This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 06 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Emas Dunia Anjlok Dihantam Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS

Equityworld Futures - Harga emas dunia anjlok 1,2 persen pada perdagangan Selasa, setelah imbal hasil obligasi AS dan dolar memukul daya tarik logam safe-haven itu, dengan investor menunggu data penggajian non-pertanian pekan ini.

Harga emas di pasar spot melemah 0,5 persen menjadi USD1.760,30 per ounce dan ditetapkan untuk penurunan pertamanya dalam empat sesi.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,4 persen menjadi USD1.760,9 per ounce.

Penguatan dolar dan imbal hasil obligasi, setelah kebangkitan terlihat selama beberapa hari terakhir dan rebound di pasar ekuitas, mendorong emas ke bawah, kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.

Dolar AS menguat mendekati level tertinggi satu tahun, pekan lalu, versus saingan utama, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Dolar & Yield Obligasi AS Terus Menguat

Imbal hasil US Treasury 10 tahun, yang pekan lalu melesat ke level tertinggi sejak Juni di 1,5670 persen, terakhir naik menjadi 1,5223 persen.

Data penggajian non-pertanian Amerika akan dirilis Jumat, dan diperkirakan menunjukkan peningkatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja, yang dapat mendorong Federal Reserve untuk mulai mengurangi stimulus moneternya sebelum akhir tahun.

Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi, membebani emas karena meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan bunga.

Logam lainnya, harga perak di pasar spot tergelincir 0,3 persen menjadi USD22,59 per ounce, platinum turun 0,5 persen menjadi USD962,59 per ounce, sedangkan paladium menguat 0,2 persen menjadi USD1.909,33 per ounce.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 05 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Ahok Waspadai Kelangkaan BBM dan Elpiji

Equityworld Futures - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama mewaspadai kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) di daerah. Ahok mewanti-wanti kelangkaan BBM dan Elpiji di kawasan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Ahok pun meninjau langsung Terminal BBM Pertamina di Kertapati, Sumatera Selatan, yang menyuplai langsung BBM di daerah Sumbagsel.

"Subholding Commercial & Trading (PT Pertamina Patra Niaga) harus memastikan stok bagi seluruh wilayah Sumbagsel agar jangan terjadi kelangkaan BBM atau LPG,"

Tak hanya itu, dia juga meminta Pertamina membuka kesempatan untuk meratakan lapangan tanding. Bahkan, harus bersikap adil terhadap siapapun yang ingin membuka Petrashop, SPBU, hingga menjadi agen LPG. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Dolar AS Terus Naik, Kekhawatiran Inflasi Batasi Penurunan

Pertamina memang tengah membuka peluang kerjasama kemitraan bisnis Pertashop kepada pemerintahan desa, Koperasi, hingga pelaku usaha atau UKM di seluruh Indonesia. Melalui kerja sama tersebut, Pertamina menargetkan dari 7.196 kecamatan di Indonesia, sebanyak 3827 kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur akan dibangun satu outlet Pertashop. 

Pertashop merupakan lembaga penyalur Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM, LPG dan juga pelumas yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain. Ini menjadi peluang usaha bagi mitra Pertamina di pedesaan.

Pertashop memiliki tiga kategori yakni Gold, Platinum dan Diamond. Pertashop jenis Gold berkapasitas penyaluran 400 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 Km atau sesuai dengan hasil evaluasi.

Adapun jenis Platinum, berkapasitas penyaluran 1.000 liter per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 KL, luas lahan 200 meter persegi dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU. Sementara jenis Platinum berkapasitas penyaluran 3.000 liter perhari, memiliki tangki timbun 10 KL, luas lahan 500 meter persegi dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 04 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : OPEC+ Adakan Pertemuan Bahas Cadangan Minyak

Equityworld Futures - Organisasi negara pengekspor minyak bumi (OPEC) dan sekutunya akan bertemu hari ini. Adapun pertemuan akan membahas jumlah cadangan minyak yang bakal dilepas di pasaran.

Agenda penting ini diadakan di tengah munculnya masalah pasokan serta pemulihan permintaan, yang mendorong harga minyak berada di atas USD80 per barrel.

Salah satu bocoran sebuah sumber OPEC+ yang tidak disebutkan namanya, mengatakan ada usulan baru ihwal penambahan produksi lebih dari kesepakatan sebelumnya.

Di tempat yang berbeda, sumber OPEC+ lain menyebut ada usulan tentang peningkatan produksi 800.000 barel per hari dalam waktu sebulan.

