Equityworld Futures - Harga emas turun kendati perang yang berlangsung di Ukraina mendukung permintaan logam kuning safe haven. Namun, seruan dari pengambil kebijakan Federal Reserve AS untuk mempercepat peningkatan suku bunga membebani sentimen pasar.
Harga emas berjangka turun tipis 0,15% menjadi $1.918,65/oz.
"Potensi suku bunga global yang lebih tinggi membebani (emas). Pada saat yang sama, minat atas tempat berlindung yang aman dalam menghadapi konflik geopolitik di Ukraina tetap mendukung," Kepala Strategi Tiger Brokers Michael McCarthy menjelaskan kepada Reuters.
Presiden Fed St. Louis James Bullard menyerukan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan overnight
menjadi 3% tahun ini dan bergerak agresif untuk menjaga inflasi
terkendali. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mendukung seruan
Bullard, sementara Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pada
hari Selasa bahwa sudah waktunya untuk menghapus kebijakan akomodasi.
Pasar memperkirakan probabilitas sebesar 72,2% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Mei 2022, dengan peluang kenaikan yang lebih besar melonjak lebih dari 50% pada hari Senin. Imbal hasil benchmark Treasury 10 tahun juga mencapai titik tertinggi baru Mei 2019.
Ketua Fed Jerome Powell, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde, dan Gubernur Bank of England Andrew Bailey juga akan berbicara dalam KTT inovasi BIS kemudian.
Optimisme atas resolusi perang di Ukraina yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari mulai memudar, membuat beberapa investor berpikir ada potensi terobosan, pungkas McCarthy. Barat juga dapat mengumumkan sanksi lanjutan terhadap Rusia.
Harga emas spot dapat turun ke kisaran $1.891 hingga $1.903/oz, karena tren turun dari level tertinggi 8 Maret di $2.069,89 tampaknya terus berlanjut, menurut analis teknikal Reuters Wang Tao.
Pada logam mulia lainnya, perak turun tipis 0,02% di 24,900 dan palladium melonjak 2,34% di $2.552,77, sementara platinum turun tipis 0,56%.
0 komentar:
Posting Komentar