Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali melanjutkan pelemahan di pasar spot. Rupiah di indeks Bloomberg dibuka tertekan 0,07% atau 9 poin ke level Rp14.449 per USD.
Laju rupiah semakin terpukul pada pukul 10.40 WIB, dengan terdepresiasi 18 poin atau 0,12% ke level Rp14.458 per USD, dibandingkan penutupan Rabu kemarin di level Rp14.440 per USD.
Dimana mata uang NKRI terjerembab 22 poin atau 0,15% menjadi Rp14.452 per USD, berbanding Rp14.430 per USD pada penutupan sehari lalu.
Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan rupiah pada hari ini berada di Rp14.446 per USD, lebih rendah 4 poin dari Rabu kemarin yang berada di Rp14.442 per USD.
Dolar AS tetap berada di level terkuat terhadap mata uang uatam pada Kamis ini, setelah bank sentral AS, Federal Reserve memberika penilaian optimis terhadap ekonomi Negeri Paman Sam dan tetap pada jalur untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.
Hasil rapat The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) di level 1,75%-2%. Otoritas moneter AS melihat peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut sebanyak dua kali hingga akhir tahun ini. Adapun investor memperkirakan langkah penaikan suku bunga terjadi pada pertemuan bulan September dan Desember.
Hasil ini membuat indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lebih tinggi menjadi 94.660, jauh dari level terendah 3-1/2-minggu di 94,084 yang dicapai pekan lalu.
"The Fed menyampaikan komentar yang agak hawkish dalam pernyataan yang menekankan kekuatan ekonomi AS sehingga secara keseluruhan dolar sedikit lebih kuat."
Equity World Futures