This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 21 November 2018

PT EquityWorld Futures : Rupiah Ditutup Perkasa Iringi Pergerakan Stabil Dolar AS


EquityWorld Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Ditutup perkasa setelah sempat tertekan pada sesi siang. Kembalinya rupiah ke jalur hijau mengiringi pergerakan stabil dolar AS terhadap mata uang rival lainnya. 

Rupiah berakhir lebih tinggi menjadi Rp14.587/USD setelah bergelombang sepanjang hari ini. Raihan rupiah ini menjadi sinyal perbaikan sejak beberapa pekan terakhir di bulan November. 

Rupiah pada sesi perdagangan sore meningkat di level Rp14.585/USD dengan pergerakan harian Rp14.515 hingga Rp14.649/USD. Berbaliknya rupiah menjadi pertanda baik, meski tidak terlalu besar setelah akhir pekan kemarin terparkir di posisi Rp14.608/USD.

Pada perdagangan spot exchange melompat ke level Rp14.587/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.611/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.545-Rp14.624/USD.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka menguat menjadi Rp14.586/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah kembali melawan baik dibandingkan posisi perdagangan kemarin di level Rp14.594/USD.

Dolar bergerak stabil pada perdagangan Senin setelah membukukan penurunan mingguan terbesar dalam dua bulan pekan lalu. Hal tersebut lantaran investor cenderung hati-hati tentang prospek jangka pendek untuk greenback setelah komentar dovish oleh pembuat kebijakan AS.

Terhadap para pesaingnya, greenback secara luas stabil di posisi 96,48 setelah jatuh hampir setengah persen pekan lalu, atau menjadi penurunan mingguan terbesar sejak akhir September. Dolar telah menjadi pemenang sepanjang 2018 usai naik hampir 10 persen dari posisi terendah April berkat kombinasi kenaikan suku bunga dan data yang kuat. 

Tetapi pandangan yang berkembang bahwa pertumbuhan ekonomi AS mungkin telah mencapai puncaknya telah mulai menggerogoti keuntungan ini. Meskipun dolar sedikit melemah, euro gagal untuk rally secara signifikan di atas level 1,14 terhadap USD.



























EquityWorld Futures

Senin, 19 November 2018

PT EquityWorld Futures : Penguatan Rupiah Menenangkan Pasar


EquityWorld Futures - Nilai tukar rupiah di pasar spot sepekan belakangan semakin menguat. Dan keperkasaan rupiah ini menjadi yang terbaik dibanding mata uang negara lain, terutama negara-negara emerging market.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan penguatan kurs rupiah akan memberikan gambaran yang menenangkan bagi pasar keuangan.

"Feeling saya cukup positif (penguatan kurs rupiah) dan bisa menenangkan pasar keuangan karena rupiah kan tidak sendirian di emerging market,"

Menurut Dody, Bank Indonesia dalam upaya mengendalikan nilai tukar rupiah, biasanya melakukan mixed policy melalui berbagai kebijakan seperti suku bunga, intervensi serta depresiasi secara gradual.

"Kestabilan menjadi faktor utama, tentunya kebijakan moneter di posisi yang netral," 

Data BI menyebutkan, pergerakan rupiah mendukung proses penyesuaian sektor eksternal dalam menopang kesinambungan perekonomian. Rupiah mencatat depresiasi pada kuartal III dan Oktober 2018, namun kemudian menguat pada sepanjang November ini.

Secara point to point, rupiah melemah 3,84% pada kuartal III dan 1,98% pada Oktober 2018 akibat ketidakpastian ekonomi global. Secara year to date (ytd), rupiah terdepresiasi 7,14% atau lebih rendah dari lira Turki, rand Afrika Selatan, rupee India dan real Brasil.

























EquityWorld Futures

Jumat, 16 November 2018

PT EquityWorld Futures : BI: Pembiayaan dari Pasar Modal Menurun


EquityWorld Futures - Bank Indonesia (BI) mengumumkan pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN) dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari hingga September 2018 mencapai Rp168,1 triliun gross.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, angka ini turun dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp205,9 triliun gross.

"Pembiayaan ekonomi dari pasar modal tercatat Rp168,1 triliun secara gross, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp205,9 triliun secara gross," 

Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit 2018 sekitar 12% (yoy). Sementara, pertumbuhan DPK diprakirakan sekitar 8% (year on year/yoy).