"Kami tidak dapat mengecualikan (kemungkinan) apa saja,"

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Mendekati Puncak Dua Minggu, Dolar AS Melemah

Alasan bahwa pasar minyak mungkin membutuhkan lebih banyak pasokan dari kesepakatan yang telah ada bakal menjadi salah satu isu perbincangan. 

"Ini adalah salah satu skenario yang mungkin (terjadi),"

Seperti diketahui, OPEC bersama sekutunya Rusia, pada Juli lalu telah sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari ari (bph) setiap bulan untuk mengisi kekurangan 5,8 juta bph sebelumnya sepanjang pembatasan Covid-19.

Reli harga minyak mentah ke level tertinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir diperparah oleh kenaikan harga gas bumi yang bahkan jauh lebih besar. Pertemuan ini bakal menjadi salah satu sentimen penggerak pasar. 

 

 

Equityworld Futures

 

Jumat, 01 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Krisis Energi, China Bakal Borong Minyak Dunia

Equityworld Futures - Harga minyak berjangka sedikit berubah pada perdagangan Kamis, karena laporan China siap untuk membeli lebih banyak minyak dan pasokan energi lainnya guna memenuhi melonjaknya permintaan yang sangat tinggi di negeri tirai bambu tersebut.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan importir minyak mentah terbesar dan konsumen terbesar kedua di dunia itu akan memastikan energi, pasokan listriknya dan akan menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar.

"Jika China dengan senang hati membayar harga berapa pun untuk energi, ini bisa mengintensifkan krisis energi di Eropa,"

Selain itu, SPBU Inggris masih melihat permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan lebih dari seperempat pompa masih kering karena krisis bahan bakar memangkas volume lalu lintas jalan ke level terendah sejak penguncian Covid-19 berakhir dua bulan lalu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Kemungkinan meredam harga minyak adalah krisis listrik dan kekhawatiran pasar properti di China, yang memukul sentimen karena setiap kejatuhan bagi ekonomi terbesar kedua di dunia itu kemungkinan akan mempengaruhi permintaan minyak, kata para analis.

Aktivitas pabrik China secara tak terduga menyusut pada periode September karena pembatasan yang lebih luas pada penggunaan listrik dan kenaikan harga input.

Imbas hal ini harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman November, patokan internasional, ditutup turun 12 sen, atau 0,2 persen menjadi USD78,52 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), naik 20 sen, atau 0,3 persen menjadi menetap di posisi USD75,03 per barel.

Di awal sesi, harga kedua tolok ukur itu anjlok lebih dari USD1 per barel.
"Berakhirnya kontrak produk NYMEX dan minyak mentah Brent meningkatkan volatilitas,"

Brent berjangka untuk Desember, yang akan segera menjadi front-month, naik 0,3 persen menjadi USD78,31 per barel. Sementara itu, kontrak berjangka Ultra Low Sulphur Diesel (ULSD) New York Harbour ditutup pada level tertinggi sejak Oktober 2018 untuk hari kedua berturut-turut.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 30 September 2021

PT Equityworld Futures : Stok AS Naik, Harga Minyak Dunia Turun Lagi

Equityworld Futures - Harga minyak dunia tergelincir untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan. Harga minyak turun setelah persediaan minyak mentah AS naik lebih banyak dari yang diiperkirakan, bahkan ketika OPEC berencana untuk mempertahankan pendekatan yang hati-hati untuk menambah pasokan ke pasar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November tergerus 45 sen menjadi menetap di USD78,64 per barel, setelah menyentuh level USD80 pada Selasa (28/9/2021). Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah 46 sen menjadi ditutup di USD74,83 per barel.

Persediaan minyak mentah AS naik 4,6 juta barel pekan lalu, melebihi ekspektasi, didorong oleh rebound dalam produksi karena fasilitas lepas pantai yang ditutup setelah dihantam dua badai Teluk AS kembali melanjutkan aktivitasnya.

Pasar juga tertekan oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi satu tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Karena minyak ditransaksikan dalam dolar, penguatan mata uang AS membuat komoditas itu lebih mahal di seluruh dunia.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melonjak 0,61% menjadi 94,3392 pada akhir perdagangan, menyusul kenaikan 0,41% di sesi sebelumnya. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Makin Tertekan Isu Tapering Fed
 

Harga minyak telah menguat karena ekonomi pulih dari penguncian pandemi dan permintaan bahan bakar meningkat, sementara beberapa negara produsen telah melihat gangguan pasokan.

