Rabu, 29 Juni 2016
Polri batasi waktu istirahat di rest area
Kepolisian akan memberlakukan pembatasan waktu istirahat di seluruh rest area di jalan tol yang dilalui pemudik.
"Kami akan batasi waktu istirahat bagi para pemudik antara 1,5 jam hingga dua jam. Hal ini sudah kami koordinasikan dengan para pengelola rest area," kata Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Lalin Korlantas Polri
"Kami akan batasi waktu istirahat bagi para pemudik antara 1,5 jam hingga dua jam. Hal ini sudah kami koordinasikan dengan para pengelola rest area," kata Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Lalin Korlantas Polri
Selasa, 28 Juni 2016
Pernyataan Osborne Tenangkan Pound, Analis: Ini Belum Dasar
Sterling menunjukkan pemulihan sekitar setengah sen dari level rendah malam tadi memasuki sesi perdagangan London Senin (27/Juni) sore ini meski tak sebanding dengan penurunan 2 persen pada pekan lalu karena Brexit. Poundsterling membuat sejarah baru di era modern, yakni penurunan yang terburuk di hari Jumat lalu.
Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, berjanji untuk tetap siaga dalam saat-saat sulit seperti ini dan mengimplemetasikan rencana kontijensi yang mantap bersama dengan Bank Sentral Inggris (BoE) apabila dibutuhkan, untuk sedikit menyetabilkan kegugupan pasar. Meski cenderung flat, Poundsterling sedikit terjungkit untuk diperdagangkan pada posisi 1.3430, dari level rendah 1.3356 malam tadi.
Kendati hasil voting Inggris pada Jumat lalu sudah jelas memenangkan Brexit, akan tetapi, sejumlah bank masih memprediksikan Poundsterling akan jatuh ke bawah level $1.30 dan bahkan terhadap Euro (EUR/GBP), Sterling diperkirakan akan menurun 1.2 persen ke angka 82.20 pence.
Pound Masih Bisa Turun Lagi
"Risiko yang jelas adalah penurunan lebih dalam (bagi Poundsterling)," kata Neil Mellor, ahli strategi mata yang di Bank of New York Mellon di London yang diwawancarai oleh Reuters. "Ketidakpastian artinya adalah pelemahan mata uang, kita tahu hal ini, dan bukan tak mungkin bahwa (Sterling) sedang value trade saat ini dan untuk itulah Anda harus kembali. Terlalu dini untuk menyebut level saat ini sebagai level dasar."
Di sisi lain, analis dari RBC Capital Markets Kanada mengarahkan perhatiannya ke sell-off terbesar sepanjang sejarah dan menunjuk pada level $1.20 - $1.25 Poundsterling di akhir kuartal ketiga dalam tahun ini. Analis tersebut memperkirakan, penurunan EUR/GBP hingga 7 persen pada tahun ini kemungkinannya kecil. Namun, terhitung sejak 40 tahun yang lalu, Sterling sudah merosot rata-rata 18 persen.
Di sisi lain, analis dari RBC Capital Markets Kanada mengarahkan perhatiannya ke sell-off terbesar sepanjang sejarah dan menunjuk pada level $1.20 - $1.25 Poundsterling di akhir kuartal ketiga dalam tahun ini. Analis tersebut memperkirakan, penurunan EUR/GBP hingga 7 persen pada tahun ini kemungkinannya kecil. Namun, terhitung sejak 40 tahun yang lalu, Sterling sudah merosot rata-rata 18 persen.
Anti Euro Mulai Bermunculan
Tampakanya, hasil referendum Inggris menjadi sinyal bahwa Uni Eropa (EU) berada dalam kondisi bahaya. Lepasnya Inggris dari kebijakan dan kawasan biru memicu suara-suara anti Euro muncul dari kawasan tersebut. Dimana beberapa partai ultranasional di negara Prancis, Belanda, Italia dan Denmark mulai bersuara untuk menggelar referendum serupa.
Marine Le Pen, selaku pemimpin Partai National Front Prancis memuji sikap Inggris dengan keputusan warganya yang akhirnya memilih leave. Menurut dia, UE telah runtuh, banyak retakan di mana-mana, ia menegaskan bahwa Prancis memiliki lebih dari seribu alasan untuk meninggalkan UE jika dibandingkan dengan Inggris. Politikus yang tengah mencalonkan diri sebagai Presiden Prancis, berjanji akan menggelar referendum jika terpilih nanti.
Sementara Geert Wilders, politisi dan Pemimpin Party for Freedom Belanda menegaskan bahwa Belanda harus menggelar referendum secepatnya. "Kami ingin berkuasa atas negara kami, uang kami, perbatasan kami, dan kebijakan imigrasi kami," tegasnya.
Dan hal ini sangat beralasan, dimana berdasar survei yang dilakukan baru-baru ini, hamper 54% warga Belanda ingin referendum. Belanda sendiri bakal menggelar pemilu Maret mendatang. Dan beberapa hasil polling menunjukkan bawa Wilders berada dalam posisi memimpin.
Di Roma-Italia, Pemimpin Partai Northern League, Matteo Salvini dan politikus Partai 5-Star, Movement Luigi, menyerukan agar Italia menggelar referendum. "Terima kasih Inggris, kini giliran kami," ujar Salvini.
Dari Denmark, Thulesen Dahls yang merupakan pemimpin Party Kristian juga menginginkan negaranya mengikuti langkah Inggris. Menurut dia, jika parlemen tidak setuju dengan reformasi pemerintahan dan meninggalkan UE, langkah terbaik adalah bertanya langsung kepada rakyat melalui referendum.
Esok para pejabat Eropa berkumpul di Brussel-Belgia, memulai pembicaraan terkait pemasalan kawasan tersebut. Dimana pertemuan ini akan dilakukan selama dua hari, Selasa (28/06/2016) sampai Rabu (29/06/2016).
Senin, 27 Juni 2016
Rentetan Masalah Berikut Ini Akan Terjadi Setelah Brexit
Setelah melampaui detik-detik mendebarkan, suara rakyat Inggris akhirnya menentukan bahwa negeri itu akan hengkang dari Uni Eropa. Meski awalnya kubu "Remain" memimpin, tetapi pihak "Leave" akhirnya lolos sebagai juara. Di pasar forex, dampaknya sudah langsung terlihat dengan Poundsterling hancur ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade, tak kalah parahnya dari momen Black Wednesday 1992 maupun kebangkrutan Lehman Brothers pada tahun 2008. Pasar finansial pun bersimbah darah. Bukan hanya valas yang hancur lebur, pasar saham dan komoditas pun secepat kilat kehilangan poin.
SNB Intervensi Pasar Pasca Brexit, Franc Swiss Mundur
Franc Swiss mundur dari level tinggi hampir satu tahunnya terhadap Euro di hari Jumat (24/Juni) sore ini setelahBank Sentral Swiss
Jumat, 24 Juni 2016
Dunia Terjebak Dalam Dominasi Dolar?
Ulasan Saham 23 Juni: Menguat 4 Hari Berturut-turut, IHSG Rawan Profit Taking