"Bank Indonesia akan terus memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan agar tetap konsisten dengan upaya turut menjaga stabilitas sistem keuangan,"

Perry menjelaskan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai intermediasi perbankan yang meningkat dan risiko kredit yang terkelola dengan baik. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan terjaga pada tingkat yang aman mencapai 22,9%.

Rasio likuiditas (AL/DPK) juga terjaga sebesar 19,2% pada September 2018, meningkat dibandingkan posisi Agustus 2018 sebesar 18,3%.

Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7% gross atau 1,2% net. Dari fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit pada September 2018 tercatat sebesar 12,7% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,1% yoy.

Adapun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2018 sebesar 6,6% yoy, sedikit menurun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 6,9% yoy.






















EquityWorld Futures

Kamis, 15 November 2018

PT EquityWorld Futures : Defisit Neraca Perdagangan Bakal Berdampak Terhadap Rupiah


EquityWorld Futures - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia periode Oktober 2018. Pada periode tersebut neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sekitar USD1,82 miliar.

Melihat hal ini, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan defist neraca perdagangan ini bakal berdampak pada nilai tukar rupiah.

"Ini karena harga minyak tidak turun jadi membuat neraca perdagangan defisit sehingga nilai tukar kita akan berdampak pada dolar AS nantinya," 

Sebagai informasi, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, total nilai ekspor kita pada periode Oktober 2018 sebesar USD15,8 miliar atau naik 5,87% dibanding September 2018. Sedangkan total nilai impor pada periode tersebut USD17,62 miliar atau naik 20,60% dibanding September 2018.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari hingga Oktober 2018 mengalami defisit sebesar USD5,51 miliar. Menurutnya, defisit ini cukup dalam disebabkan karena defisit transaksi migas sebesar USD10,7 miliar.



























EquityWorld Futures

Rabu, 14 November 2018

PT EquityWorld Futures : Pembicaraan Brexit Pukul Dolar AS, Rupiah Menguat ke Rp14.786


EquityWorld Futures - Nilai dolar Amerika Serikat (USD) yang mahal belakangan ini, bahkan menembus level tertinggi 16 bulan pada Senin lalu, memicu aksi profit taking. Investor pun menjual USD dan membeli euro dan poundsterling Inggris seiring rancangan perjanjian kesepakatan Brexit pada Rabu ini.

Faktor eksternal tersebut memberi angin bagi nilai tukar rupiah di pasar spot. Rupiah pada perdagangan di indeks Bloomberg, ditutup menguat 18 poin atau 0,12% ke level Rp14.786 per USD, berbanding kemarin di Rp14.805,. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.739-Rp14.787 per USD.

Mata uang NKRI terapresiasi 20 poin alias 0,14% ke level Rp14.785 per USD, melawan penutupan kemarin di Rp14.805. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.649-Rp14.800 per USD.

Dolar AS pada hari ini terpukul oleh rancangan pembicaraan Brexit. Melansir dari Reuters, indeks USD melawan enam mata uang utama jatuh 0,26% menjadi 97,05. Hal ini membuat poundsterling Inggris untung 0,3% menjadi USD1,3009 dan euro naik 0,1% ke posisi USD1,1301.

Managing Director Strategi Mata Uang di BK Asset Management, Kathy Lien, mengatakan dolar AS turun karena aksi jual investor seiring potensialnya kesepakatan Brexit. "Rancangan perjanjian Brexit membuat investor mengambil untung dengan menjual dolar AS (profit taking) dengan membeli euro dan poundsterling".

Namun, Kathy mengingatkan untuk jangan terlena dengan kemunduran dolar AS pada hari ini. Karena kenaikan beberapa mata uang lebih pada faktor lokal bukan pergeseran selera terhadap dolar AS atau fundamental ekonomi negara tersebut. Dan dolar AS masih akan menguat di akhir tahun seiring fundamental ekonomi AS yang kokoh, rencana kenaikan suku bunga dan statusnya sebagai safe haven.
























EquityWorld Futures

Selasa, 13 November 2018

PT EquityWorld Futures : Langkah BI Membuat Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.805


EquityWorld Futures - Langkah Bank Indonesia meningkatkan likuiditas di pasar berhasil menolong rupiah pada perdagangan. Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di indeks Bloomberg, ditutup menguat 15 poin atau 0,10% menjadi Rp14.805 per USD.

Di awal perdagangan, rupiah melanjutkan pelemahan dengan turun 42 poin menjadi Rp14.862 per USD, berbanding penutupan Senin kemarin di Rp14.820 per USD. Selasa ini, mata uang NKRI diperdagangkan di Rp14.799-Rp14.935 per USD.


