EquityWorld Futures – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan pertama di bulan April 2019 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,08% ke level 6.474,018 dari 6.468,755 pada penutupan pekan lalu.
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada 6.463,048 hingga 6.452,079. Analis Binaartha Parama Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, resistance pertama maupun kedua memiliki range 6.495,894 hingga 6.517,771.
“Berdasarkan indikator, Moving Average Convergence Divergence (MACD) sudah berada di area positif,”
Meskipun demikian, terlihat pola long black closing Marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support. Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain, ANTM, ELSA, dan ERAA.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menuturkan, rilis data perekonomian tentang cadangan devisa (cadev) yang akan dilansir oleh Bank Indonesia (BI) memiliki potensi akan terdapat peningkatan.
“Dengan demikian, dapat membantu menopang pergerakan kenaikan dari IHSG hingga beberapa waktu mendatang,”
Selain itu, capital inflow yang tercatat secara year to date (YTD) juga menunjukkan bahwa investor luar masih nyaman dalam berinvestasi ke dalam pasar modal Indonesia.
Sementara pada awal pekan ini, potensi kenaikan masih akan terlihat dalam pergerakan IHSG. Ph Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Albertus Fajar Subagyo mengungkapkan, nilai kapitalisasi pasar mencatatkan kenaikan sebesar 0,08% menjadi sebesar Rp7.362,501 triliun dari Rp7.356,380 triliun pada penutupan pekan lalu.
Sementara itu, pekan kemarin, data rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami peningkatan sebesar 6,37% menjadi Rp8,696 triliun dari Rp8,175 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
“Kemudian untuk rata-rata volume transaksi harian BEI mengalami kenaikan sebesar 14,62% menjadi 15,519 miliar unit saham dari 13,539 miliar unit saham pada pekan sebelumnya,”
Adapun untuk rata-rata frekuensi transaksi harian BEI mengalami perubahan sebesar 1,46% menjadi 404,522 ribu kali transaksi dari 410,517 ribu kali transaksi pada pekan lalu.
Sepanjang tahun 2019, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp13,417 triliun dan pada Jumat lalu, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp435,06 miliar. “Sementara itu, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2019 adalah 24 emisi dari 18 emiten senilai Rp20,68 triliun,”
Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 400 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp424,33 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 117 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 101 seri dengan nilai nominal Rp2526,99 triliun dan USD400 juta.
EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp9,32 triliun. Dihubungi terpisah, Research Analyst PT MNC Sekuritas Roro Nurulita Harwaningrum melihat potensi pertumbuhan yang positif dari PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO).
Perseroan merupakan salah satu perbankan nasional yang punya peran penting dan strategis dalam perkembangan sektor agrobisnis di Indonesia. AGRO juga merupakan satu anak usaha yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sejak tahun 2011 dengan total kepemilikan saham sebesar 87,10%.
Potensi pertumbuhan yang positif dari perseroan berdasarkan kinerja sepanjang tahun 2018. AGRO berhasil meraih laba bersih Rp204,21 miliar pada tahun 2018 atau tumbuh 45,35% dibandingkan tahun lalu (year on year /YoY) walaupun net interest margin (NIM) mengalami penurunan ke level 3,50%, turun dibandingkan 3,76% pada tahun 2017, di mana penurunan tersebut seiring dengan industri.
Kinerja tersebut didorong oleh efisiensi yang dilakukan (BOPO 2018 turun ke level 82,99% dari 86,48% pada 2017), serta penyaluran kredit yang mampu tumbuh 42,70% YoY menjadi Rp15,67 triliun. “AGRO memiliki peluang pertumbuhan di era persaingan yang ketat dan transformasi digital,”
Beberapa kunci strategis pengembangan perusahaan ke depan antara lain penguatan permodalan menuju Bank BUKU III serta pendanaan jangka panjang untuk menunjang sustainability penyaluran kredit, diversifikasi penyaluran kredit tidak hanya terkonsentrasi pada industri sawit, namun juga ke industri perkebunan lain seperti tebu, kelapa, maupun tanaman industri. Di sisi lain, AGRO berupaya meningkatkan banking transaction guna mendukung peningkatan fee based income.