Sabtu, 31 Agustus 2013

Dolar AS Bergejolak, Harga Emas Merangsek Naik


Headline




       Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Jumat (16/8/2013) hingga pukul 13.30 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$0,40 (0,03%) ke posisi US$1.361,3 per troy ounce.


       Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas meroket tadi pagi mendekati level US$1.373 per troy ounce. “Data Ekonomi AS yang dirilis semalam menimbulkan gejolak pada nilai tukar dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (16/8/2013).

          Data Consumer Price Index (CPI) dan Klaim Tunjangan Pengangguran AS mingguan yang bagus membuat dolar AS menguat. Data CPI tahunan berhasil mencapai angka 2% sementara klaim tunjangan pengangguran mingguan tercatat di level terendah dalam 6 tahun yakni sebesar 320 ribu klaim.

          Di sisi lain, data capital flow yang memperlihatkan arus dana asing yang keluar cukup deras dan data indeks manufaktur yang buruk membuat dolar AS kembali melemah.
“Indeks dolar AS terseret melemah cukup dalam kemarin dibandingkan penutupan sehari sebelumnya,” ungkap dia. Indeks dolar AS ditutup turun 0,67%. Pelemahan dolar AS ini berimbas pada kenaikan harga emas.

          Lebih jauh Ariston menjelaskan, harga emas kini berada di kisaran US$1.366 per troy ounce. Momentum penguatan terlihat masih ada di pasar. “Namun penguatan lanjutan membutuhkan konfirmasi penembusan level resisten US$1.376 per troy ounce,” tuturnya.
Resistance tersebut, lanjut dia, merupakan kisaran level Moving Average (MA) 100 grafik harian, dengan potensi target ke area US$1.390-an per troy ounce.

      Di sisi lain, kata dia, support terdekat di kisaran level US$1.358 per troy ounce. “Penembusan ke bawah level support ini membuka peluang pelemahan kembali ke level US$1.345 per troy ounce,” ungkap dia.
Nanti malam, data ekonomi AS yang bisa menjadi market movers adalah data perumahan ijin membangun dan housing starts serta data survei sentimen konsumen AS oleh Universitas Michigan.

Lalu, menjelang rapat moneter Fed bulan September yang diisukan akan diambil keputusan pengurangan stimulus, pasar makin memperhatikan data-data ekonomi AS. “Pasar bereaksi terhadap hasil data-data tersebut,” imbuh Ariston








0 komentar:

Posting Komentar