Equityworld Futures - Harga emas naik di Asia, setelah mendapatkan kinerja yang kuat selama beberapa sesi terakhir. Dimulainya perundingan gencatan senjata antara pejabat Rusia dan Ukraina serta negara-negara Barat yang menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia mengurangi permintaan untuk logam kuning safe haven.
Harga emas berjangka naik 0,36% ke $1.907,50/oz, setelah naik lebih dari 1% selama sesi sebelumnya.
Pejabat Rusia dan Ukraina memulai perundingan gencatan senjata di dekat perbatasan Belarusia, empat hari pasca Rusia menginvasi tetangganya itu. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa Rusia berniat menghentikan invasi.
The Central Bank of the Russian Federation (Bank of Russia)
menaikkan suku bunga kebijakan utamanya menjadi 20% pada hari Senin dan
memperkenalkan beberapa kontrol modal. Namun, Gubernur Elvira
Nabiullina mengatakan sanksi telah mencegah bank sentral menjual mata
uang asing untuk menopang rubel.
Jumlah perusahaan Barat yang menarik diri dari Rusia diperkirakan akan bertambah setelah perusahaan seperti BP (NYSE:BP) dan Shell (LON:RDSa) sudah memimpin langkah itu.
Di Asia Pasifik, Data China yang dirilis sebelumnya menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) untuk Februari tercatat 50,2, sedangkan PMI non-manufaktur sebesar 51,6. PMI manufaktur Caixin sebesar 50,4.
Dalam berita bank sentral, Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunganya stabil sebesar 0,10% dalam keputusan kebijakan terbaru sebelumnya. Bank of Canada menyerahkan keputusan kebijakannya pada hari Rabu, sementara European Central Bank (ECB) juga akan merilis risalah dari pertemuan Februari 2022 sehari kemudian.
Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust (P:GLD) naik tipis 0,2% menjadi 1.029,02 ton pada hari Senin. Pada logam mulia lainnya, palladium turun 0,16% ke 2.485,00 setelah mencapai level tertinggi sejak Juli 2021 di $2.711,18 selama minggu lalu. Perak naik tipis 0,07% dan platinum juga naik tipis 0,02%.
0 komentar:
Posting Komentar