Stok minyak, bensin, dan sulingan AS naik minggu lalu, menurut Departemen Energi AS. Produksi AS meningkat menjadi 11,1 juta barel per hari, kira-kira sejalan dengan produksi sebelum Badai Ida melanda sekitar sebulan lalu. 

Produksi di Amerika Serikat telah gagal untuk meraih kembali tingkat yang terlihat pada akhir 2019, ketika produksi naik menjadi hampir 13 juta barel per hari. Produksi minyak serpih lambat untuk pulih, memperketat pasokan global karena OPEC enggan menaikkan kuotanya.

“Produksi akan kembali tetapi tidak di tempat yang seharusnya,”

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan akan tetap berpegang pada kesepakatan yang ada untuk menambah 400.000 barel per hari (bph) ke produksinya untuk November ketika bertemu minggu depan, kata sumber, meskipun ada tekanan dari konsumen untuk lebih banyak pasokan.

Dengan pengakuannya sendiri, permintaan minyak diperkirakan akan meningkat kuat dalam beberapa tahun ke depan. OPEC memperingatkan bahwa dunia perlu terus berinvestasi dalam produksi untuk mencegah krisis bahkan ketika bertransisi ke bentuk energi yang kurang berpolusi.

Melemahnya pasar perumahan China dan meningkatnya pemadaman listrik telah memukul sentimen karena setiap kejatuhan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu, kemungkinan akan berdampak pada permintaan minyak, kata para analis.

China adalah importir minyak terbesar dunia dan konsumen bahan bakar fosil terbesar kedua setelah Amerika Serikat. 

 

 

Equityworld Futures

 

Rabu, 29 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Ambles Usai Brent Sentuh Level Tertingginya

Equityworld Futures - Harga minyak dunia pada perdagangan Selasa berakhir melemah setelah Brent sempat menyentuh level tertinggi USD80 per barel.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 44 sen, atau 0,6 persen menjadi USD79,09 per barel, setelah mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018 di USD80,75 per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, melemah 16 sen, atau 0,2 persen menjadi USD75,29 per barel, setelah menyentuh USD76,67 per barel pada sesi Selasa, tingkat tertinggi sejak Juli.

Harga patokan minyak berjaya, dengan permintaan bahan bakar melesat dan trader memperkirakan negara penghasil minyak terbesar akan memutuskan untuk menjaga pasokan tetap ketat ketika Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) bertemu pekan depan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik tapi di Terendah 7 Minggu, Yield Obligasi AS Kembali Positif

"Kita mungkin mendapati cukup banyak profit taking, karena kita mengalami kenaikan harga yang luar biasa,"

Pasar juga menghadapi tantangan dari krisis listrik di China, konsumen energi terbesar di dunia.

"Penjatahan listrik baru-baru ini pada industri di China untuk menurunkan emisi dapat membebani aktivitas ekonomi, berpotensi mengimbangi penarik dari penggunaan diesel tambahan dalam pembangkit listrik," 

Beberapa investor khawatir penularan dari gelembung perumahan China dapat memukul ekonomi dan permintaan minyak negara tersebut, ungkap Louise Dickson, analis Rystad Energy. China adalah importir minyak terbesar dunia.

Permintaan minyak akan meningkat tajam dalam beberapa tahun ke depan karena ekonomi pulih dari pandemi, OPEC memperkirakan pada Selasa, menambahkan bahwa dunia perlu terus berinvestasi dalam produksi untuk mencegah krisis bahkan ketika bertransisi ke bentuk energi yang lebih bersih.

Sejumlah anggota kelompok produsen OPEC Plus, yang mencakup sekutu OPEC , Rusia dan beberapa negara lain, memangkas produksi selama pandemi, dan mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan yang mulai pulih kembali.

 

Equityworld Futures

Selasa, 28 September 2021

PT Equityworld Futures : Stok Terbatas, Harga Minyak Dunia Naik

Equityworld Futures - Harga minyak dunia naik untuk hari kelima berturut-turut pada akhir perdagangan. Harga minyak Brent berada di level tertinggi sejak Oktober 2018 dan menuju USD80 per barel, karena investor khawatir tentang pasokan yang lebih ketat di tengah meningkatnya permintaan di beberapa bagian dunia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah USD1,44 atau 1,8%, menjadi menetap di USD79,53 per barel, setelah membukukan kenaikan tiga minggu berturut-turut.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terangkat USD1,47 atau 2,0%, menjadi ditutup di USD75,45 per barel, tertinggi sejak Juli, setelah naik selama lima minggu berturut-turut.

