Equityworld Futures - Harga emas turun di Asia setelah mencapai level $2.000 selama sesi sebelumnya. Dolar AS mendekati level tertinggi dua tahun dan mengurangi daya tarik logam kuning safe haven.
Harga emas berjangka turun 0,38% di $1.978,80/oz, setelah naik ke $1,998,10 kala perang di Ukraina berlanjut dan kekhawatiran inflasi meningkat. Namun emas menyerahkan sebagian besar kenaikan hari Senin imbas penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun 0,72% ke 2,841.
"$2.000 per ounce adalah tingkat yang cukup kritis, dan fakta bahwa emas ditutup datar pada hari itu berarti tampaknya ada sedikit keraguan untuk mendorong harga lebih tinggi," Analis Pasar Senior City Index Matt Simpson mengatakan kepada Reuters.
"Emas memiliki kemampuan untuk mengatasi kekuatan dolar AS dan menembus di atas $2.000 kemungkinan selama sekitar minggu depan."
Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, naik tipis 0,16% ke 100,927 pada hari Selasa, level tertinggi sejak April 2020.
Federal Reserve AS juga kemungkinan akan menaikkan suku bunganya pada beberapa pertemuan berikutnya, sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun dari tertinggi baru-baru ini.
"Sekarang harga telah menguji dekati $2.000, ini akan menjadi sedikit pembuka mata terhadap pembeli emas yang lebih tradisional dan lebih banyak pemain tipe momentum, dengan kekhawatiran resesi di AS juga menempatkan emas naik lebih tinggi dalam jangka menengah," Managing Partner SPI Asset Management Stephen Innes mengatakan kepada Reuters.
Di Asia Pasifik, Reserve Bank of Australia merilis notulen rapat terbaru sebelumnya.
Pada logam mulia lainnya, perak turun 0,53% ke 26,012 dan palladium turun 0,86% di 2.416,52, sementara platinum naik 0,62% di 1.021,60.
0 komentar:
Posting Komentar