This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 12 Agustus 2016

Penerima Tunjangan Pengangguran Di AS Masih Stagnan, Euro Kembali Tergelincir

Sinyal terhangat mingguan yang memberi kabar awal situasi perindustrian terkini di AS terpantau tak bergeming dan hanya melandai. Jumlah para pemohon tunjangan pengangguran masih bergerak dalam rentang aman bagi perekonomian dalam negeri di saat-saat ini. Sementara Euro yang telah mendapat momentum lewat rally kemarin, justru tak meneruskan peluang tersebut dan malah terlihat tergelincir.

Tak Bergairah
 
Kondisi adem ayem sepertinya tengah melanda sektor tenaga kerja. Dari beberapa periode di momentum-momentum sebelumnya, hal senada pun telah mulai terlihat. Sejak awal semester kedua sampai dengan sekarang, pertambahan jumlah pemohon tunjangan pengangguran bertahan pada rentang 270 ribuan hingga 250 ribuan. Minggu ini pun para pemohon tunjangan yang mengular di lokasi-lokasi pelayanan hanya bertambah di kisaran 266 ribuan pemohon.
 
Para pemberi kerja disinyalir masih enggan untuk menambah jumlah tenaga kerja. Sinyal  ketenaga kerjaan sebelumnya yaitu NFP pun mengamininya dengan tampil kurang greget. Tak banyak lapangan kerja baru diciptakan di tengah iklim bisnis yang masih tak bergairah ini. Baik dari dalam negeri maupun dari luar, semua memunculkan sentimen yang membuat loyo para pelaku pasar.
 
Perputaran roda perekonomian global yang masih seret, ditambah rumor makin meredupnya sinyal kenaikan suku bunga acuan dalam tahun ini, dan juga perhelatan pesta demokrasi yang direncanakan bakal dilaksanakan di bulan Nopember nanti masih menjadi isu sentral di pasar akhirnya membuat pasar tak terstimulasi untuk agresif. Tak banyak sektor-sektor industri yang berani merencanakan bahkan menganggarkan untuk terus melakukan ekspansi melebihi kinerja yang telah dilakukan selama ini. 
 
Euro Masih Tenang
 
Berkurangnya sentimen-sentimen positif yang muncul dari negeri Paman Sam, seolah tak cukup bagi investor Euro untuk terus mengangkat mata uang pemersatu kawasan Eropa ini. Setelah kemarin hampir menembus ambang batas psikologis 1.1200, hari ini dengan energi itu kembali menyusut. Euro dibuka pada level 1.1170 an, terlihat Euro kembali mencoba menyentuh level 1.1200. Apa daya? Keinginan tersebut segera tereliminasi oleh tekanan jual dari para investor. Kini, saat kabar ini diunggah, Euro masih berjuang di kisaran 1.1160 an.

Kamis, 11 Agustus 2016

Harga Emas Menurun, Investor Menunggu Rilis Data Penting AS

Harga emas di sesi Asia pada hari Selasa ini (02/08) menurun seiring dengan para investor yang menunggu rilis data nonfarm payroll (NFP) AS pada akhir pekan ini untuk mengetahui kepastian terhadap prospek kenaikan suku bunga oleh the Fed tahun 2016. Saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,347 dolar AS.


Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 0.35 persen menjadi 1,355 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September ke level harga 20.43 dolar AS per troy ons, mengalami penurunan sebesar 0.37 persen dan harga tembaga futures ke level harga 2.202 dolar AS per pound.
Akan tetapi bank sentral AS hanya menampakkan sedikit sinyal kapan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga tahun 2016 ini. Kondisi tersebut membuat harga emas di akhir bulan Juli lalu naik signifikan yakni sebesar tiga persen. Sebelum itu, harga emas pada awal Juli meroket tajam ke level tingginya selama dua tahun di level 1,377 dolar AS seiring dengan para investor yang lari ke aset safe haven karena Brexit. Untuk tahun ini, harga emas sudah meningkat hampir 26 persen, didorong oleh kecemasan terhadap pertumbuhan ekonomi globalserta ekspektasi terhapad stimulus moneter.