Goldman Sachs menaikkan perkiraan akhir tahun sebesar 10 dolar AS untuk minyak mentah Brent menjadi USD90 per barel. Pasokan global telah mengetat karena pemulihan cepat permintaan bahan bakar dari merebaknya varian Delta dari virus corona serta Badai Ida yang menghantam produksi AS.

“Sementara kami telah lama mempertahankan pandangan minyak bullish, defisit pasokan-permintaan global saat ini lebih besar dari yang kami harapkan, dengan pemulihan permintaan global dari dampak Delta bahkan lebih cepat dari perkiraan kami di atas konsensus dan dan dengan pasokan global masih kurang dari perkiraan di bawah konsensus kami,”

Terperangkap oleh rebound permintaan, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka, yang dikenal sebagai OPEC+, mengalami kesulitan meningkatkan produksi karena kurangnya investasi atau penundaan pemeliharaan akibat pandemi.

“Kenaikan harga minyak terus berlanjut melampaui apa yang sebagian besar pedagang perkirakan bullish dan diimpikan beberapa bulan lalu, dan Brent meluncur menuju ambang batas 80 dolar AS per barel mencerminkan pasar minyak mentah yang sangat ketat,”

 Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Penguatan Dolar & Yield Obligasi AS Tahan Kenaikan

"Kendala pasokan AS akan terus memberikan sisi positif pada harga minyak, karena pemadaman terkait badai Ida masih akan memengaruhi pasokan AS pada kuartal pertama 2022.”

Permintaan minyak global diperkirakan akan mencapai tingkat pra-pandemi pada awal tahun depan karena ekonomi pulih, meskipun kapasitas penyulingan cadangan dapat membebani prospek, kata produsen dan pedagang pada konferensi industri.

Permintaan global diperkirakan meningkat menjadi 100 juta barel per hari pada akhir 2021 atau pada kuartal pertama 2022, kata Presiden Hess Corp, Greg Hill. Dunia mengonsumsi 99,7 juta barel per hari minyak pada 2019, menurut IEA, sebelum pandemi COVID-19 menghantam kegiatan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Di India, impor minyak mencapai puncak tiga bulan pada Agustus, rebound dari posisi terendah hampir satu tahun yang disentuh pada Juli, karena penyulingan di importir minyak mentah terbesar kedua dunia itu menimbun untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi.

Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) telah merencanakan untuk memasok volume penuh dari semua kadar minyak mentah ke pelanggan berjangka di Asia pada Desember.

Ini akan menjadi pertama kalinya sejak jatuhnya harga minyak pada kuartal kedua tahun lalu ketika pandemi COVID-19 menghancurkan permintaan bahwa ADNOC tidak menerapkan pemotongan pasokan. 

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 27 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Tembus Rekor Baru, Tertinggi 3 Tahun

Equityworld Futures - Harga minyak dunia naik dan menembus rekor baru tertinggi selama tiga tahun terakhir.

Hal ini terjadi di tengah tanda-tanda adanya pasokan yang ketat sebagai imbas krisis energi global.

Harga minyak West Texas Intermediate ditutup di level USD75 per barel setelah melesat selama lima pekan terakhir. Sedangkan minyak Brent terus menembus level tertingginya sejak Oktober 2018. Demikian dilansir Reuters.

Seperti diketahui, stok persediaan minyak Amerika Serikat telah mendekati level terendahnya selama tiga tahun terakhir. Kekurangan pasokan ini timbul di tengah permintaan yang tinggi. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Head to Head Tambang Emas Wabu dengan Grasberg Freeport

Apabila dihitung selama setahun terakhir, harga minyak telah melonjak lebih dari 80% karena pulihnya permintaan negara-negara di seluruh dunia dari pandemi.

Dari segi pasokan, organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) telah sepakat untuk mengurangi pembatasan produksinya secara perlahan, yang cenderung membuat pasar menjadi ketat. 

Lebih jauh, cuaca ekstrem di AS juga ikut menghambat produksi lokal.

Di awal kuartal keempat ini atau memasuki bulan Oktober, wilayah belahan bumi utara bakal mulai memasuki musim dingin. Sejumlah pengamat komoditas memproyeksikan akan ada peningkatan harga lebih lanjut.

Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa besarnya defisit pasokan di pasar dari ekspektasi dapat menaikkan harga minyak. Brent diprediksi akan meningkat USD10 mencapai USD90/barel. 

