Equityworld Futures – Harga emas naik di Asia, sedangkan dolar AS masih mendekati level tertinggi dua tahun setelah Federal Reserve AS mempertahankan sikap hawkish-nya dalam risalah pertemuan terakhir.
Harga emas berjangka naik tipis 0,04% di $1.923,90/oz. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,10% ke 99,520 tetapi masih mendekati level tertinggi dua tahun pada hari Kamis.
Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun mendekati level tertinggi multi tahun yang dicapai di sesi sebelumnya.
The Fed merilis risalah dari pertemuan Maret 2022, yang mengindikasikan bank sentral tengah bersiap untuk
bergerak agresif untuk mengendalikan inflasi yang tinggi.
"Banyak" pengambil kebijakan mengatakan mereka siap untuk menaikkan suku bunga dengan kenaikan 50 bps pada pertemuan kebijakan yang akan datang, bahkan saat sentimen risiko yang berasal dari perang di Ukraina menahannya pada kenaikan standar sebesar 0,25% pada bulan Maret.
European Central Bank juga akan menerbitkan notulen rapatnya nanti. Meskipun diperkirakan akan mendukung nada kebijakan yang kurang hawkish daripada The Fed, ECB adalah bank sentral lain yang berusaha mencapai keseimbangan yang tepat untuk mengekang inflasi tanpa memasuki resesi.
Di Asia Pasifik, Reserve Bank of India juga akan mengeluarkan keputusan kebijakannya pada hari Jumat.
Sementara itu, Perth Mint mengatakan dalam postingan blog pada hari Rabu bahwa penjualan produk emas di bulan Maret melonjak sebesar 68% ke level tertinggi dalam setahun. Pabrik penyulingan tersebut mengaitkan kenaikan itu dengan meningkatnya minat atas logam kuning safe-haven setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Di logam mulia lainnya, perak turun tipis 0,2% di 24,410 dan platinum turun tipis 0,65% ke 948,60, sementara palladium melonjak naik 1,53% di 2.230,52.