Rilis Data Ekonomi Penting Di AS

Sedangkan selama sesi perdagangan hari Senin malam, harga emas menurun tipis stelah data construction spending bulan Juni di AS merosot. Rilis data mengecewakan tersebut bisa jadi akan menurunkan estimasi pertumbuhan GDP AS di kuartal II. Pada sesi perdagangan hari Senin kemarin, rilis GDP kuartal II AS menunjukkan kenaikan tipis menjadi 1.2 persen dari sebelumnya hanya sebesar 1.1 persen. Namun, pencapaian tersebut masih jauh dibawah ekspektasi GDP AS untuk meningkat ke 2.6 persen.
Selain itu, adapun laporan data ISM manufaktur di AS yang mengalami penurunan tipis dari sebelumnya di level 53.2 menjadi 52.6 di bulan Juli. Menurut Institute of Supply Management, data ISM manufaktur AS untuk bulan Juli tersebut mengindikasikan bahwa sektor manufaktur di AS kini sedang berusaha untuk bangkit dari keterpurukan yang disebabkan oleh menguatnya dolar AS beberapa waktu lalu.
Adanya rilis data ekonomi AS yang mengecewakan kemungkinan akan mempengaruhi keputusan the Fed nanti. Bahkan para analis menurunkan prediksi untuk kenaikan suku bunga untuk bulan Desember menjadi 33 persen dari sebelumnya yakni di minggu lalu sebesar 53 persen.

Investor Fokus Ke NFP AS

Sementara ini, sebagian investor lebih berfokus pada rilis data yang sudah ditunggu-tunggu yakni data NFP AS. Data tersebut bakal diumumkan pada hari Jumat pekan ini. Diperkirakan NFP AS bulan Juli akan menyusut ke 180,000 dari bulan sebelumnya 287,000. Data ini dinilai penting karena akan digunakan oleh the Fed sebagai materi pertimbangan sebelum memutuskan untuk menaikkan suku bunga.
Seperti yang sudah diketahui, harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga AS. Apabaila the Fed menaikkan suku bunganya, harga emas akan terancam untuk memiliki kecenderungan bearish (menurun).

Emas Sideways Tak Terpengaruh Data Manufaktur AS Dan Inggris

Harga emas pada sesi New York hari senin (1/8) terpantau bergerak sideways, setelah naik cukup menyakinkan dengan menoreh rekor tertinggi selama dua pekan pada jumat lalu. Perdagangan logam mulia berwarna kuning tersebut terasa sepi dan tidak banyak terpengaruh dari rentetan data Manufaktur Inggris dan AS sejak sesi Eropa hingga malam ini.

Sepanjang hari Senin di awal bulan Agustus, Emas bergerak bolak balik dalam range sempit antara 1346 hingga 1351. Harga emas bergerak cukup fluktuatif di sesi Asia dimana sempat melemah namun kembali naik sebelum sesi Eropa. Saat memasuki sesi Eropa, harga emas tidak mampu menembus diatas level 1350, padahal data Manufaktur Inggris bulan Juli yang berkontraksi di level 48.2 atau dibawah perolehan pada peiode sebelumnya 49.1.
Kondisi serupa juga terjadi pada malam hari ini dimana Emas cenderung bergerak flat, padahal data Manufaktur ASbulan Juli tumbuh cukup menyakinkan di level 52.6 setelah pada periode bulan sebelumnya sempat menyentuh level 53.2 tertinggi dalam kurun waktu setahun terakhir.
Berdasarkan time frame Daily maka terlihat jelas bahwa perlahan namun pasti harga emas bergerak terus meninggi, namun sayangnya rally Emas seolah tertahan di awal pekan pertama bulan Agustus. Meningkatnya ekuitas dan permintaan pasar terhadap Dollar AS diyakini sebagai faktor penyebab emas enggan untuk kembali menguat.
Harga emas terpantau berada di level 1349.39 USD per troy ounce berusaha menyentuh kembali level high harian 1351.61. Investor kemungkinan besar masih menanti berbagai data ekonomi penting yang dijadwalkan rilis sepanjang pekan ini, seperti Hasil Rapat BoE pada tanggal 4 Agustus mendatang dan Non Farm Payroll di akhir pekan.

Rabu, 10 Agustus 2016

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rupiah Melemah

Sejak akhir tahun 2013, nilai tukar Rupiah terus melemah, bahkan hingga mencapai level diatas 12.000 Rupiah per Dollar AS. Berbagai peristiwa telah diungkapkan oleh pemerintah dan analis ekonomi, disebut-sebut sebagai alasan kenapa Rupiah melemah. Realitanya, Rupiah memang salah satu mata uang terlemah di Dunia, yang nilainya mudah ditekan oleh perubahan kondisi ekonomi, baik di luar maupun di dalam negeri. 
Perekonomian Yang Kurang Mapan

Recovery Data Fundamental Akan Perkuat Rupiah

Tampaknya kondisi perekonomian Indonesia akan membaik di tahun 2014 ini seiring dengan membaiknya perekonomian negara-negara di Asia Tenggara. GDP diharapkan tumbuh 5.8%, defisit current account diperkirakan akan menyusut seiring dengan neraca perdagangan yang membaik, dan inflasi diharapkan turun ke level yang aman dengan perkiraan tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm) sepanjang tahun ini.