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 24 September 2021

PT Equityworld Futures : Kementerian BUMN Dorong PT Pegadaian Jadi Bank Emas Pertama Indonesia

Equityworld Futures - Salah satu pionir BUMN, PT Pegadaian (Persero) akan didorong untuk menjadi bullion bank atau bank emas pertama di Indonesia.

Disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dengan anak usaha Pegadaian, Galeri 24, perusahaan gadai tersebut juga memiliki bisnis tabungan emas.

Sehingga, Kementerian BUMN akan memberikan dukungan agar Pegadaian bisa menjadi bullion bank pertama di dalam negeri.

“Indonesia belum ada izin bank yang simpan fisik emas. Sebenarnya Pegadaian sudah lakukan itu, tapi masih dalam konsep titipan,”

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Lanjut Naik tapi Turun Pekan Ini, Fed Siap Memulai Tapering

Guna merealisasikan rencana tersebut, Kementerian BUMN masih menunggu regulasi pembentukan bullion bank yang akan dibuat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Kami sedang tunggu aturan itu tentunya kami ajukan Pegadaian sebagai institusi pertama yang jadi bank bullion pertama karena secara efektif sudah punya tabung emas yang secara prinsip adalah bank bullion. Tapi masih dalam konteks titipan, belum tercatat di neraca,”

Diwartakan sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan, dengan adanya bank emas, dapat mengurangi impor produk emas melalui sertifikasi luar negeri.

Ditambah lagi, bullion bank juga akan membantu mengembangkan industri lokal berkat peluang pembiayaan, dan membiarkan bank sentral menggunakan instrumen emas guna mengelola ekonomi stabil.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 23 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Kembali Naik, EIA: Pasokan AS Turun 3,48 Juta Barel

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia, melanjutkan tren kenaikannya setelah data pasokan minyak mentah AS terbaru menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan.

Cairan hitam ini juga diuntungkan dari peningkatan minat risiko investor karena kekhawatiran bahwa China Evergrande Group (HK:3333) akan gagal membayar pinjamannya dan berdampak pada ekonomi terbesar kedua agak mereda.

Harga minyak Brent naik 0,17% ke $76,32 per barel dan harga minyak WTI naik 0,18% di $72,36 per barel.

Data pasokan minyak mentah AS dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan penurunan sebanyak 3,481 juta barel untuk pekan hingga 17 September. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan penurunan sebanyak 2,440 juta barel, sementara penurunan 6,422 juta barel tercatat selama minggu lalu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Pasca Isyarat Fed Naikkan Bunga Acuan Lebih Cepat

Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute (API), yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan penurunan sebanyak 6,108 juta barel.

Baik Brent dan WTI berjangka melonjak 2,5% pada hari Rabu usai data EIA menunjukkan pasokan berada di level terendah sejak Oktober 2018.

"Fundamental minyak tetap konstruktif, terutama di AS,"

Data EIA juga menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang East Coast naik menjadi 93%, tingkat tertinggi sejak Mei 2019.

Lonjakan harga gas alam juga meningkatkan sentimen pasar, dan “kekurangan pasokan gas dapat mendorong utilitas listrik untuk beralih dari gas ke minyak jika musim dingin menjadi tambah lebih dingin tahun ini,”

Kenaikan minyak terjadi bahkan kala dolar tetap mendekati level tertinggi satu bulan setelah keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga bisa terjadi pada tahun 2022, jauh lebih cepat daripada yang diharapkan.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 22 September 2021

PT Equityworld Futures : Evergrande Diujung Kebangkrutan, Investor Berburu Emas

Equityworld Futures - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Selasa, karena investor khawatir atas kebangkrutan perusahaan properti raksasa asal China Evergrande dan mendorong pembelian logam kuning tersebut.

Harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD1.776,09 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,8 persen lebih tinggi menjadi USD1.778,20 per ounce.

"Kekhawatiran baru-baru ini tentang pertumbuhan ekonomi global, atau lebih khusus lagi, perlambatan ekonomi China, yang cukup untuk melampaui pemulihan ekuitas,"

"Namun, gambaran teknikal untuk emas tetap bearish jangka pendek,"

Pengaruh positif dari tergelincirnya dolar AS dan kenaikan harga minyak mentah juga mengangkat emas.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik Pasca Pasokan AS Alami Penurunan Besar

Komite Pasar Terbuka Federal akan merilis pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi terbaru pada akhir pertemuannya. Beberapa analis meyakini The Fed bisa mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset pada kuartal keempat, yang bisa mendorong emas bergerak lebih rendah.

