Equityworld Futures - Harga emas naik di Asia, mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu. Tekanan inflasi membantu melawan dampak dari reli imbal hasil Treasury AS setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan.
Harga emas berjangka naik 0,15% ke $1.810,65/oz setelah mencapai $1,814,91, level tertinggi sejak 27 Januari, di awal sesi.
"Komponen inflasi terbesar saat ini, di luar masalah rantai pasokan, adalah harga minyak. Dan ini adalah masalah yang tidak peduli seberapa tinggi Anda menaikkan suku bunga,"
"Emas menjadi sedikit defensif, menyadari bahwa kita bisa berada dalam kondisi hiperinflasi ini."
Sementara itu, saham-saham di Asia Pasifik sebagian besar turun pada hari Senin setelah laporan pekerjaan AS yang kuat menenangkan terkait pemulihan ekonomi global dari COVID-19. Treasury benchmark 10 tahun AS berada di level tertinggi sejak Desember 2019 pada hari Jumat.
Laporan menunjukkan bahwa ketenagakerjaan nonpertanian tercatat 467.000 pada bulan Januari, sedangkan tingkat pengangguran sebesar 4%. Investor sekarang menunggu data inflasi AS, termasuk indeks harga konsumen, dengan data yang kuat kemungkinan akan meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mulai menaikkan suku bunga.
Di Asia Pasifik, data China yang dirilis sebelumnya menunjukkan Indeks manajer pembelian jasa Caixin sebesar 51,4 pada bulan Januari. Australia juga merilis angka penjualan ritel.
Sementara itu, ketegangan geopolitik di Eropa Timur juga mendukung logam kuning safe haven. AS dan Rusia masih berselisih soal Ukraina, setelah dua pejabat AS memperingatkan pada Sabtu bahwa Rusia memiliki sekitar 70% kekuatan tempur yang dibutuhkan untuk menyerang Ukraina.
Di logam mulia lainnya, perak melonjak 1,4% pukul 12.45 WIB dan palladium naik 0,1%, sementara platinum turun 0,32%.
0 komentar:
Posting Komentar