                                                       
Sepanjang tahun lalu perekonomian Indonesia kurang menggembirakan. Pasca kenaikan harga bbm tahun lalu akibat pemerintah mengurangi subsidi, inflasi hingga akhir 2013 naik tajam 8.4%, hampir dua kali inflasi akhir tahun 2012 yang 4.3%. Menurut hasil riset Standard Chartered, GDP diperkirakan turun dari 6.2% ke angka 5.6%. Sementara belum semua data fundamental tahun 2013 dirilis, defisit current account diperkirakan akan membengkak dari USD 24.4 milyard ke USD 32.3 milyard.

Nilai tukar IDR (Indonesian Rupiah) melemah, selain disebabkan oleh data fundamental yang memburuk juga dipicu oleh kekhawatiran capital outflow akibat tapering The Fed. Akhir tahun lalu USD/IDR melemah ke level 12,171 dibandingkan dengan akhir tahun 2012 yang berada pada level 9,793.

Namun demikian kondisi fundamental bisa berbeda di tahun ini. Neraca perdagangan sebagai penyumbang terbesar defisit current account diperkirakan akan membaik seiring dengan turunnya volume impor. Tanda-tanda ini sudah tampak pada kwartal keempat tahun 2013 dengan surplus perdagangan sebesar USD 777 juta pada bulan Nopember dibandingkan Oktober yang hanya surplus USD 24 juta (sumber: Biro Pusat Statistik). Secara keseluruhan defisit perdagangan Indonesia pada tahun 2012 sebesar USD 1.7 milyard, dan hingga bulan Nopember tahun 2013 angka defisit telah mencapai USD 5.6 milyard.

Januari tahun 2014 ini diperkirakan akan disahkan undang-undang larangan ekspor produk-produk mineral yang berpotensi menghilangkan pendapatan negara sebesar USD 5 milyard. Namun karena larangan tersebut tidak termasuk batubara yang menyumbang 13% dari total ekspor Indonesia, maka dampaknya terhadap total ekspor masih terbatas. Jika neraca perdagangan membaik, maka  defisit current account diharapkan bisa menyusut. Sebelum tahun 2011 current account secara konsisten selalu surplus.


Batas defisit anggaran di Indonesia adalah 3%, dan ketika bulan Juni 2013 melebihi batas tersebut pemerintah memotong subsidi bbm yang sebenarnya telah diperingatkan oleh para ekonom bahwa hal tersebut akan mengganggu kinerja ekonomi secara keseluruhan. Akibat kenaikan harga bbm hingga 44% tersebut mengakibatkan inflasi tahun 2013 hampir dua kali tahun 2012.

Tahun ini akan ada pemilihan umum, dan diperkirakan tidak ada kenaikan harga bbm. Menurut prediksi Standard Chartered inflasi diperkirakan akan turun hingga level 5% (year over year) hingga akhir tahun 2014 ini, masih dalam batas target bank sentral (Bank Indonesia) yang 3.5% hingga 5.5%. Recovery data fundamental ekonomi akan menguntungkan nilai tukar Rupiah, terutama pada paruh kedua tahun ini.

Menurut Standard Chartered, Rupiah akan masih mengalami tekanan pada awal tahun ini ditengah ketidak pastian hasil pemilu dan tapering The Fed, tetapi diperkirakan akan menguat pada paruh kedua tahun 2014 setelah hasil pemilu diketahui dan tapering The Fed telah berjalan. Standard Chartered memperkirakan nilai tukar IDR/USD akan berada pada sekitar level 11,400 pada akhir tahun 2014 ini.

Selasa, 09 Agustus 2016

Harga Emas Turun Pasca Rilis Data NFP AS

Harga emas di sesi perdagangan New York Jumat (5/8) malam turun tajam setelah laporan data Non Farm Payroll AS lebih baik dari estimasi. Penguatan dollar AS pasca NFP jelas memukul harga emas untuk turun lebih rendah dari harga open pekan ini pada tanggal 1 Agustus silam.

