Ketua
Federal Reserve Janet Yellen mengatakan referendum di Inggris Raya
pekan depan untuk apakah Inggris akan bertahan atau keluar dari Uni
Eropa merupakan salah satu faktor dalam keputusan bank sentral AS untuk
mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan hari Rabu di
Washington.
"Ini
merupakan keputusan yang dapat memberikan konsekuensi untuk kondisi
ekonomi dan keuangan di pasar keuangan global," kata Yellen saat
konferensi pers setelah pertemuan. Pemungutan suara pada 23 Juni nanti
oleh warga Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa "bisa memiliki
konsekuensi untuk prospek ekonomi AS," katanya.
Kekhawatiran
yang tumbuh atas potensi keluarnya Inggris dari uni Eropa telah
mengguncang pasar keuangan, mengirimkan saham ke level yang lebih rendah
di seluruh dunia dalam seminggu terakhir, mendorong investor beralih ke
safe havens seperti obligasi Jerman dan Treasuries AS, dan juga
melemahkan pound. Lima jajak pendapat yang diterbitkan minggu ini
menunjukkan kubu "Keluar" dari Uni Eropa mengungguli kubu Å“Bertahan.
Menteri
Keuangan AS Jacob J. Lew pekan lalu memperingatkan dampak Brexit
terhadap ekonomi global, sementara Gubernur Bank of England Mark Carney
mengatakan pemungutan suara mungkin dapat menyebabkan resesi di Inggris
Raya
BOE
telah memulai serangkaian operasi pasar ekstra yang ditujukan untuk
meningkatkan pembiayaan bank jelang referendum. anggota European Central
Bank Governing Council Ilmars Rimsevics mengatakan pekan lalu bank siap
untuk menawarkan likuiditas euro.
Inggris
bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa, badan pendahulu Uni Eropa,
pada tahun 1973. Negara beribukota London ini memiliki perekonomian
nasional terbesar kedua dalam kelompok yang terdiri dari 28-anggota,
berada di belakang Jerman yang menduduki peringkat utama. (sdm)
Sumber: Bloomberg
0 komentar:
Posting Komentar