Equityworld Futures - 1. The Fed Terlalu Cepat Melakukan Pemangkasan
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dijadwalkan bertemu 17-18 September dan pasar memperkirakan ada lebih dari 90% peluang penurunan suku bunga sebanyak 25 basis poin.
Tetapi The Fed tampaknya telah memulai pelonggaran sangat awal, menurut salah satu pedoman kebijakan moneter ungkap brifing J.P. Morgan minggu ini.
Aturan Taylor, model prediksi yang diperkenalkan ekonom Stanford John Taylor, dirancang untuk memberi tahu bank sentral tentang tingkat bunga yang seharusnya dengan merujuk pada faktor-faktor tertentu seperti inflasi dan lapangan kerja dengan melihat tingkat riil dan nominal.
Saat ini "Suku bunga Fed tetap jauh di bawah apa yang disiratkan aturan Taylor,"
Aturan Taylor menyiratkan suku bunga fed fund berada di atas 4%, sedangkan kurs saat ini berada pada kisaran 2% hingga 2,25%.
Selain itu, tingkat kebijakan riil sama sekali tidak berada di posisi biasanya sebelum resesi dimulai.
"Tingkat kebijakan riil mendekati nol,"
"Dalam delapan siklus terakhir, tingkat riil setidaknya 1,8%, atau lebih tinggi, dalam 6 bulan menjelang penurunan."
"Sampai tiga resesi terakhir, The Fed mulai melakukan pemangkasan dari tingkat yang lebih tinggi dari tingkat yang disiratkan aturan Taylor,"
"Dan saat ini kasusnya berbeda, tingkat suku bunga Fed kemungkinan akan turun meskipun kurang dari setengah dari apa yang disiratkan aturan Taylor."
BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : EMAS MELEMAH SETELAH POWELL NILAI PERTUMBUHAN EKONOMI AS MODERAT
2. Penurunan Emas Menandakan Lebih Banyak Kelemahan?
Harga emas terpukul pada hari Kamis karena safe haven tiba-tiba tampak kurang menarik setelah dirilisnya berita mengenai prospek dilanjutkannya perundingan perdagangan AS-Cina pada bulan Oktober.
Emas spot mengalami persentase kerugian terbesar pada 2019, sementara futures turun terbesar sejak Januari.
Dan ukuran penurunan dapat dipahami akan ada tekanan pada harga emas selama beberapa minggu kedepan, menurut SentimenTrader.
Harga emas memiliki -3 standar deviasi bergerak Kamis setelah mencapai titik tertinggi 52 minggu sehari sebelumnya.
3. Apple Siap Luncurkan iPhone Terbaru Minggu Depan
Apple (NASDAQ: AAPL) bersiap untuk merilis daftar terbaru produk iPhone minggu depan, tetapi kenaikan jumlah permintaannya kemungkinan baru akan terasa tahun depan, ketika raksasa teknologi itu meluncurkan smartphone yang dilengkapi teknologi 5G ungkap perusahaan aset manajemen Piper Jaffray.
Perusahaan investasi itu menilai 23% pemilik iPhone tertarik membeli ponsel Apple versi 5G, yang diperkirakan akan dirilis tahun depan, naik 18% dari survei internal sebelumnya.
Siklus penggantian iPhone Apple - periode para pengguna membeli model iPhone yang lebih baru untuk menggantikan yang sudah ada - telah dicermati setelah peluncuran iPhone sebelumnya pada tahun lalu gagal memicu gelombang peningkatan upgrade dari konsumen yang ada.
Menggarisbawahi turunnya permintaan baru-baru ini, Apple melihat penurunan pertama dalam pengiriman iPhone tahun lalu dan mengakibatkan posisi nomor 2 dari segi pangsa pasar ponsel pintar diambil alih Huawei.
Tetapi raksasa teknologi itu memiliki rencana merebut kembali kendali dari para pesaingnya: Peluncuran iPhone berbiaya lebih rendah yang akan dirilis pada musim semi mendatang. Model baru ini akan menjadi smartphone murah pertama Apple sejak peluncuran iPhone SE pada 2016.
Namun, peluncuran iPhone yang dilengkapi 5G adalah hal yang ditunggu banyak orang. Namun Nomura mengatakan harapan yang ada terlalu tinggi. "Kami percaya banyak investor melihat ke depan untuk peluncuran iPhone 5G 2020,"
"Perkiraan iPhone mungkin optimis namun siklus 5G masih belum pasti."
0 komentar:
Posting Komentar