Columbia (ANTARA News) - Ribuan orang yang meneriakkan "Turunkan!"
berunjuk rasa menuntut dicabutnya bendera semasa Perang Saudara Amerika
Serikat, bendera Konfederasi. dari gedung parlemen South Carolina, yang
dipicu oleh pembantaian delapan anggota jemat gereja bersejarah di
Charleston pekan lalu.
Bendera properbudakan semasa Perang
Saudara itu menjadi sasaran kemarahan akibat pembunuhan di Gereja
Episkopal Metodis Afrika Emanuel yang sudah berumur 200 tahun dan motif
rasis di balik penembakan itu.
Begitu bendera Konfederasi 'Stars
and Bars' berkibar, seribuan orang berteriak "Turunkan! Turunkan!"
sedangkan para pembicara memanjatkan doa untuk mengenang Senator
Clementa Pinckney, yang juga pastor gereja itu dan salah satu korban
penembakan dan sejak lama pendukung pencabutan bendera itu. Presiden
Barack Obama akan menghadiri pemakamannya Jumat waktu AS.
Pihak
berwajib Federal tengah menyelidiki apakah kejahatan berlatar belakang
kebencian yang melatarbelakangi penembakan oleh pria bersenjata bernama
Dylann Roof, pria kulit putih berusia 21 tahun. Pria ini berpose bersama
bendera Konfederai dalam berbagai foto yang diposting secara online.
Para
wakil rakyat South Carolina berencana merancang resolusi untuk memulai
debut mengenai masalah ini Selasa waktu AS, atau sehari setelah Gubernur
negara bagian ini yang berasal dari Partai Republik, Nikki Haley,
menarik dukungan penarikan bendera itu. Sikap sang gubernur dianggap
sebagai simbol sejarah rasis pihak Selatan.
Demonstrasi Selasa
waktu AS ini yang dikoordinir organisasi-organisasi hak asasi manusia,
diadakan di ibukota South Carolina, Columbia, yang berada 190 km dari
Charleston, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015