Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) F Henry
Bambang Soelistyo mengatakan bahwa kapal bantuan asing dari Singapura
dan Amerika Serikat akan meninggalkan daerah operasi pencarian korban
pesawat AirAsia QZ 8501 mulai Kamis (15/1).
"Besok (Kamis red), kapal Singapura dan kapal Amerika akan
meninggalkan operasi pencarian," kata Soelistyo di kantor Pusat
Basarnas, Jakarta, Rabu.
Pemulangan dua kapal Singapura dan dua kapal Amerika menandakan berkurangnya kekuatan asing dalam di daerah pencarian.
Namun, menurut dia, pencarian korban AirAsia masih akan dibantu oleh satu kapal asing yang berasal dari Tiongkok.
"Kapal Tiongkok ini baru beberapa hari di sini, selain itu mereka
datang dari jauh, jadi masih saya pertahankan untuk tetap membantu,"
kata Soelistyo.
Kapal Tiongkok tersebut tetap akan diikutsertakan untuk
sebanyak-banyaknya menemukan korban pesawat yang diduga masih berada di
dalam perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Sebelumnya, Basarnas telah melakukan pengurangan bantuan asing sejak
Jumat (9/1), dimana kapal bantuan Pemerintah Jepang, yaitu JS Ohnami
dan JS Takanami yang berada di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela
Diri Laut Jepang (JMSDF) dikembalikan.
Selain itu, kapal Rusia serta para penyelamnya dan sebuah kapal
Singapura, dikatakan Soelistyo, sudah mulai meninggalkan kegiatan
evakuasi korban dan puing Pesawat AirAsia sejak beberapa hari lalu.
Selanjutnya, bantuan pesawat dari Pemeritah Korea Selatan mulai
Senin (12/1) juga tidak lagi berpatroli membantu Tim SAR gabungan, yang
kemudian disusul dua kapal Malaysia pada Selasa (13/1).
Menurut dia, pengurangan ini dilakukan karena bantuan yang
dibutuhkan Tim SAR gabungan telah menurun, sehingga beberapa kapal dari
luar negeri sudah dapat meninggalkan area operasi.
Pengurangan yang dipertimbangkan berdasarkan hasil evaluasi operasi
pencarian ini ditujukan agar pencarian lebih efisien karena kegiatan di
lapangan juga akan menurun.
"Tentu, kita ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
negara-negara sahabat yang telah membantu kita," katanya lebih lanjut.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015