Akankah Inflasi Menghampiri AS di 2014 ?
FINANCEROLL
– Tahun 2014, diperkirakan perekonomian Amerika Serikat (AS) akan
kembali normal, konsekuensinya adalah kenaikan inflasi. Prediksi
tersebut masih bisa salah, namun selama enam tahun terakhir AS dalam
krisis keuangan ini telah mengalami banyak perubahan.
Masa
pemulihan saat ini dan perbedaan dimasa sebelumnya adalah minat
melakukan kredit oleh masyarakat AS. Saat ini masyarakat AS kurang
berminat dalam melakukan pinjaman sebagaimana yang sebelumnya getol
mereka lakukan. Dampak dari menurunnya minat kredit ini adalah kontraksi
dalam jumlah hutang yang dimiliki sektor rumah tangga saat ini. Aliran
dana kredit di AS menunjukkan kenaikan pinjaman rumah tangga AS mulai
naik untuk pertama kalinya sejak 2008 silam. Dalam teorinya, kenaikan
ini bisa saja berasal dari pinjaman yang dilakukan oleh lembaga
investasi dan firma-firma sekuritas swasta. Namun demikian, bisa
diyakini bahwa kombinasi kenaikan nilai asset, perbaikan lapangan kerja
dan kenaikan upah pekerja secara relative telah menambah kepercayaan
diri dalam masyarakat AS saat ini untuk menatap masa depannya.
Sewajarnya
pertumbuhan ekonomi akan dibarengi dengan kenaikan inflasi, mengutip
apa yang dikatakan oleh Milton Friedman bahwa “Inflasi terjadi
dimana-mana dan akan selalu menjadi fenomena moneter” namun tidak
demikian kenyataannya bisa membuat orang bisa memahami mengapa harga
barang dan jasa naik begitu saja. Tidak seorangpun sebenarnya
menjelaskan secara tepat apayang disebut sebagai fenomena moneter
tersebut. Selama hampir enam tahun, neraca keuangan mengalami
pembengkakan lebih dari empat kalilipat. Kedengarannya sangat banyak,
namun M2, yang merupakan jumlah nilai tercatat dan akun tabungan hanya
meningkat sekitar 50 persen. Lebih luas lagi, nilai uang tidka banyak
berubah dari 2008 silam.
Matt Busigin, ekonom AS (@mbusigin)
menyatakan bahwa peningkatan indek bursa saham dan lapangan kerja memag
lebih mudah menjadi alat memprediksi inflasi dimasa yang akan datang
dibandingkan dengan hal lain dalam kebijakan moneter. Investasi domestik
AS saat ini memang lemah dalam beberapa tahun ini karena terjadi
perkembangan dan pertumbuhan investasi diluar AS. Saat ini, para
pebisnis sudah mulai melakukan investasi kembali untuk meningkatkan
produksi meskipun jumlah konsumen saat ini juga masih sangat sedikit.
Diwaktu
yang sama, kita pahami situasi AS saat ini dimana tingkat pengangguran
masih cukup tinggi meski lapangan kerja telah membaik. Terkesan aneh,
atau justru sebuah alasan pembelaan belaka dengan sebuah kalimat “jurang
pengangguran”, yang dapat ditemukan dalam sajian berbagai kajian
termasuk oleh International Monetary Fund (IMF), dan faktanya memang
demikian. Setidaknya, sepintas dalam rentang waktu yang lama ini kita
dapati tingkat pengangguran secara berkala mengalami penurunan, namun
juga terkadang tidak bisa berlaku kembali. Kondisi demikian ini memang
sangat tragis diantara masyarakat AS yang berbakat dan kegagalan
kebijakan publik, membuat kita bisa memahami mengenai kondisi lapangan
kerja AS saat ini. Pasar tenaga kerja bertendensi untuk mendiskriminasi
terhadap para pengangguran. Dengan memperhatikan hal itu, wajar angka
penggangguran dalam satu semester terakhir di tahun 2013 ini memang
mengalami penurunan pada tingkatan sebagaimana saat ekonomi sedang
berkembang.
Jika berbagai perusahaan memiliki niat untuk merekrut
orang yang sudah dipekerjakan, maka mereka akan mendapat persaiangan
dari yang lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi tawar-menawar
kenaikan gaji. Kabar baiknya adalah mereka yang sudah memiliki pekerjaan
tentu akan mendapati kenaikan pendapatan sepanjang tahun atas
berubahnya perpindahan kuasa dari modal ke pekerja. Konsekuensinya
adalah inflasi harga konsumen mengalami peningkatan dibandingkan dengan
margin atau keuntungan perusahaan,kecuali jika The Fed memutuskan untuk
memperbaharui kebijakan untuk mempercepat pemulihan.
Memang tidak
bisa dikatakan bahwa inflasi AS akan menguat, begitu juga dengan pasar
saham. Setidaknya sektor rumah tangga hanya sedikit terpengaruh
pengurangan yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Banyak perusahaan
lebih suka merekrut jutaan pekerja baru daripada meningkatkan gaji para
pekerja yang sudah ada. Kapasitas global yang melimpah bisa jadi akan
membuat harga tertekan hebat dalam jangka waktu lebih panjang daripada
yang sebelumnya sudah terjadi dimasa lalu. Harga komoditi juga masih
akan tertekan atau bahkan jatuh, dimana hal ini disisi lain akan membawa
keuntungan bagi naiknya pendapatan nyata dan sedikit berdampak bagi
indek harga resmi. Pun demikian, dalam jangka pendek apabila menyatakan
inflasi akan berhenti begitu saja, tentu diluar nalar.
0 komentar:
Posting Komentar