Riyadh
(ANTARA News) - Arab Saudi telah menahan 88 orang, lebih dari
setengahnya adalah warga negara Saudi, atas tuduhan merencanakan
serangan-serangan "teroris" di dalam dan di luar negeri, kata
kementerian dalam negeri Selasa.
Satu
pernyataan kementerian yang dimuat kantor berita resmi SPA mengatakan,
kementerian itu telah mengikuti sejumlah tersangka dalam pandangan
tentang apa yang disebut penyebaran "perselisihan dan gagasan yang
sakit" yang memikat anggota masyarakat sebagai "tempat perselisihan",
lapor Reuters.
Beberapa
tersangka memiliki hubungan dengan kelompok Negara Islam (ISIS/IS) yang
beroperasi di Suriah dan Irak, kelompok Front al-Nusra di Suriah atau
ke cabang Al Qaida di Yaman, kata Juru Bicara Kementerian Mayor Jenderal
Mansour Turki kepada Reuters setelah konferensi pers.
"Mereka
menunjukkan dukungan mereka kepada organisasi-organisasi di Suriah dan
Irak dan juga di Yaman, dan mereka ingin terlibat dalam kegiatan mereka.
Beberapa dari mereka mencoba untuk mendapatkan ... instruksi tentang
apa ia harus lakukan, bagaimana ia harus bertindak dalam kerajaan," kata
Turki.
Dia
mengatakan orang-orang yang kontak dengan kelompok-kelompok militan
luar negeri tidak mungkin telah berkontak dengan satu sama lain.
Turki
mengatakan kepada konferensi pers, bahwa dari 48 orang yang ditangkap
adalah warga Saudi dan banyak telah merencanakan pembunuhan.
Penahanan termasuk delapan orang yang ditangkap di kota Tumair yang dilaporkan pekan lalu.
Salah
satu dari mereka yang ditangkap telah mempersiapkan khotbah untuk
digunakan oleh kelompok-kelompok militan Islam di Irak dan Suriah, kata
Turki.
Kemungkinan
target pembunuhan adalah pejabat keamanan pemerintah," katanya, tetapi
mungkin juga mencakup ulama yang menentang ideologi militan.
Turki
mengatakan bahwa sekitar 2.500 orang Saudi diyakini terlibat dalam
kegiatan militan di luar negeri, termasuk di Suriah, Irak, Yaman dan
Afghanistan.
Dia
menambahkan bahwa sejak Raja Abdullah pada Februari menetapkan hukuman
lama di penjara bagi siapa saja yang pergi ke luar negeri untuk menjadi
relawan, sekitar 300 orang Saudi telah ditahan setelah kembali ke
kerajaan dari Suriah dan Irak, atau tertangkap berencana untuk bepergian
ke sana.
Riyadh
telah lama menyatakan kekhawatiran ditargetkan oleh Jihadis Islam,
termasuk oleh beberapa warga negaranya sendiri, yang telah mengambil
bagian dalam pemberontakan di Irak dan Suriah.
Pada
2003-6, militan Saudi al-Qaeda yang telah berjuang di Irak dan
Afghanistan kembali ke kerajaan dan meluncurkan serangan terhadap
sasaran asing dan pemerintah.
Kampanye ini menghancurkan dan ratusan orang telah dijatuhi hukuman penjara.
Raja
Saudi Abdullah memperingatkan Sabtu bahwa terorisme akan segera
menyebar ke Eropa dan Amerika Serikat, kecuali itu jika cepat ditangani
di Timur Tengah.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: B Kunto Wibisono