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mengangkat imbal hasil obligasi, meningkatkan biaya peluang memegang emas tanpa bunga.

"Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah apakah ketidakpastian pasar saat ini akan mengubah garis waktu prospektif yang mungkin dimiliki The Fed ketika mengumumkan pengurangan pembelian aset,"

Perak melonjak 1,3% menjadi USD22,54 per ounce. Platinum melambung 4,7% menjadi USD953,48 per ounce, yang menurut Meger mengikuti rebound ekuitas sebagai tanda potensi pertumbuhan ekonomi, sementara paladium melesat 1,6% menjadi USD1.916,67 per ounce.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 21 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun hingga 2%, Investor Lebih Pilih Dolar AS

Equityworld Futures - Harga minyak melemah hingga 2% pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Penyebabnya investor menghindari risiko yang merugikan pasar saham dan mendorong dolar AS lebih kuat. Hal ini membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November anjlok USD1,42 atau 1,9% menjadi USD73,92 per barel. Sebelumnya tenggelam ke terendah sesi di USD73,52.

Sementara itu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober turun USD1,68 atau 2,3% menjadi USD70,29 per barel setelah sempat jatuh ke level USD69,86.

Dolar AS dinilai sebagai tempat investasi aman, karena kekhawatiran tentang solvabilitas pengembang properti China Evergrande menakuti pasar ekuitas. Selain itu, investor juga menanti hari pertemuan Federal Reserve yang akan mengambil langkah lain menuju pengurangan pembelian aset atau tapering minggu ini. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Jelang Keputusan Kebijakan the Fed

“Karena dolar AS biasanya merupakan tempat yang aman, nilai tukarnya terhadap mata uang lainnya menguat, sebuah perkembangan yang melengkapi lingkungan penghindaran risiko dan mempengaruhi harga-harga komoditas, terutama minyak,”

"Minyak menjadi lebih mahal untuk pasar non-dolar dan harga mendapat pukulan sebagai akibatnya, sebuah pergerakan bearish yang didukung oleh pasar saham itu sendiri dalam lingkungan penghindaran risiko."

Namun, minyak mendapat dukungan dari tanda-tanda bahwa beberapa produksi Teluk AS akan tetap offline selama berbulan-bulan karena kerusakan akibat badai. 

Brent pun telah melonjak 43% sepanjang tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dikenail sebagai OPEC+, dan beberapa pemulihan permintaan setelah keruntuhan akibat pandemi tahun lalu.

Kerugian terbatas karena penutupan pasokan di Teluk Meksiko AS menyusul terjangan dua badai baru-baru ini. Hingga perusahaan-perusahaan produsen hanya memiliki 23 persen produksi minyak mentah offline, atau 422.078 barel per hari.

Minyak mentah memangkas penurunannya setelah Royal Dutch Shell mengatakan instalasi di Teluk Meksiko akan offline untuk perbaikan hingga akhir 2021 karena kerusakan akibat Badai Ida.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 20 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Turun Tertekan Penguatan Dolar

Equityworld Futures - Harga emas berjangka melanjutkan penurunannya pada akhir perdagangan. Harga emas memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut di tengah aksi jual yang tajam karena dolar menguat, dengan semua perhatian investor tertuju pada strategi tapering Federal Reserve (Fed) AS.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh lagi USD5,3 atau 0,3%, menjadi ditutup pada USD1.751,40 per ounce. Emas berjangka kehilangan 2,3% untuk minggu ini dan ditutup pada level terendah sejak 10 Agustus.

Kenaikan mengejutkan dalam penjualan ritel AS pada Agustus di awal pekan, menghidupkan kembali ketakutan tapering atau pengurangan pembelian aset lebih awal oleh The Fed, mendorong dolar lebih tinggi dan mendorong penurunan tajam emas.

Pasar sudah percaya bahwa Fed akan mengurangi pembelian obligasi, dan itu akan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi, kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Dolar Menguat, Platinum dan Palladium Kian Anjlok

"Ini bukan pertanda baik untuk emas, kemungkinan besar akan turun kembali,"

Dia menambahkan dolar, bukan emas, diuntungkan dari permintaan safe-haven dari perkembangan di China seputar pengembang properti Evergrande.

Dolar naik ke puncak tiga minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah juga naik. 

"Emas telah menjadi produk yang membuat frustrasi dan sering berbalik arah," kata seorang pedagang yang berbasis di New York, menambahkan bahwa emas kemungkinan akan dibatasi dalam kisaran 1.750-80 dolar AS menjelang pertemuan Fed.

