FINANCEROLL – Harga emas menurun sejalan dengan pandangan The Federal Reserve
bahwa resiko inflasi mengalami penurunan yang ditindak lanjuti dengan
pengurangan kebijakan stimulus. Akibatnya permintaan emas menurun,
investor melakukan risk appetite.
Inflasi AS diperkirakan bank sentral masih dibawah target 2 persen, atas proyeksi yang demikian ini, the Federal Open Market Committee
tidak memutuskan pada masalah yang “dihadapkan pada pilihan antara
masalah-masalah inflasi dan ketenaga kerjaan, dengan perluasan
permintaan agregat yang akan bermanfaat dimasa yang akan datang secara
progresif bagi dua masalah lainnya,” demikian hasil pertemuan mereka
pada April 29-30 yang diedarkan hari Rabu (21/05).
Atas sikap bank sentral tersebut, harga
komoditi logam anjlok 28 persen dari harga tahun lalu terlebih dengan
dukungan kondisi ekonomi AS yang berangsur membaik ditengah laju inflasi
yang masih rendah. Jumlah kepemilikan ETF juga menurun, pada angka
terendah sejak Desember 2008. Pihak manajemen investasi rata-rata sudah
memangkas posisi beli mereka menghindari potensi resiko lebih besar lagi
apabila harga emas masih akan jatuh. Sebesar 8.3 percent posisi telah
dikurangi menjadi sekitar 94,329 konrak berjangka dan option daam
sepekan yang berakhir pada 13 Mei, penurunan terbesar dalam sebulan.
Publik melihat sedikit sekali perlu untuk
menimbun emas saat ini ditengah meredanya ancaman laju inflasi. Tak
heran akhirnya harga emas turun dan diperdagangkan di kisaran harga
$1,288. – $1,290 per ons.
The Fed memangkas anggaran belanja
obligasi menjadi hanya $45 milyar perbulan pada April ini, ini merupakan
pemangkasan ke empat dengan penurunan secara beruntun sebesar 10 milyar
perbulan, diyakini pasar bahwa pemangkasan masih akan dilakukan lebih
lanjut dimasa yang akan datang. Sebagai catatan, harga emas melonjak
sebesar 70 persen pada Desember 2008 hingga Juni 2011 setelah bank
sentral AS putuskan melakukan belanja obligasi dan memangkas suku bunga
utama mendekati nol persen. (@hqeem)
0 komentar:
Posting Komentar