Berdasarkan laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja, Ekonomi AS bulan Juli berhasil menciptakan lapangan kerja sebanyak 255k, jauh diatas prakiraan 180k. Namun secara m-to-m, NFP bulan Juli melambat dibandingkan bulan Juni yang sempat menyentuh angka 292k.
Sebelumnya selama 4 hari beruntun, harga logam mulia emas berada di jalur penguatan dimana pada pembukaan pekan emas berada di level 1349, terus meninggi hingga mencapai puncak di level 1367 pada hari selasa. Setelah itu emas bergerak mendatar serambi menunggu rilis data NFP, apiknya data ADP hari Rabu lalu pun tidak banyak mempengaruhi harga emas dimana hanya turun 0.66 persen ke level 1354.
Sementara itu kemarin, emas sempat meninggi menyentuh harga tertinggi di level 1364 setelah Bank Sentral Inggris memangkas suku bunga menjadi 0.25 persen dan menambah program QE menjadi 435 Milyar Poundsterling. Namun pasca keputusan BoE tersebut, emas belum mampu menyundul level tertinggi pekan ini 1367 lantaran pelaku pasar masih menanti rilis data NFP.
Positifnya data Non Farm Payroll AS malam ini sekaligus memupuskan harapan emas untuk mencatatkan kenaikan mingguan untuk kedua kalinya, malahan emas terperosok dibawah harga open weekly 1349 dan menuju pelemahan terbesar dalam periode satu pekan. Saat ini emas diperdagangkan di level 1338 USD per troy ounce atau telah melemah sebanyak 1.7 persen selama sesi New York malam ini.

Harga Emas Menurun Tipis Setelah Rilis PMI Tiongkok

Harga emas di sesi Asia pada hari Senin ini (01/08) turun tipis namun cenderung flat seiring dengan data manufaktur China yang bervariasi. Selain itu, harga emas relatif stagnan disebabkan oleh adanya pernyataan salah satu anggota FOMC, William Dudley yang menuturkan bahwa pandangan pasar pada tingkat suku bunga AS terlalu pesimistis. Saat berita ini diturunkan, XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,348 dolar As.


Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 0.06 persen menjadi 1,356 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures
untuk pengiriman bulan September diperdagangkan di kisaran level harga 20.59 dolar AS per troy ons, mengalami kenaikan sangat signifikan yakni sebesar 1.19 persen dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan September berada di level harga 2.223 dolar AS per pound, naik tipis sebesar 0.07 persen.

 

Rilis Data PMI Manufaktur Tiongkok

Data PMI manufaktur Caixin di Tiongkok untuk bulan Juli naik dan berada di level 50.6, diatas perkiraan analis sebelumnya di 48.7 dan data PMI bulan lalu yakni 48.6. Disamping itu, beberapa waktu lalu adapun rilis PMI manufaktur China yang dihimpun dari China Federation of Logistics & Purchasing (CFLP) dan China Logistics Information Centre (CLIC) bersumber dari data Biro Nasional Statistik di negara China & Fung Research Centre. Data ini menunjukkan bahwa PMI manufaktur menurun tipis ke level 49.9 dari sebelumnya 50.0.

 

Data GDP AS Naikkan Harga Emas

Pada sesi perdagangan hari Jumat pekan lalu, harga emas mengalami reli tajam, mengakhiri sesi tersebut ke level tingginya selama tiga minggu setelah pertumbuhan data ekonomi AS di kuartal kedua menunjukkan adanya penurunan tipis dan berada dibawah ekspektasi, membuat pelaku pasar untuk menurunkan perkiraannya terhadap kenaikan suku bunga AS dari the Fed. Pasalnya, data GDP AS pada kuartal II hanya meningkat menjadi 1.2 persen daripada GDP kuartal I lalu serta dibawah ekspektasi adanya kenaikan menjadi 2.6 persen.
Mengecewakannya data GDP AS tersebut mengecilkan kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat ini setelah pada hari Rabu minggu lalu, hasil rapat FOMC memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya. Meskipun tidak mengubah tingkat suku bunganya, dalam pengumuman keputusannya tersebut, FOMC juga menuturkan risiko jangka pendek dalam outlook ekonomi AS telah berkurang.
Seperti yang sudah diketahui, harga emas sangat sensitif dengan pergerakan tingkat suku bunga AS. Adanya keputusan the Fed untuk menaikkan suku bunga AS akan menyebabkan suatu ancaman pada harga emas dan membuat kenaikan harga emas akan lebih sulit.

 

Investor Nantikan Data Penting AS dan Keputusan BoE

Sementara itu, untuk sepekan mendatang, sebagian besar pelaku pasar akan berfokus pada data NFP AS dan data ISM di sektor aktivitas manufaktur dan jasa. Selain hal itu, investor juga akan menantikan pengumuman tingkat suku bunga Inggris dan pernyataan dari bank sentral Inggris (BoE) pada hari Kamis nanti dan diprediksi BoE akan memberikan stimulus moneternya untuk menghindarkan dampak ekonomi yang bersifat negatif dari Brexit.