Komite penetapan kebijakan The Fed akan bertemu pada Selasa (21/9/2021) dan Rabu (22/9/2021) pekan depan.

Pergeseran hawkish yang kuat dapat mendorong reaksi spontan, reaksi penurunan pada emas sekalipun sudah diperhitungkan, kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Melepaskan langkah-langkah dukungan ekonomi tidak hanya meredupkan status emas sebagai tempat berlindung yang aman, tetapi setiap kenaikan suku bunga selanjutnya akan diterjemahkan ke peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 45,7 sen atau 2,00%, menjadi ditutup pada 22,337 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 7,3 dolar, atau 0,79%, menjadi ditutup pada 930,6 dolar per ounce. 

 

 

Equityworld Futures

 

Jumat, 17 September 2021

PT Equityworld Futures : Menteri Investasi Pastikan Mei 2022, Indonesia Bakal Punya Pabrik Mobil Listrik Hyundai

Equityworld Futures - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembangunan pabrik mobil listrik di Indonesia terus dikerjakan. Bahkan, Bahlil mengemukakan saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 80 persen.

Pabrik mobil listrik hasil investasi Hyundai Group ini pun ditargetkan selesai pada bulan Mei 2022 mendatang.

"Jangan sampai salah persepsi, 2022 bulan Mei itu kita produksi mobil listrik buatan Hyundai,"

Bahlil mengungkapkan, bahwa Hyundai Group menginvestasikan dananya untuk bangun pabrik ini senilai 1,5 miliar dolar. Alasan perusahaan asal Korea Selatan tersebut, tak lepas dari potensi sumber daya alam (SDA) Indonesia yang memiliki nikel berlimpah.

"Teman-teman, tidak ada negara di dunia ini berkembang lebih cepat tanpa melakukan langkah-langkah yang luar biasa terkait dengan industri dan kita belajar pada masa lampau kekayaan SDA kita luar biasa, kita pernah mengalami kejayaan kayu, keemasan tambang, keemasan batu bara,"

Oleh karena itu, hilirisasi nikel dengan membangun baterai hingga kendaraan listrik menurutnya akan terus dilakukan pemerintah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik, Data Penjualan Ritel Topang Pergerakan Dolar AS

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik industri baterai kendaran listrik PT HKML Baterai Indonesia di Karawang, Jawa Barat.

Jokowi menuturkan pabrik yang akan dibangun dengan nilai investasi sebesar  1,1 miliar dolar AS atau setara Rp 15,6 triliun, merupakan pabrik industri baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.

"Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara dengan nilai investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS,"

 Pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri yang juga menandakan era kejayaan komoditas bahan mentah sudah berakhir.

Karenanya, harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas, untuk masuk ke industrialisasi menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan invoasi teknologi.

"Karena ini strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan pengekspor bahan mentah, melepaskan ketergantungan pada produk-produk bahan impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi,"

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dengan potensi yang luar biasa.

Jokowi meyakini tiga sampai empat tahun ke depan, melalui manajemen pengelolaan yang baik, Indonesia akan bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel seperti baterai litium, baterai listrik, baterai kendaraan listrik.

Hilirisasi industri nikel, juga akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan jika diolah dengan sel baterai, nilainya bisa meningkat sampai enam sampai tujuh kali lipat dan jika diolah jadi mobil listrik maka nilai tambahnya akan meningkat 11 kali lipat.

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 16 September 2021

PT Equityworld Futures : Ekspor Indonesia Tertinggi Sepanjang Sejarah, Menko Airlangga: Indikasi Pemulihan Ekonomi

Equityworld Futures - Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 menunjukkan performa yang meningkat dibanding bulan lalu. Sesuai rilis Badan Pusat Statistik nilai perdagangan Indonesia pada periode Agustus 2021 tercatat mengalami surplus USD4,74 miliar, melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 16 bulan berturut-turut. Nilai surplus tersebut bahkan merupakan rekor tertinggi sejak Desember 2006 sebesar USD4,64 miliar.

Performa surplus yang impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia yang terakselerasi pada Agustus 2021 dengan mencapai USD21,42 miliar, meningkat double digit sebesar 20,95% (mtm) atau 64,10% (yoy). Nilai ekspor tersebut sekaligus tercatat sebagai rekor tertinggi baru bagi ekspor Indonesia, menembus rekor tertinggi sepanjang masa yang pernah terjadi sebelumnya pada Agustus 2011 yang sebesar USD18,60 miliar.

“Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut sejalan dengan pemulihan permintaan global. Hal ini ditunjukkan dengan terus meningkatnya volume ekspor dan harga komoditas andalan Indonesia seperti Batubara sebesar 11,04% (mtm) dan CPO sebesar 6,85% (mtm),”

Peningkatan ekspor Indonesia juga mengkonfirmasi perbaikan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia Agustus 2021 yang meningkat menjadi 43,7 dari sebelumnya berada di level 40,1 pada Juli 2021. Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4).

Peningkatan ekspor terbesar Indonesia pada Agustus 2021 terjadi pada komoditi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$1.544,8 juta, bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$573,2 juta, dan bijih logam (HS 26) sebesar USD213,1 juta. Sementara itu, negara tujuan ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan terbesar dibanding bulan sebelumnya di antaranya Tiongkok (US$1.212,2 juta), India (US$759,1 juta), dan Jepang (US$453,2 juta). 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Tipis, Pasar Tunggu Sinyal Lanjutan Taper Fed

Sejalan dengan peningkatan ekspor, sisi impor Indonesia pada Agustus 2021 mencapai US$16,68 miliar, meningkat sebesar 10,35% (mtm) atau 55,26% (yoy). Mobilitas masyarakat yang mulai meningkat seiring dengan pelonggaran PPKM menjadi indikasi penyebab peningkatan.

“Kenaikan impor pada Agustus 2021 ditopang oleh peningkatan impor barang modal sebesar 34,56% (yoy) dan bahan baku/penolong sebesar 59,59% (yoy) yang menunjukkan peningkatan kapasitas produksi industri di Indonesia serta geliat ekonomi Indonesia yang terus pulih,” ungkap Menko Airlangga.

Struktur impor Indonesia pada Agustus 2021 didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mencapai 74,20% dari total impor, kemudian di susul oleh barang modal mencapai 14,47%, dan barang konsumsi sebesar 11,33%. Struktur tersebut mengindikasikan perekonomian Indonesia yang produktif melalui penciptaan nilai tambah yang lebih besar, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk diekspor kembali.

Dorongan untuk Ekspor Industri Kecil Menengah (IKM)

“Performa positif ekspor Indonesia tidak terlepas dari peran berbagai pihak termasuk kontribusi para pelaku IKM yang mampu bertahan di tengah gejolak pandemi Covid-19,” ujar Menko Airlangga.

Hal ini dibuktikan dari kenaikan dua komoditas ekspor yang berbasis pada sektor IKM, yakni ekspor Kayu dan Barang dari Kayu (HS 44) yang mampu tumbuh tinggi 18,31% (yoy) dan Furnitur (HS 94) yang tumbuh mencapai 30,12% (yoy) selama periode Januari hingga Juli 2021. Kedua komoditas tersebut bahkan termasuk dalam 20 kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang tahun 2021.

Ekspor dari komoditi pada HS 44 mencapai USD2,55 miliar berada pada peringkat 12 dengan share sebesar 2,12% terhadap total ekspor dan HS 94 mencapai USD1,63 miliar berada pada peringkat 19 dengan share sebesar 1,36% terhadap total ekspor. Kontribusi ekspor HS 44 dan HS 94 yang notabene berbasis pada IKM perlu diapresiasi.

Untuk menjaga keberlanjutan performa ekspor yang positif dari kedua komoditas tersebut, beberapa faktor kunci perlu terus dicermati diantaranya: (i) Ketersediaan kontainer yang memadai dan stabilitas biaya freight cost yang terjangkau, (ii) Kemudahan dalam proses pengurusan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), (iii) Terjaganya stabilitas harga dan ketersediaan pasokan kayu ke industri, (iv) Kelancaran izin keimigrasian yang terintegrasi bagi inspektor buyer luar negeri, (v) Peningkatan kualitas produk dan keahlian SDM, (vi) Fasilitasi teknologi dan sarana prasarana produksi, (vii) Peningkatan akses pasar melalui fasilitasi pameran dan promosi, dan (viii) Kemudahan akses pembiayaan untuk melakukan ekspansi.

“Upaya mendorong ekspor komoditas IKM tidak hanya akan dilakukan pada kedua komoditas tersebut. Pemerintah bersama seluruh stakeholders terus berupaya menyusun berbagai program dan insentif yang relevan pada seluruh komoditas IKM berbasis ekspor. Dengan demikian, seluruh IKM yang bergerak di berbagai sektor dapat terus berkontribusi dalam menopang ekspor Indonesia secara keseluruhan.”

 

 

Equityworld Futures