaan minyak akan meningkat tajam dalam beberapa tahun ke depan karena ekonomi pulih dari pandemi, OPEC memperkirakan pada Selasa, menambahkan bahwa dunia perlu terus berinvestasi dalam produksi untuk mencegah krisis bahkan ketika bertransisi ke bentuk energi yang lebih bersih.

Sejumlah anggota kelompok produsen OPEC Plus, yang mencakup sekutu OPEC , Rusia dan beberapa negara lain, memangkas produksi selama pandemi, dan mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan yang mulai pulih kembali.

 

Equityworld Futures

Selasa, 28 September 2021

PT Equityworld Futures : Stok Terbatas, Harga Minyak Dunia Naik

Equityworld Futures - Harga minyak dunia naik untuk hari kelima berturut-turut pada akhir perdagangan. Harga minyak Brent berada di level tertinggi sejak Oktober 2018 dan menuju USD80 per barel, karena investor khawatir tentang pasokan yang lebih ketat di tengah meningkatnya permintaan di beberapa bagian dunia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah USD1,44 atau 1,8%, menjadi menetap di USD79,53 per barel, setelah membukukan kenaikan tiga minggu berturut-turut.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terangkat USD1,47 atau 2,0%, menjadi ditutup di USD75,45 per barel, tertinggi sejak Juli, setelah naik selama lima minggu berturut-turut.

Goldman Sachs menaikkan perkiraan akhir tahun sebesar 10 dolar AS untuk minyak mentah Brent menjadi USD90 per barel. Pasokan global telah mengetat karena pemulihan cepat permintaan bahan bakar dari merebaknya varian Delta dari virus corona serta Badai Ida yang menghantam produksi AS.

“Sementara kami telah lama mempertahankan pandangan minyak bullish, defisit pasokan-permintaan global saat ini lebih besar dari yang kami harapkan, dengan pemulihan permintaan global dari dampak Delta bahkan lebih cepat dari perkiraan kami di atas konsensus dan dan dengan pasokan global masih kurang dari perkiraan di bawah konsensus kami,”

Terperangkap oleh rebound permintaan, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka, yang dikenal sebagai OPEC+, mengalami kesulitan meningkatkan produksi karena kurangnya investasi atau penundaan pemeliharaan akibat pandemi.

“Kenaikan harga minyak terus berlanjut melampaui apa yang sebagian besar pedagang perkirakan bullish dan diimpikan beberapa bulan lalu, dan Brent meluncur menuju ambang batas 80 dolar AS per barel mencerminkan pasar minyak mentah yang sangat ketat,”

 Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Penguatan Dolar & Yield Obligasi AS Tahan Kenaikan

"Kendala pasokan AS akan terus memberikan sisi positif pada harga minyak, karena pemadaman terkait badai Ida masih akan memengaruhi pasokan AS pada kuartal pertama 2022.”

Permintaan minyak global diperkirakan akan mencapai tingkat pra-pandemi pada awal tahun depan karena ekonomi pulih, meskipun kapasitas penyulingan cadangan dapat membebani prospek, kata produsen dan pedagang pada konferensi industri.

Permintaan global diperkirakan meningkat menjadi 100 juta barel per hari pada akhir 2021 atau pada kuartal pertama 2022, kata Presiden Hess Corp, Greg Hill. Dunia mengonsumsi 99,7 juta barel per hari minyak pada 2019, menurut IEA, sebelum pandemi COVID-19 menghantam kegiatan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Di India, impor minyak mencapai puncak tiga bulan pada Agustus, rebound dari posisi terendah hampir satu tahun yang disentuh pada Juli, karena penyulingan di importir minyak mentah terbesar kedua dunia itu menimbun untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi.

Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) telah merencanakan untuk memasok volume penuh dari semua kadar minyak mentah ke pelanggan berjangka di Asia pada Desember.

Ini akan menjadi pertama kalinya sejak jatuhnya harga minyak pada kuartal kedua tahun lalu ketika pandemi COVID-19 menghancurkan permintaan bahwa ADNOC tidak menerapkan pemotongan pasokan. 

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 27 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Tembus Rekor Baru, Tertinggi 3 Tahun

Equityworld Futures - Harga minyak dunia naik dan menembus rekor baru tertinggi selama tiga tahun terakhir.

Hal ini terjadi di tengah tanda-tanda adanya pasokan yang ketat sebagai imbas krisis energi global.

Harga minyak West Texas Intermediate ditutup di level USD75 per barel setelah melesat selama lima pekan terakhir. Sedangkan minyak Brent terus menembus level tertingginya sejak Oktober 2018. Demikian dilansir Reuters.

Seperti diketahui, stok persediaan minyak Amerika Serikat telah mendekati level terendahnya selama tiga tahun terakhir. Kekurangan pasokan ini timbul di tengah permintaan yang tinggi. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Head to Head Tambang Emas Wabu dengan Grasberg Freeport

Apabila dihitung selama setahun terakhir, harga minyak telah melonjak lebih dari 80% karena pulihnya permintaan negara-negara di seluruh dunia dari pandemi.

Dari segi pasokan, organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) telah sepakat untuk mengurangi pembatasan produksinya secara perlahan, yang cenderung membuat pasar menjadi ketat. 

Lebih jauh, cuaca ekstrem di AS juga ikut menghambat produksi lokal.

Di awal kuartal keempat ini atau memasuki bulan Oktober, wilayah belahan bumi utara bakal mulai memasuki musim dingin. Sejumlah pengamat komoditas memproyeksikan akan ada peningkatan harga lebih lanjut.

Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa besarnya defisit pasokan di pasar dari ekspektasi dapat menaikkan harga minyak. Brent diprediksi akan meningkat USD10 mencapai USD90/barel. 

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 24 September 2021

PT Equityworld Futures : Kementerian BUMN Dorong PT Pegadaian Jadi Bank Emas Pertama Indonesia

Equityworld Futures - Salah satu pionir BUMN, PT Pegadaian (Persero) akan didorong untuk menjadi bullion bank atau bank emas pertama di Indonesia.

Disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dengan anak usaha Pegadaian, Galeri 24, perusahaan gadai tersebut juga memiliki bisnis tabungan emas.

Sehingga, Kementerian BUMN akan memberikan dukungan agar Pegadaian bisa menjadi bullion bank pertama di dalam negeri.

“Indonesia belum ada izin bank yang simpan fisik emas. Sebenarnya Pegadaian sudah lakukan itu, tapi masih dalam konsep titipan,”

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Lanjut Naik tapi Turun Pekan Ini, Fed Siap Memulai Tapering

Guna merealisasikan rencana tersebut, Kementerian BUMN masih menunggu regulasi pembentukan bullion bank yang akan dibuat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Kami sedang tunggu aturan itu tentunya kami ajukan Pegadaian sebagai institusi pertama yang jadi bank bullion pertama karena secara efektif sudah punya tabung emas yang secara prinsip adalah bank bullion. Tapi masih dalam konteks titipan, belum tercatat di neraca,”

Diwartakan sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan, dengan adanya bank emas, dapat mengurangi impor produk emas melalui sertifikasi luar negeri.

Ditambah lagi, bullion bank juga akan membantu mengembangkan industri lokal berkat peluang pembiayaan, dan membiarkan bank sentral menggunakan instrumen emas guna mengelola ekonomi stabil.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 23 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Kembali Naik, EIA: Pasokan AS Turun 3,48 Juta Barel

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia, melanjutkan tren kenaikannya setelah data pasokan minyak mentah AS terbaru menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan.

Cairan hitam ini juga diuntungkan dari peningkatan minat risiko investor karena kekhawatiran bahwa China Evergrande Group (HK:3333) akan gagal membayar pinjamannya dan berdampak pada ekonomi terbesar kedua agak mereda.

Harga minyak Brent naik 0,17% ke $76,32 per barel dan harga minyak WTI naik 0,18% di $72,36 per barel.

Data pasokan minyak mentah AS dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan penurunan sebanyak 3,481 juta barel untuk pekan hingga 17 September. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan penurunan sebanyak 2,440 juta barel, sementara penurunan 6,422 juta barel tercatat selama minggu lalu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Pasca Isyarat Fed Naikkan Bunga Acuan Lebih Cepat

Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute (API), yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan penurunan sebanyak 6,108 juta barel.

Baik Brent dan WTI berjangka melonjak 2,5% pada hari Rabu usai data EIA menunjukkan pasokan berada di level terendah sejak Oktober 2018.

"Fundamental minyak tetap konstruktif, terutama di AS,"

Data EIA juga menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang East Coast naik menjadi 93%, tingkat tertinggi sejak Mei 2019.

Lonjakan harga gas alam juga meningkatkan sentimen pasar, dan “kekurangan pasokan gas dapat mendorong utilitas listrik untuk beralih dari gas ke minyak jika musim dingin menjadi tambah lebih dingin tahun ini,”

Kenaikan minyak terjadi bahkan kala dolar tetap mendekati level tertinggi satu bulan setelah keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga bisa terjadi pada tahun 2022, jauh lebih cepat daripada yang diharapkan.

 

 

Equityworld Futures