Senin, 08 Agustus 2016

Harga Emas Turun Pasca Pudarnya Risiko Politik Di Turki

Harga emas di perdagangan sesi Asia pada hari Senin (18/07) mengalami penurunan seiring dengan pudarnya kecemasan terhadap risiko politik di Turki karena gagalnya usaha untuk merebut kekuasaan di negara tersebut. Selain itu, dampak yang ada terhadap perekonomian global karena peristiwa itu tidak terlalu signifikan. Pada saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,329 dolar AS.


Sementara itu, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus naik tipis sebesar 0.23 persen ke level harga 1,330 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September mengalami penurunan hingga 0.64 persen menjadi 20.04 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan September juga turun signifikan yakni sebesar 0.72 persen ke level kisaran harga 2.217 dolar AS per pound.
Harga logam mulia emas tersebut sempat mengalami kenaikan tipis setelah adanya kabar kudeta di negara Turki, tapi upaya kudeta tersebut harus gagal karena Presiden Recep Tayyip Erdogan bergegas kembali ke kota Istanbul dari liburannya di Mediterania. Setelah itu, ia mendesak masyarakat Turki agar langsung turun ke jalan untuk mendukung pemerintah melawan kudeta yang terjadi.


Ekonomi AS Membaik, Nantikan Keputusan The Fed

Sebelumnya yaitu selama sesi perdagangan emas pada hari Jumat pekan lalu, harga emas mulai menunjukkan penurunan setelah adanya rilis data ekonomi di AS yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi disana sedikit membaik pada kuartal kedua tahun 2016 ini. Harga emas menuju ke level harga terendahnya setelah data retail sales di AS untuk bulan Juni meningkat lebih dari ekspektasi para analis.
Kondisi tersebut didorong oleh naiknya pembelian kendaraan bermotor dan sejumlah barang-barang. Hal ini menaikkan pandangan bahwa kondisi perekonomian di AS akan terus menanjak di kuartal kedua. Disamping itu, adapun rilis data lain seperti produksi industri AS bulan Juni. Data tersebut juga naik sangat signifikan menuju ke level tingginya selama 11 bulan karena didorong oleh lonjakan perakitan kendaraan bermotor.
Data-data perekonomian AS yang cebderung bullish tersebut bisa jadi akan membuat the Fed akan segera menaikkan tingkat suku bunga tahun ini, tapi keputusan terkait tingkat suku bunga oleh the Fed lebih tergantung pada penilaian pembuat kebijakan terhadap dampak pada perekonomian AS dari keluarnya negara Inggris dari Uni Eropa.
Sementara ini terdapat tiga pembuat kebijakan the Fed yang menyatakan bahwa tidak ada alasan tepat bagi the Fed untuk terburu-buru menaikkan suku bunga pasca keputusan Inggris untuk keluar dari keanggotaannya di Uni Eropa, mengabaikan fakta adanya perbaikan dalam perekonomian AS.
Seperti yang sudah diketahui, logam mulia emas sensitif dengan adanya pergerakan tingkat suku bunga di AS. Adanya kenaikan suku bunga oleh The Fed akan membuat harga emas cenderung bearish (menurun).

Emas Catat Penurunan Mingguan Pertama Setelah Bullish Selama 7 Pekan

Harga emas di sesi Asia hari Jumat (15/07) melandai dan melanjutkan penurunan harga di sesi semalam setelah apiknya data GDP dan produksi industri di China. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di kisaran level harga 1,329 dolar AS.


Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus menurun sebesar 0.20 persen menjadi 1,329 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September melandai ke level harga 20.26 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan September turun tipis sebesar 0.07 persen menjadi 2.241 dolar AS per pound.
Pada sesi perdagangan hari Kamis malam kemarin, harga emas menurun cukup tajam ditengah-tengah investor yang mengabaikan resiko sejalan dengan saham JPMorgan (NYSE:JPM) mengalami reli dan mendorong ekuitas Wall Street meningkat. Harga emas juga turun signifikan akibat sebagian investor mulai meninggalkan aset safe haven dipicu oleh keputusan mengejutkan bank sentral Inggris (BoE) untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya.


Membaiknya GDP Dan Produksi Industri China

Adapun hari ini rilis data-data penting dari China yang menyebabkan harga emas melanjutkan penurunannya. Data GDP negara Tiongkok secara YoY pada kuartal II tahun 2016 tetap pada 6.7 persen, diatas perkiraan sebelumnya bahwa GDP China akan menurun ke level 6.6 persen. Sedangkan data produksi industri bulan Juni negara tersebut tampil apik dengan peningkatan menjadi 6.2 persen dari bulan sebelumnya hanya 6.0 persen, data ini juga melebihi ekspektasi para analis bahwa produksi industri China akan melandai tipis ke 5.9 persen.

