EquityWorld Futures - MNC Asset Management melakukan revisi kenaikan target dana kelolaan atau AUM dari Rp8,5 Triliun menjadi Rp10 Triliun. Hingga akhir tahun ini perseroan menyiapkan tiga produk baru yang akan diluncurkan.
Direktur Investasi MNC Asset Management, Suwito Haryatno mengatakan, kinerja AUM hingga Agustus 2018 telah mencapai Rp6,5 triliun atau 60% dari target akhir tahun nanti. Pertumbuhan AUM diyakini sebagai kepercayaan dari nasabah yang ingin mendapatkan optimalisasi dana investasi. Hal ini terbukti dengan penghargaan yang berhasil didapatkan perseroan.
“Kami optimistis dengan kinerja tahun ini dengan menaikkan target dana kelolaan hingga akhir tahun. Dalam waktu dekat ini kami akan meluncurkan produk Exchange Trade Fund (ETF). Produk tersebut bertajuk Reksadana ETF MNC36 Likuid,”
Perseroan juga kembali dianugerahi penghargaan oleh Majalah Investor untuk kategori Reksa Dana Syariah Terbaik 2018. Sebagai perusahaan manajer investasi yang menawarkan produk Reksa Dana konvensional dan syariah, MNC Asset Management mendapatkan apresiasi atas kinerja terbaiknya dalam mengelola produk MNC Dana Syariah sebagai Reksa Dana Terbaik untuk Kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah Periode Tiga Tahun.
“Target kami adalah memberikan optimalisasi return dana kelolaan dari nasabah. Penghargaan ini hanya sebagai bukti,”
Dia berkeyakinan bahwa melalui penghargaan yang diberikan mampu meningkatkan kinerja timnya dalam memberikan layanan investasi terbaik terutama untuk produk syariah. Terkait dengan apresiasi atas kinerja dalam mengelola reksa dana syariah, dalam 7 tahun terakhir, MNC Asset Management tercatat telah meraih 18 penghargaan dari berbagai institusi keuangan ataupun media.
“Saya pikir ini satu apresiasi yang baik dan kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Kedepannya kami akan fokus dan berkomitmen untuk melakukan pengembangan produk syariah melihat besarnya pangsa pasar di Indonesia, serta minat masyarakat untuk berinvestasi melalui produk investasi syariah,”
Direktur Penelitian Pengembangan Pengaturan dan perizinan perbankan syariah OJK Deden Firman Hendarsyah mengatakan saat ini terjadi perubahan komposisi keuangan syariah yang didominasi pasar modal syariah atau di atas 50%. Hal ini karena sukuk negara yang kian banyak dikeluarkan pemerintah.
“Kontribusi pasar modal syariah kita kini lebih mendominasi dibandingkan perbankan syariah dalam keuangan syariah nasional. Ini karena pemerintah banyak menerbitkan sukuk negara,”
Dia juga mengatakan ada potensi besar dari dana zakat dan wakaf. Karena itu kedepannya potensi filantropis syariah akan dikombinasikan dengan sektor riil. Pertumbuhan keuangan syariah selama ini sebesar 20% pada 2015, 29% pada 2016, dan 27% di 2017. Namun di tahun 2018 ada dinamika perekonomian sehingga kinerja pertumbuhan baru 17% secara YoY hingga Juni 2018. Ini pertanda agak melambat dibandingkan tahun lalu namun diharapkan dapat kembali tinggi pada akhir tahun nanti.
Secara kinerja keuangan syariah nasional saat ini untuk aset sebesar Rp1,124 Triliun atau setara 8,47% aset keuangan secara keseluruhan. Sedangkan bank konvensional memiliki porsinya 5,7% dari keuangan nasional.
“Kami akan kembangkan keuangan syariah dengan peningkatan customer based. Strateginya dengan menggali potensi keunikan baik produk dan jasa keuangan syariah. Kemudian dibangun model bisnis yang menggabungkan potensi sektor keuangan, sektor riil, dan nilai religius. Semuanya diharapkan bersinergi dan tumbuh bersama sama khususnya untuk segmen masyarakat yang unbankable.”
Equity World Futures