EquityWorld Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Masih menghijau hingga akhir sesi untuk meneruskan raihan positif tengah pekan ini. Membaiknya kurs rupiah terjadi saat dolar ambles seiring sikap hati-hati investor menanti kebijakan terbaru The Fed.
Rupiah di sesi perdagangan sore menjaga penguatan di level Rp14.433/USD atau masih lebih baik dari sebelumnya Rp14.495/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.330 hingga Rp14.521/USD.
Menurut data Bloomberg rupiah terus melaju di zona hijau untuk kemudian menjadi Rp14.438/USD dibandingkan kemarin Rp14.501/USD. Posisi tersebut menanjak naik dengan pergerakan harian rupiah di kisaran Rp14.352-Rp14.438/USD.
Rupiah sore ini masih menguat ke level Rp14.587/USD, dibandingkan sesi sebelumnya Rp14.687/USD. Peringkat ini menunjukkan mata uang Garuda semakin nyaman untuk jadi sinyal pemulihan.
Rupiah tertahan pada jalur perbaikan usai melesat ke level Rp14.380/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah melawan balik dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.523/USD.
Dolar jatuh pada perdagangan Rabu karena investor memprediksi bahwa Federal Reserve bakal memperlambat laju kenaikan suku bunga pada pertemuan yang terus dipantau. Kondisi tersebut memberikan tekanan kepada dolar terhadap rival-rivalnya pada sesi tengah pekan hari ini.
Pembuat kebijakan Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku untuk keempat kalinya tahun ini, tetapi juga menyatakan kehati-hatian tentang pengetatan moneter di masa depan. Hal ini seiring dengan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Yen Jelang dan franc Swiss masing-masing bertambah sedikit lebih tinggi 0,1% saat berhadapan dengan dolar, dengan masing-masing bertengger ke level 112,33 dan 0,9916 untuk melanjutkan tren kenaikan tiga hari beruntun. Indeks dolar turun 0,3% pada posisi 96,77 mendekati posisi terendah satu pekan untuk memperpanjang kerugian di hari kedua.
Pada tempat lain, euro mencapai posisi tertinggi satu minggu di 1,1405 terhadap USD atau naik 0,3%. Mata uang tunggal telah menikmati uptick langka dalam tiga sesi terakhir karena dolar bergulat dengan hasil yang lebih rendah dan risiko kebijakan moneter.
EquityWorld Futures