 

Rilis Data Pasar Ketenagakerjaan AS 

Pada hari Kamis malam kemarin, Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan, Producer Price Index (PPI) untuk Finished Goods naik sebesar 0.5 persen dalam bulan Juni, meningkat tipis dari kenaikan sebesar 0.4 persen pada bulan Mei dan di atas estimasi perkiraan 0.3 persen. Selain itu, indeks data PPI inti AS naik 0.3 persen secara bulanan, menanjak setelah di bulan Mei turun 0.1 persen.
Disamping itu, terpantau setelah rapat FOMC pada akhir bulan Juni lalu, beberapa pejabat the Fed telah memberikan komentar serta pernyataan mereka yang beragam terhadap kapan waktu tepat untuk the Fed dalam memberlakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga AS.
Seperti yang sudah diketahui bahwa terjadinya kenaikan tingkat suku bunga AS akan memicu harga emas menjadi bearish (cenderung menurun) karena harus bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga.

Jumat, 05 Agustus 2016

Jelang Kebijakan BoE Agustus: Rate Cut Sudah Di Ambang Pintu

Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan kuat akan memotong suku bunga untuk pertama kalinya sejak Maret 2009 pada hari Kamis (04/Agustus) dalam rapat kebijakan moneternya yang akan berakhir petang nanti.

Uji Keberuntungan Anda Di InstaForex Lucky Trader!

Apakah Anda memiliki akun demo InstaForex? Uji keberuntungan Anda dengan mengikuti kontes Lucky Trader. Uniknya, kontes ini diadakan setiap dua minggu sekali dengan total hadiah sebesar 3.000 USD tiap dua minggunya.
Seluruh klien InstaForex berusia diatas 18 tahun dapat berpartisipasi dalam kontes ini. Daftar kontes Lucky Trader pada website InstaForex dan bukalah akun demo secara terpisah. Daftarkan akun Anda untuk mengikuti kontes ini. Kontes akan bertlangsung selama dua minggu mulai hari Senin pukul 00.00 hingga Jumat pukul 23:59 (waktu terminal).
Total hadiah 3.000 USD akan diberikan kepada 8 pemenang setiap dua mingguan dengan rincian:
  • Pemenang 1 - 1000 USD
  • Pemenang 2 - 750 USD
  • Pemenang 3 - 500 USD
  • Pemenang 4 - 250 USD
  • Pemenang 5 - 200 USD
  • Pemenang 6 - 150 USD
  • Pemenang 7 - 100 USD
  • pemenang 8 - 50 USD

KETENTUAN TRADING

Setelah melakukan proses pendaftaran dan akun demo, setiap peserta akan mendapatkan modal awal sebesar 30,000 USD dalam bentuk dana virtual. Peserta diperbolehkan menggunakan EA atau strategi trading apapun. Terlebih lagi, peserta dapat menggunakan seluruh instrumen trading yang ada pada terminal trading InstaForex,kecuali Gold dan Silver. Jumlah minimun transaksi yang diperbolehkan adalah 0.01 lot, maksimum 1 lot. Bagi peserta yang lebih nyaman menggunakan akun swap free (Islami), Anda dapat merubah akun demo kontes tersebut menjadi akun swap free dengan menghubungi bagian teknis InstaForex. Selain hal-hal tersebut, ketentuan trading lainnya sama dengan akun trading real InstaForex.
Selama periode kontes, equity akun peserta dapat dilihat secara langsung pada website. Selain itu, data statistik dari negara peserta kontes juga akan dipublikasikan. Hasil kontes akan diumumkan 14 hari setelah kontes berakhir dan seluruh prosedur pemeriksaan selesai dilakukan.
Jika terdapat dua peserta kontes dengan jumlah keuntungan trading yang sama, maka pihak penyelenggara akan memutuskan pemenangnya. Pemenang harus membuka dan melakukan verifikasi akun dalam waktu 30 hari setelah hasil kontes diumumkan. Hadiah dapat dikreditkan dalam akun trading live milik peserta, tentunya setelah akun tersebut terverifikasi.
Kontes yang sedang berlangsung saat ini akan berakhir pada 22 Juli 2016 (GMT+30), Anda dapat mendaftar untukkontes berikutnya yaitu mulai 25 Juli 2016 sampai 5 Agustus 2016. Pastikan anda mendaftar 1 jam sebelum kontes dimulai!
Tertarik untuk menguji keberuntungan trading Anda? Jangan lupa untuk membaca syarat dan ketentuan yang berlaku sebelum mengikuti kontes, karena InstaForex bisa saja mendiskualifikasi peserta yang tidak mengikuti peraturan. Selamat mencoba!

