Kamis, 11 September 2014

Paloh katakan Indonesia harus tiru revolusi mental Tiongkok

Beijing (ANTARA News) - Politisi Surya Paloh mengatakan, Indonesia harus mulai mencontoh "revolusi mental" Tiongkok, hingga menjadikannya negara besar dan maju bahkan mampu menjadi negara adidaya baru.



"Melalui revolusi mental, mulai dari rakyat hingga politisi dan pejabat pemerintahnya, Tiongkok bisa maju dan besar seperti sekarang," katanya, di Beijing, Rabu petang, usai mendapat gelar Profesor Kehormatan dari Beijing Foreign Study University (BFSU).


Ia menggambarkan, "Di era 1970-an Indonesia telah mampu membuat jalan tol Jagorawi. Namun, kini Tiongkok mampu membuat jalan tol terpanjang hingga seribu kilometer, sedangkan Indonesia saat ini tidak ada satu jalan tol pun hingga ribuan kilometer. Ini menandakan adanya revolusi mental yang dilakukan Tiongkok."


"Mental birokrat Tiongkok telah makin berubah menjadi lebih melayani rakyat, keputusan dan kebijakan yang ditetapkan benar-benar untuk menjaga kepentingan nasionalnya, pertumbuhan ekonomi terus ditingkatkan dengan lebih welcome kepada calon investor, antara lain dengan kebijakan yang memudahkan investor, disertai stabilitas politik yang terus dijaga," tutur Surya Paloh.


Ia menegaskan, "Disiplin nasional dan etos yang kuat yang dilakukan rakyat dan pemerintah Tiongkok, telah mampu menjadikan negara itu maju hingga mampu menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia, didukung pertahanan yang makin besar dan terus berkembang menjadi kekuatan adidaya baru."


"Disiplin nasional dan etos yang kuat, merupakan bentuk revolusi mental Tiongkok yang bisa ditiru oleh Indonesia, jika ingin menjadi maju dan besar. Indonesia memiliki banyak potensi, seharusnya bisa lebih maju dari sekarang," kata pimpinan Media Grup itu.


Selain menerima penghargaan Profesor Kehormatan, karena perannya dalam turut mempererat hubungan Indonesia dan Tiongkok, Surya Paloh juga berdialog dengan masyarakat Indonesia di Beijing, Rabu malam.


Temu masyarakat Indonesia juga diisi dengan penampilan tari dan lagu dari kedua negara.  (R018/Z002)

Editor: B Kunto Wibisono

0 komentar:

Posting Komentar