Kamis, 31 Januari 2019

PT EquityWorld Futures : Rupiah Bisa Bertahan di Rp13.000/USD hingga Akhir Tahun?


EquityWorld Futures - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan tembus level Rp13.900 per USD pada jeda perdagangan siang hari ini.
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Denni Puspa Purbasari mengatakan, meskipun bisa tembus Rp13.900 per USD, dirinya tidak bisa memastikan apakah nilai tukar mata uang Indonesia ini bisa bertahan di level kisaran Rp13.000 per USD. Karena menurutnya, pasar dan pergerakan nilai tukar bergerak secara dinamis.
"Oh tidak bisa dijawab seperti itu (fundamentalnya di level berapa) karena itu very dinamic (sangat dinamis pergerakannya),"
Menurut Denni, yang bisa pemerintah lakukan sekarang adalah tetap menjaga agar ekonomi tetap baik seperti sekarang, sehingga minat invetor asing maupun lokal untuk menaruh uangnya di Indonesia terus meningkat.
"Tetapi yang pasti kita tahu jika ekonomi Indonesia keeps doing very well. Global funds akan mengalir masuk, jadi pengelolaan ekonomi makro kita harus baik predictable, favorable,"
Sebab menurut Denni, penguatan Rupiah belakangan ini disebabkan adanya kepercayaan invetsor asing terhadap ekonomi Indonesia. Hal tersebut terlihat dari modal asing yang masuk ke Indonesia cukup besar.
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing per 24 Januari 2019 mencapai Rp19,2 triliun. Adapun rinciannya adalah Rp12,07 triliun masuk lewat pasar saham, Rp8,02 triliun ke Surat Berharga Negara (SBN) dan sisanya ke instrumen lainya.
"Indonesia adalah salah satu radar investor global untuk jadi sasaran dana (asing) masuk,"
Menurut Denni, ada beberapa hal yang membuat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia cukup besar. Salah satunya adalah karena tidak lagi agresifnya Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikan suku bunganya (Fed Fund Rate/FFR) pada tahun ini.
The Fed sendiri diprediksi hanya akan menaikan suku bunga acuannya sebanyak 2 kali saja pada tahun ini. Hal tersebut terbukti pada awal 2019 ini, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 2,25% hingga 2,50%.
"Barusan The Fed mengatakan bahwa akan gradually menaikkan, akan lebih patient,"
Menurutnya, keputusan tersebut membuat para investor asing mengalihkan aliran modalnya ke negara-negara lain. Salah satunya adalah Indonesia yang dinilai memiliki potensi yang cukup besar jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi.
"Dan kita tahulah aliran capital tidak mengalir kesana (Amerika Serikat). Jadi banyak mengalir ke potensi ekonomi-ekonomi dunia".














0 komentar:

Posting Komentar