Minyak
turun dari penutupan tertinggi dalam lebih dari seminggu terakhir
karena pasar menunggu data persediaan AS, sementara referendum U.K. pada
keanggotaan Uni Eropa semakin mendekat.
Kontrak berjangka
turun 1,1 % di New York setelah menetap pada level tertinggi sejak 9
Juni lalu pada hari Senin. Persediaan minyak mentah AS kemungkinan
merosot 1,5 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg sebelum
laporan Energy Information Administration yang dirilis hari Rabu. Namun,
stok AS tetap tinggi di lebih dari 100 juta barel di atas rata-rata
lima tahun. Jajak pendapat terpisah menunjukkan prospek untuk kedua sisi
referendum U.K. sebelum pemungutan suara pada hari Kamis.
Harga minyak telah
melonjak lebih dari 80 % dari level terendah dalam 12 tahun terakhir
seiring gangguan dari Nigeria ke Kanada dan penurunan output di AS
memicu pengurangan surplus global. Pemerintah dan investor di seluruh
dunia yang melihat referendum U.K. di tengah kekhawatiran bahwa apa yang
disebut Brexit akan memicu gejolak di pasar global. Minyak mentah
berjangka AS telah memperoleh 6,8 % dalam dua sesi perdagangan
sebelumnya di tengah meningkatnya harapan negara yang akan memilih untuk
bertahan di Uni Eropa.
Minyak mentah West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, yang berakhir hari
Selasa, turun 52 sen untuk menetap di level $ 48,85 per barel di New
York Mercantile Exchange. Total volume perdagangan sekitar 20 % di bawah
100-hari rata-rata. Kontrak teraktif untuk bulan Agustus melemah 11 sen menjadi mengakhiri sesi di level $ 49,85 per barel.
Brent untuk pengiriman
Agustus merosot 3 sen untuk menetap di level $ 50,62 per barel di ICE
Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan
global diperdagangkan pada premium dari 77 sen dibandingkan minyak
mentah WTI untuk bulan Agustus. (knc)
0 komentar:
Posting Komentar