Mata uang Garuda berotot 10 poin atau 0,07% ke level Rp14.800 per USD, berbanding penutupan kemarin di Rp14.810. Hari ini, rupiah berada di kisaran Rp14.750-Rp14.930 per USD.

Rupiah menguat setelah Bank Indonesia menggelar lelang domestic non deliverable forward (DNDF) untuk pertama kalinya. Lelang yang diikuti sembilan bank itu menjaring penawaran dana senilai USD149 juta. Dari lelang itu, BI meraih dana USD73 juta, lebih kecil dari target yaitu USD100 juta. Dimana BI hanya mengambil tawaran yang masuk sesuai kalkulasi mereka.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah, menjelaskan list harga bidding yang ditawarkan ditetapkan berdasarkan stop of rate. "Jadi rupiah menguat mengikuti kurs DNDF setelah BI mengumumkan membuka lelang DNDF dengan target lelang USD100 juta,"

Faktor eksternal, laju dolar AS tertahan karena kekuataan mereka belakangan ini telah menimbulkan kekhawatiran beberapa investor terhadap pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan AS. Dolar yang terlalu mahal membuat harga produk AS juga kian mahal.

Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama nyaris tidak berubah di level 97,518. Sehingga yen Jepang berbalik menguat menjadi 113,99 setelah sebelumnya berada di level 114,20.

Adapun poundsterling Inggris mengambil keuntungan terhadap dolar AS, setelah Menteri Urusan Eropa, David Lidington, mengumumkan Inggris dan Uni Eropa mulai kembali menjalin kesepakatan soal Brexit dalam 48 jam kedepan. 

Hasil ini membuat poundsterling melonjak 0,5% ke level USD1,2917, setelah sebelumnya berada di USD1,2870. Poundsterling juga naik 0,2% melawan euro menjadi 87,11 pence.





















EquityWorld Futures

Senin, 12 November 2018

PT EquityWorld Futures : IHSG Tumbang Dibawah 5.800, Bursa Asia Goyang Karena Harga Minyak


EquityWorld Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini, Dengan tidak mengenakan. IHSG ditutup tumbang 97,10 poin atau 1,65% ke level 5.777,05.

Awal perdagangan, IHSG dibuka melemah 8,41 poin atau 0,14% ke level 5.865,74. Dan sepanjang Senin ini, indeks diperdagangkan di 5.777,05-5.884,08. Melemanya indeks disebabkan kembali turunnya nilai tukar rupiah imbas defisit transaksi berjalan sebesar 3,37% dari PDB.

Sebanyak 10 indeks sektoral memerah, bahkan tiga diantaranya jatuh lebih dari 2%, yaitu aneka industri -3,16%, konsumer -2,50% dan manufaktur -2,25%. Dan lima indeks sektoral lainnya turun lebih dari 1%.

Dari 543 saham, 284 tertekan, 130 tetap dan 129 menguat. Nilai transaksi saham sebesar Rp6,70 triliun dari 6,99 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing -Rp24,21 miliar dengan aksi jual asing Rp2,169 triliun berbanding aksi beli asing Rp2,145 triliun.

Sementara itu, bursa saham Asia ditutup beragam imbas dari kenaikan harga minyak setelah Saudi mengumumkan untuk memotong pasokan 0,5 juta barel per hari pada Desember mendatang. Selain itu, goyangnya pasar saham Asia pada petang ini karena investor tetap mewaspadai risiko ekonomi global, mencakup ketegangan perdagangan AS-China dan prospek pertumbuhan ekonomi.

Nikkei 225 Jepang diperdagangkan 0,7% lebih tinggi menjadi 22.269,88, namun Topix sedikit merosot ke 1.671,95. Di Korea Selatan, Kospi jatuh 5,65 poin atau 0,27% menjadi 2.080,44. ASX 200 Australia naik 19,50 poin atau 0,33% menjadi 5.941,30.

Pasar China ditutup positif dengan indeks Shanghai naik 31,64 poin atau 1,22% menjadi 2.630,51, sementara Shenzhen bertambah 33,55 poin atau 2,52% menjadi 1.361,74. Di Hong Kong, indeks Hang Seng diperdagangkan sedikit lebih tinggi yaitu 0,12% ke level 25.633,18.























