Harga emas diperdagangkan rendah pada sesi Asia hari Selasa ini (09/08) karena sebagian investor masih menunggu kepastian terhadap kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat ini dan pasca rilis data Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Juli di Tiongkok. Saat berita ini ditulis, XAU/USD berada di kisaran level harga 1,334 dolar AS.
Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas futures untuk pengiriman bulan Desember berada di level harga 1,339 dolar AS per troy ons mengalami penurunan sebesar 0.12 persen. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan September turun signifikan sebesar 0.25 persen menjadi 19.76 dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan September diperdagangkan menurun sebesar 0.37 persen ke level harga 2.157 dolar AS per pound.
Rilis Data Inflasi Di Tiongkok
Badan Statisik China melaporkan, CPI untuk bulan Juli disana secara YoY menurun sesuai ekspektasi ke 1.8 persen, dari sebelumnya 1.9 persen. Selain itu, CPI negara China untuk bulan Juli secara bulanan naik signifikan dari -0.1 persen menjadi 0.2 persen dan data PPI China untuk bulan Juli secara YoY juga membaik ke -1.7 persen daripada data sebelumnya di -2.6 persen.
Menguatnya Data Pasar Ketenagakerjaan AS
Selama sesi perdagangan hari Senin kemarin, harga emas menurun tipis ditengah-tengah sedikit menguatnya dolar AS dan sejalan dengan para investor yang masih berlanjut untuk menanti kenaikan tingkat suku bunga AS oleh the Fed akhir tahun ini. Kondisi tersebut dipicu oleh penguatan laporan data dari pasar ketenagakerjaan pada pekan lalu.
Disamping itu, pada sesi perdagangan emas hari Jumat minggu kemarin, harga emas merosot hingga 20 dolar AS atau sekitar 1.65 persen setelah Departemen Ketenagakerjaan AS menyatakan bahwa perekonomian disana berhasil menambahkan jumlah lapangan kerja menjadi 255,000. Meskipun demikian, logam mulia emas ini terpantau masih meningkat lebih dari lima persen sejak keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa pada tanggal 24 Juni lalu. Brexit tersebut membawa harga emas melompat lebih dari 25 persen dan pada awal bulan Juli dan emas berhasil menyentuh level tinggi selama 28 bulan yaitu ke level harga 1,370 dolar AS.
Menunggu Kenaikan Suku Bunga The Fed
Pasar ketenagakerjaan di AS terus berlanjut rebound dari masa keterpurukannya pada bulan Mei lalu ketika data perekonomian AS menunjukkan NFP AS hanya bertambah 24,000. Kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga oleh the Fed dalam beberapa bulan mendatang semakin berkembang mengingat adanya penguatan pada data NFP tersebut.
Pada hari Senin kemarin, Fed Watch tool milik CME Group memperkirakan peluang untuk kenaikan tingkat suku bunga oleh the Fed pada bulan September adalah sebesar 18 persen, naik tajam dari sebelumnya hanya sembilan persen dalam prediksi hari Kamis pekan lalu.
Sementara itu, probabilitas kenaikan tingkat suku bunga pada bulan Desember meningkat menjadi 40 persen, naik dari 29.4 persen. Dalam lima rapat FOMC yang sudah diselenggarakan tahun 2016, bank sentral AS masih memberlakukan tingkat suku bunga di level antara 0.25 persen dan 0.50 persen. Desember tahun lalu, the Fed menghentikan kebijakan tingkat suku bunga di nol persen dengan menaikkan tingkat suku bunga AS untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Seperti yang sudah diketahui bahwa tren suku bunga AS yang mengalami kenaikan bisa jadi akan membebani harga emas dan mendorong emas untuk bersaing ketat dengan aset berimbal balik bunga.
0 komentar:
Posting Komentar