EquityWorld Futures - Tidak adanya sentimen positif di dalam negeri membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih meriang. Rupiah di indeks Bloomberg ditutup melemah 6 poin atau 0,04% ke level Rp15.197 per USD, berbanding Selasa kemarin di Rp15.191. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp15.180-Rp15.198 per USD.
Rupiah terdepresiasi 10 poin alias 0,07% ke level Rp15.195 per USD. Selasa kemarin, mata uang NKRI ditutup di Rp15.185 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp15.175-Rp15.200 per USD.
Upaya Bank Indonesia yang memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%, tidak mendapat respons positif dari investor. Pasar masih mencermati dolar sebagai kekuatan safe haven menanggapi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Jerman dan Prancis.
Kedua negara ekonomi terbesar di Uni Eropa itu mengalami gangguan ekonomi. Pertumbuhan sektor swasta Jerman melambat ke level terendah lebih dari 3 tahun. Begitu juga pertumbuhan manufaktur di Prancis yang mencapai level terendah 25 bulan.
Perlambatan ekonomi di Jerman dan Prancis semakin menambah nestapa Uni Eropa, setelah masih adanya perselisihan anggaran antara Italia dengan Uni Eropa. Belum lagi belum terjadinya kesepakatan Inggris soal Brexit.
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,44% pada level 96,39. Hasil ini membuat euro turun 0,4% menjadi USD1,1422, merupakan level terlemah sejak 20 Agustus 2018.
Poundsterling Inggris turun 0,2% menjadi USD1,2959, mendekati level terendah 2-1/2 minggu. Yen melemah ke 112,48 per USD dan dolar Kanada mendatar di CAD1,3084. Sementara, dolar Australia naik 0,1% menjadi 0,7096 berkat kenaikan pasar ekspor utama di Australia.
EquityWorld Futures
0 komentar:
Posting Komentar