Rabu, 12 April 2017

Menperin dan PBB bahas peningkatan daya saing industri nasional | PT Equityworld

PT Equityworld, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Industrial Development Organization/UNIDO) membahas peningkatan daya saing industri di Indonesia.

"Salah satunya adalah pengembangan industri hijau, yang sejalan dengan visi UNIDO dalam upaya menciptakan pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai melakukan One on One Meeting dengan Dirjen UNIDO Li Yong di sela-sela Global Manufacturing and Industrialisation Summit (GMIS) 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

"Selain itu kami juga menyoroti peran industrialisasi sebagai driver pertumbuhan ekonomi nasional,� ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu.

Menperin mengatakan pembahasan tersebut sekaligus menindaklanjuti kesepakatan proyek kerja sama yang tertuang dalam UNIDO-Indonesia Country Programme (ICP) 2016-2020.

Misalnya, untuk penerapan prinsip industri hijau, upaya bersama yang akan dilakukan seperti mempromosikan efisiensi energi pada industri kecil dan menengah di Indonesia.

�Selanjutnya, mempromosikan penerapan sistem standar optimasi dan manajemen energi di Indonesia, pemanfaatan energi terbarukan lain seperti dari ombak laut,� tutur Airlangga.

Upaya lainnya, pengenalan Environmentally Sound Management dan Disposal System untuk limbah PCB serta Best Available Techniques (BAT) dan Best Environmental Practices (BEP) untuk proses pemanasan termal dalam industri logam di Indonesia.

Sementara itu, untuk memacu kapasitas industri nasional, Indonesia diharapkan mampu beralih dari jualan komoditi mentah menjadi ekspor produk manufaktur yang bernilai tambah tinggi sehingga meningkatkan partisipasinya dalam rantai nilai global.

�Apalagi, multiplier effect pengembangan industri akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan nasional,� ujarnya. 

Merujuk data BPS, sepanjang tahun 2016, industri pengolahan non-migas secara kumulatif tumbuh sekitar 4,42 persen dengan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional mencapai 18,20 persen atau sumbangan tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

Pada tahun 2017, industri pengolahan non-migas diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,2-5,4 persen dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen.

Berdasarkan International Yearbook of Industrial Statistic 2016 yang diterbitkan oleh UNIDO, Indonesia berhasil masuk ke dalam 10 besar negara industri manufaktur terbesar di dunia.


PT Equityworld

0 komentar:

Posting Komentar