Suku Bunga BoE Turun, Poundsterling Anjlok Tajam

Berita fundamental yang rilis pada sore hari ini (4/8), datang dari laporan hasil kebijakan Rapat Bank Sentral Inggris dimana BoE akhirnya benar benar memangkas suku bunga acuan sehingga berdampak besar terhadap Poundsterling dimana langsung anjlok tajam versus dollar AS dan mata uang lainnya seperti Yen.
Bank of England Pangkas Suku Bunga

Kamis, 04 Agustus 2016

Harga Emas Flat, Investor Menanti Keputusan BoE

Harga emas di sesi perdagangan Asia pada hari Kamis (14/07) terpantau cenderung flat dengan pelaku pasar kini yang menantikan pergerakan serta keputusan bank sentral Inggris (BoE) nanti. Saat berita ini diturunkan, XAU/USDberada di kisaran level harga 1,340 dolar AS.

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas untuk pengiriman bulan Agustus menurun tipis sebesar 0.09 persen ke level harga 1,342 dolar AS per troy ons, Sedangkan, harga perak futures untuk pengiriman bulan September mengalami kenaikan 0.14 persen menjadi 20.39 dolar AS per troy ons dan tembaga futures untuk pengiriman bulan September menurun tipis 0.33 persen ke 2.242 dolar AS per pound.
Selama sesi perdagangan hari Rabu malam kemarin, harga emas meningkat tipis dan berusaha rebound dari penurunan di sesi sebelumnya akibat pengambilan resiko para investor yang menyebabkan indeks saham Dow Jones Industrial Average dan S & P 500 mengalami kenaikan cukup signifikan. Selain itu, harga emas mampu merangkak naik karena dolar AS sedikit melemah sejalan dengan mata uang Poundsterling yang masih melanjutkan relinya dari penurunan terendahnya selama tiga dekade.

 

Perkembangan Dan Kelanjutan Langkah Inggris Setelah Brexit

Ketika David Cameron mengumumkan keinginannya untuk mundur dari kursi Perdana Menteri pada akhir bulan Juni, ia juga menunjukkan sinyal bahwa ia bisa jadi akan tetap berada pada posisinya sampai dengan awal bulan September. Kondisi tersebut berpotensi untuk mengulur waktu setiap adanya perkembangan dalam diskusi antara pejabat Inggris dan Uni Eropa.
Namun demikian, kabar terbaru menyebutkan Theresa May menjadi Perdana Menteri Wanita kedua di Inggris setelah David Cameron mengundurkan diri dari posisinya secara resmi pada hari Rabu kemarin. Pada sebuah konferensi press beberapa waktu lalu, Theresa May menyatakan, Inggris akan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dengan berani dan akan mengikuti keputusan pemilih untuk meninggalkan Uni Eropa.
Meskipun demikian, masih belum jelas apakah penunjukkan Theresa May sebagai Perdana Menteri Inggris baru akan mampu mendorong peluang Inggris untuk mendapatkan akses ke pasar Uni Eropa, tapi sentimen Perdana Menteri baru Inggris mampu meredakan kekhawatiran yang berlebih dari investor terkait dengan kekuatan perekonomian Inggris untuk saat ini.

Harga Emas Merangkak Naik, Pasca Rilis Data Perdagangan Tiongkok

Harga emas di sesi perdagangan Asia pada hari Rabu ini (13/07) merangkak naik seiring dengan adanya rilis data neraca perdagangan Tiongkok yang mengalami penurunan dari sebelumnya . Saat berita ini diturunkan, XAU/USDberada di kisaran level harga 1,342 dolar AS.


Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus mengalami kenaikan sebesar 0.32 persen ke level harga 1,342 dolar AS per troy ons.
Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September naik ke level harga 20.41 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Sepetember naik sangat signifikan sebesar 2.46 persen ke level harga 2.267 dolar AS per pound. 

 

Rilis Data Neraca Perdagangan Tiongkok

Data neraca perdagangan Tiongkok bulan Juni manunjukkan adanya surplus menjadi 48.11 miliar dolar AS, jumlah ini menurun tipis dari sebelumnya surplus senilai 49.98 miliar dolar AS. Sementara itu, ekspor di negara China secara YoY juga melandai dari -4.1 menjadi -4.8 persen dan impor secara YoY bulan Juni menurun tajam menjadi -8.4 persen dari sebelumnya -0.4 persen. 
Selama sesi perdagangan hari Selasa malam kemarin, emas turun tajam ditengah-tengah para investor yang mengabaikan resiko dan indeks saham Dow Jones Industrial Average yang mengalami kenaikan cukup signifikan. Kondisi tersebut selanjutnya mempengaruhi permintaan emas sebagai aset safe haven menurun.

