Event yang ditunggu-tunggu pasar pekan lalu,
Simposium Bank Sentral di Jackson Hole, Wyoming, telah berakhir.
Pernyataan Ketua The Fed, Janet Yellen, pun hampir sesuai ekspektasi dengan menyebutkan penilaian yang optimis terhadap ekonomi Amerika meski minus sinyal waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Pada dasarnya, ada 3 intisari dari pernyataan Yellen di Wyoming pada Jumat (26/Agustus) lalu:
1. Peningkatan Ekonomi AS
Ada tiga bahasan pokok tentang ekonomi AS yang disinggung oleh Yellen. Pertama adalah masalah
pertumbuhan ekonomi. Ketua The Fed tersebut mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi AS memang belum pesat, terutama di tengah tahun pertama. Akan tetapi, Yellen segera menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang seperti sekarang pun sudah cukup untuk memotori peningkatan dalam pasar tenaga kerja. Ke depan, Yellen mengekspektasikan pertumbuhan yang moderat dalam GDP riil, dipimpin oleh pertumbuhan belanja masyarakat.
Kedua, adalah sektor pasar tenaga kerja. Kalimat pertama yang diangkat Yellen saat membuka topik sektor tenaga kerja adalah perolehan rata-rata lapangan kerja dalam tiga bulan terakhir yang mencapai 190,000. Menurut analisBabyPips, pernyataan Yellen tersebut adalah signifikansi dari pidatonya pada bulan Desember 2015 lalu yang mengatakan:
"Penyediaan lapangan kerja (tambahan dari pemerintah) baru mungkin dibutuhkan apabila rata-rata lapangan kerja di bawah 100,000 per bulan."
Pernyataan tersebut bersinergi dengan pernyataan Presiden The Fed untuk wilayah Atlanta pada tanggal 16 Agustus lalu, Dennis Lockhart, dimana menurutnya, pertumbuhan tenaga kerja sudah menembus level breakeven yang terpasang di kisaran 80,000 dan 100,000. Ini artinya, perolehan sektor tenaga kerja AS sudah sangat bagus. Yellen dan rekan-rekannya di The Fed tinggal menunggu data tambahan untuk meyakinkan penguatan sektor tenaga kerja AS.
Ketiga, Ketua The Fed menukil masalah inflasi. Yellen mengatakan inflasi AS masih berjalan di bahwa ekspektasi 2 persen meski menyebut bahwa efek perpindahan akan mulai memudar. Yellen tetap yakin bahwa inflasi AS akan mencapai 2 persen dalam beberapa tahun ke depan.
2. Tingginya Kans Kenaikan Suku Bunga
Mengingat optimisnya pandangan Yellen pada ekonomi Amerika, kesimpulan pidato Ketua The Fed tersebut adalah "kemungkinan kenaikan Fed Rate menguat dalam beberapa bulan terakhir." Kendati demikian, Yellen tetap menyebutkan bahwa kebijakan moneter tergantung pada data, terutama saat outlook ekonomi tampak tak pasti. Oleh karena itu, kebijakan moneter tidak bisa langsung ditetapkan. Pernyataan Yellen tersebut dinilai agak wagu karena pada akhirnya, tak menyediakan sinyal yang jelas tentang kapan kenaikan suku bunga AS akan dilaksanakan.
3. Kenaikan Suku Bunga Bertahap
Pada awalnya, Yellen membahas krisis yang terjadi di awal tahun 2008 termasuk keputusan The Fed untuk memotong suku bunga. Namun demikian, Yellen menyimpulkan bahwa perangkat kebijakan The Fed yang telah diterapkan hingga saat ini terbilang efektif dan ke depan, The Fed perlu menaikkan tingkat suku bunga secara bertahap.
Reaksi Dolar AS Dan Proyeksi Dolar Ke Depan
Dolar AS melambung cukup tinggi terhadap mata uang-mata uang mayor
pasca pernyataan Yellen. Akan tetapi, kenaikan tersebut tak berlangsung lama karena setelah pidato tersebut disampaikan secara lengkap, pasar tidak mendapatkan indikasi yang jelas tentang waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga The Fed.
Meski demikian, para analis memperkirakan, menjelang rapat The Fed pada September mendatang bull Dolar masih mungkin menanduk, apalagi pernyataan dari Wakil Ketua The Fed, Stanley Fischer terdengan sangat hawkish dengan menyebut adanya kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan September serta kenaikan suku bunga lebih dari satu kali tahun ini.
Menurut Shaun Osborne, Kepala Ahli Strategi Forex di Scotiabank, para investor saat ini belum dapat menemukan arah yang jelas untuk Dolar AS. Walaupun begitu, setiap pergeseran yang terjadi pada mata uang, utamanya Dolar, dapat mengacaukan sektor-sektor aset dan komoditas yang selama ini mendapatkan manfaat dari kelemahan Dolar. Katalis yang paling potensial bagi Dolar dalam waktu dekat ini adalah
laporan NFP AS di hari Jumat mendatang.