Senin, 06 Februari 2017

Petani jeruk pamelo Magetan rugi jelang Imlek | Equityworld Futures

Equtiyworld FuturesPara petani jeruk Pamelo di Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengalami kerugian karena tidak mampu memenuhi permintaan buah tersebut yang meningkat menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2017 yang jatuh pada tanggal 28 Januari.

"Imlek pada tahun ini kami merugi karena tidak memiliki stok buah yang dapat dijual ke warga Tionghoa, menyusul gagal panen," ujar Sugeng, seorang petani jeruk Pamelo di sentra produksi Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Kamis.

Menurut dia, curah hujan yang tinggi sepanjang tahun 2016 telah berimbas tanaman jeruk Pamelo di lahannya tidak berbuah. Kalaupun ada yang berbuah, pertumbuhannya tidak maksimal karena terkena hujan dan hama penggerek buah jeruk.

"Hasilnya, buah jeruk tidak bisa besar, malahan membusuk karena dimakan hama penggerek buah dan lama-lama jatuh ke tanah," ucapnya.

Selain rugi karena gagal panen, pihaknya juga masih mengeluarkan biaya perawatan tanaman. Seperti pemupukan dan penyemprotan obat hama. Meski demikian, hama tidak kunjung hilang karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Sugeng menjelaskan, biasanya menjelang perayaan tahun baru Imlek, petani jeruk Pamelo Magetan di wilayah sentra seperti Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan meraup untung banyak. Hal itu karena banyak warga Tionghoa dari wilayah Magetan, Madiun, dan kota besar yang membeli jeruknya untuk keperluan sembahyang di klenteng.

Untungnya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Sebab, satu buah jeruk Pamelo dihargai lebih tinggi dari harga normalnya. Yakni di kisaran harga Rp6000 hingga Rp7.500 per buah, sedangkan harga biasa hanya berkisar Rp4.000 hingga Rp5.000 per buah.

Adapun jeruk Pamelo yang diinginkan biasanya jeruk yang di tangkainya masih ada daunnya. Selain itu, buah jeruk juga harus dalam keadaan segar karena menurut kepercayaan warga Tionghoa, jeruk itu akan dipersembahkan bagi para dewanya.

Kini kondisi tersebut tidak dapat dinikmati petani jeruk Pamelo di Magetan. Sugeng memprediksi kerugiannya tersebut mencapai ratusan juta rupiah.

"Hal itu dihitung dari biaya operasi pemeliharaan tanaman serta hasil panen yang bisanya mencapai lebih dari 15.000 buah jeruk untuk empat lahan yang saya miliki," paparnya.

Para petani berharap cuaca di tahun 2017 ini akan lebih baik dari tahun lalu, agar tanaman jeruk Pamelonya dapat tumbuh dan berbuah dengan maksimal. Sehingga hasil panen untuk perayaan Imlek di tahun mendatang akan lebih baik.




0 komentar:

Posting Komentar