 

Pidato James Bullard Terkait Kenaikan Suku Bunga AS

Sementara itu, Presiden the Fed St. Louis, James Bullard juga menegaskan posisinya bahwa kondisi perekonomian terkini memerlukan the Fed untuk segera menaikkan tingkat suku bunga jangka pendek hanya satu kali dalam dua tahun ke depan.
Ketika memberikan pidatonya di St. Louis, James Bullard menyatakan kurva yield yang flat dari turunnya yield obligasi jangka panjang AS tidak selalu berarti sebuah sinyal akan adanya resesi. Pada beberapa
waktu lalu yakni setelah keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, obligasi pemerintah AS mengalami penurunan tajam ke level rendahnya.
Dengan mengabaikan pernyataan dovish James Bullard, beberapa analis dari Goldman Sahs Group Inc (NYSE:NYSE:GS) mengatakan, mereka masih akan terus mengantisipasi FOMC akan kembali menaikkan suku bunga setelah menguatnya data dari pasar ketenagakerjaan di AS untuk bulan Juni.
Seperti yang sudah diketahui, para investor yang cenderung bullish terhadap emas lebih menyukai pengetatan kebijakan moneter oleh the Fed. Selain itu, logam mulia emas sebagai aset yang tidak berhubungan langsung terhadap tingkat suku bunga AS akan bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga dalam tren suku bunga tinggi.

Harga Emas Naik Tipis Di Tengah Prediksi Pelonggaran Moneter Global

Harga Emas mengalami kenaikan tipis pada sesi perdagangan Asia hari Selasa (12/07) seiring dengan pasar yang kini berangsur stabil dengan perkiraan akan ada pelonggaran kebijakan moneter global setelah adanya kenaikan tajam beberapa waktu lalu. Saat berita ini ditulis, XAU/USD berada di kisaran level harga 1,355 dolar AS.

Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus sedikit melandai ke level harga 1,350 dolar AS per troy ons, menurun sebesar 0.10 persen. Sedangkan harga perak futures naik tipis sebesar 0.10 persen menjadi 20.33 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures mengalami peningkatan cukup signifikan yakni sebesar 0.40 persen ke level harga 2.156 dolar AS per pound.
Selama sesi perdagangan hari Senin malamharga emas terpantau cenderung flat karena kemenangan telak Shinzo Abe di Jepang dan adanya kemungkinan pelantikan Theresa May sebagai Perdana Menteri baru Inggris menggantikan David Cameron. Kondisi tersebut mengurangi sedikit ketidakpastian politik secara global dan mengimbangi probabilitas pelonggaran kebijakan oleh bank-bank besar di dunia.

Langkah Inggris Setelah Brexit

Disamping itu, para investor kini juga tengah mengamati perkembangan politik di Inggris setelah Andrea Leadsom menarik diri dari pencalonan Perdana Menteri Inggris sehingga membuat Theresa May sebagai calon tunggal untuk menggantikan posisi David Cameron sebelumnya.
Apabila Theresa May menjadi Perdana Menteri, para analis memprediksi bahwa hal itu bisa jadi akan memberikan negara Inggris peluang untuk memperoleh akses ke pasar Uni Eropa. Sentimen tersebut memicu penguatan Pound Sterling dan meredakan kekhawatiran para investor di Zona Euro.

 

Nantikan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Disamping itu, adapun saat ini para pelaku pasar juga bereaksi terhadap peningkatan peluang untuk kenaikan tingkat suku bunga oleh the Fed tahun 2016 ini, mengingat kuatnya laporan data dari sektor ketenagakerjaan AS pekan lalu. Setelah rilis data tersebut, Fed Watch Tool milik CME Group menaikan probabilitas terhadap kenaikan suku bunga AS di bulan Desember yaitu menjadi 30.1 persen dari sebelumnya hanya 22.5 persen.
Ditambah lagi, adanya pidato dari Presiden The Fed Kansas City dan anggota FOMC, Esther George di sebuah konferensi di Missouri yang cenderung hawkish dengan menyatakan bahwa rebound di pasar ketenagakerjaan AS bulan lalu bisa jadi membuat dirinya kembali mendorong agar kenaikan suku bunga oleh the Fed bisa terjadi.
Seperti yang sudah diketahui, logam mulia seperti emas tidak berkaitan langsung dengan suku bunga, jadi jika adakenaikan suku bunga AS maka kondisi ini akan membebani harga emas dan menyebabkan emas harus bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga.