Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melemah sebesar 17,76 poin seiring dengan pelaku pasar yang mengambil posisi aksi lepas saham di tengah minimnya sentimen positif.
IHSG melemah 17,76 poin atau 0,40 persen menjadi 4.415,34. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 3,32 poin (0,44 persen) menjadi 749,84.
"Sebagian pelaku pasar saham cenderung wait and see seraya melakukan transaksi jual terhadap sebagian aset sahamnya dikarenakan sentimen postif yang beredar cenderung minim," ujar Analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, sentimen utama yang sedang dinanti pasar yakni hasil keputusan bank sentral Amerika Serikat (the Fed) mengenai kebijakannya untuk menaikan suku bunga (Fed fund rate). Jika sudah ada hasil keputusan pasti kebijakan itu maka potensi gejolak mata uang di negara-negara berkembang, seperti rupiah dapat mereda.
"Meredanya gejolak nilai tukar rupiah akan menurunkan kekhawatiran investor terhadap kinerja emiten," katanya.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan sebagian pelaku pasar cenderung memegang posisi tunai dibandingkan menempatkan dananya dalam aset investasi. Hal itu dikarenakan sentimen yang mudah berubah.
"Secara teknikal, IHSG memang masih berada di atas level psikologis. Namun, beberapa harga saham utama yang sudah mulai berada di bawah level psikologis, membuat pelaku pasar menahan transaksi beli," katanya.
Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 202.141 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,62 miliar lembar saham senilai Rp3,75 triliun. Sebanyak 115 saham bergerak naik, 174 saham bergerak turun, dan yang tidak bergerak nilainya 87 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 94,33 poin (0,45 persen) ke level 20.840,61, indeks Nikkei turun 390,23 poin (2,15 persen) ke level 17.792,16, dan indeks Straits Times melemah 42,62 poin (1,47 persen) ke posisi 2.863,81.
0 komentar:
Posting Komentar