Harga emas menurun tajam di pasar Asia Senin pagi ini (22/8) seiring dengan menajamnya fokus investor dalam mengamati prospek kenaikan suku bunga FED dalam waktu dekat. Harga emas untuk pengiriman bulan Desember di divisi COMEX pada New York Mercantile Exchange merosot 0.37% ke harga $1,341.25 per troy ons. Sementara itu, harga perak berjangka untuk pengiriman bulan September ambruk 1.86% ke harga $18.975 per troy ons. XAU/USDpun terpantau melorot ke kisaran 1334.21 saat berita ini diturunkan.
Pekan lalu harga emas ditutup melemah pada akhir perdagangan hari Jumat setelah sejumlah komentar pejabat tinggi Federal Reserve AS mengindikasikan terbukanya kemungkinan untuk kenaikan suku bunga pada bulan September mendatang. Sebagaimana diungkapkan Presiden FED San Fransisco, John Williams, pada hari Kamis, "Dalam konteks ekonomi domestik yang kuat dengan momentum bagus, adalah masuk akal untuk kembali ke laju kenaikan suku bunga bertahap, lebih baik lebih cepat daripada terlambat."
Pernyataan Williams tersebut senada dengan komentar pejabat FED lainnya, William Dudley dan Dennis Lockhart, di awal pekan. Akibatnya, meski para pelaku pasar tak begitu memperhitungkan kenaikan suku bunga bulan September, tetapi prospek pemberlakuan kebijakan itu di bulan Desember dinilai meningkat signifikan.
Padahal, harga logam mulia sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga AS karena kenaikan biasanya berhubungan dengan penguatan Dolar, mata uang mana digunakan untuk memperjualbelikan emas di pasar internasional. Dolar AS yang lebih kuat berpotensi membebani emas, disebabkan oleh meningkatnya harga bagi pengguna mata uang lain dan berkurangnya daya tarik komoditas ini sebagai aset investasi alternatif.
Kini, pasar tengah mengantisipasi pidato ketua FED Janet Yellen pada pertemuan tahunan bank sentral dan ekonom dunia di Jackson Hole, Wyoming, hari Kamis-Jumat mendatang. Orang nomor satu di bank sentral AS itu diharapkan dapat memberikan sinyal baru tentang kapan kenaikan suku bunga AS bakal dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar