Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia, melanjutkan tren kenaikannya setelah data pasokan minyak mentah AS terbaru menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan.
Cairan hitam ini juga diuntungkan dari peningkatan minat risiko investor karena kekhawatiran bahwa China Evergrande Group (HK:3333) akan gagal membayar pinjamannya dan berdampak pada ekonomi terbesar kedua agak mereda.
Harga minyak Brent naik 0,17% ke $76,32 per barel dan harga minyak WTI naik 0,18% di $72,36 per barel.
Data pasokan minyak mentah AS dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan penurunan sebanyak 3,481 juta barel untuk pekan hingga 17 September. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan penurunan sebanyak 2,440 juta barel, sementara penurunan 6,422 juta barel tercatat selama minggu lalu.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Pasca Isyarat Fed Naikkan Bunga Acuan Lebih Cepat
Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute (API), yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan penurunan sebanyak 6,108 juta barel.
Baik Brent dan WTI berjangka melonjak 2,5% pada hari Rabu usai data EIA menunjukkan pasokan berada di level terendah sejak Oktober 2018.
"Fundamental minyak tetap konstruktif, terutama di AS,"
Data EIA juga menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang East Coast naik menjadi 93%, tingkat tertinggi sejak Mei 2019.
Lonjakan harga gas alam juga meningkatkan sentimen pasar, dan “kekurangan pasokan gas dapat mendorong utilitas listrik untuk beralih dari gas ke minyak jika musim dingin menjadi tambah lebih dingin tahun ini,”
Kenaikan minyak terjadi bahkan kala dolar tetap mendekati level tertinggi satu bulan setelah keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga bisa terjadi pada tahun 2022, jauh lebih cepat daripada yang diharapkan.
0 komentar:
Posting Komentar