EquityWorld Futures

Jumat, 09 November 2018

PT EquityWorld Futures : IHSG Lanjutkan Pelemahan


EquityWorld Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak negatif hingga penutupan perdagangan sore hari ini. IHSG di tutup di zona merah pada level 5.874,154 poin.

IHSG melanjutkan pelemahan. IHSG melemah 61,638 poin (0,97%) ke 5.917,051. Indeks LQ45 juga berkurang 13,728 poin (1,44%) ke 942,377.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG bergerak turun dengan pelemahan 65,084 poin (1,09%) ke 5.911,722. Indeks LQ45 berkurang 14,260 poin (1,49%) ke 940,814.

Pelemahan terus berlanjut hingga sore hari ini. IHSG melemah 102,652 poin (1,72) ke 5.874,154. Sementara Indeks LQ45 juga turun 24,352 poin (2,55%) ke 931,009.

Perdagangan saham sore ini terpantau cukup sepi dengan frekuensi perdagangan saham 362.280 kali transaksi sebanyak 9,6 miliar lembar saham senilai Rp 8,2 triliun.

Sementara itu indeks utama bursa Wall St ditutup mixed dengan mayoritas berada dalam zona merah pada perdagangan Kamis (08/11). S&P melemah 0,25% dan Nasdaq tertekan 0,53%. Sedangkan satu indeks lainnya yakni Dow Jones berhasil menguat meskipun tipis sebesar 0.04%. 

Pelemahan Indeks terjadi seiring dengan antisipasi atas rilisnya data negatif pada hari Jumat Pekan ini dari Wholesale Inventories MoM SEP diperkirakan tumbuh melambat 0,5% dibandingkan sebelumnya, Consumer Sentiment Prel NOV diperkirakan berada di level 95 turun dari bulan sebelumnya yang di level 98,6.

Selain itu, penurunan juga dikarenakan sentimen negatif dari pernyataan Federal Reserve yang mengharapkan peningkatan bertahap lebih lanjut dalam kisaran target untuk tingkat dana federal yang direncanakan satu kali lagi di tahun ini pada bulan Desember.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:

  • Indeks Nikkei 225 berkurang 0,73% ke 22.323,990
  • Indeks Hang Seng turun 1,70% ke 25.792,551
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 0,79% ke 2.614,730
  • Indeks Strait Times turun 0,82% ke 3.067,850
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk jajaran top gainers di antaranya adalah Transcoal Pacific (TCPI) naik Rp 1.050 ke Rp 6.300, Gowa Makassar Tourist (GMTD) naik Rp 400 ke Rp 15.900, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) naik Rp 350 ke Rp 14.350, dan Pelayaran Tamarin (TAMU) naik Rp 290 ke Rp 2.300.

Sementara saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.500 ke Rp 77.500, Unilever Indonesia (UNVR) turun 1.975 ke Rp 40.325, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 400 ke Rp 23.075, dan H M Sampoerna turun Rp 390 ke Rp 3.400.






















EquityWorld Futures

Kamis, 08 November 2018

PT EquityWorld Futures : Rupiah Sesi Siang Berdiri Kokoh Iringi Lompatan IHSG


EquityWorld Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan sesi I, Berdiri kokoh pada zona hijau untuk meneruskan tren positif sejak awal pekan. Lonjakan mata uang Indonesia mengiringi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mendapatkan tambahan hingga menyentuh level 5.973. 

Rupiah hingga perdagangan sesi I berada di posisi Rp14.540/USD atau menguat 35 poin dari posisi penutupan sebelumnya Rp14.575/USD. Rupiah sendiri bergerak pada kisaran level Rp14.530 hingga Rp14.760/USD.

Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg, siang ini melanju ke level  Rp14.544/USD atau lebih baik dibandingkan penutupan tengah pekan kemarin Rp14.590/USD. Siang ini tercatat rupiah bergerak pada kisaran harian Rp14.544-Rp14.669/USD.

Rupiah pada perdagangan siang ini berada di level Rp14.560/USD atau menguat dibanding penutupan sebelumnya di posisi Rp14.580/USD.

Menurut data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah terlihat tertahan dalam zona hijau di level Rp14.651/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah melesat membaik dari posisi sebelumnya Rp14.764/USD.

Di sisi lain IHSG pada perdagangan siang ini menguat dengan tambahan 33,45 poin atau 0,56% menjadi 5.973,34 setelah pagi tadi, dibuka naik tercatat di posisi 5.996,84 lewat peningkatan 56,950 poin setara dengan 0,959% dibandingkan dari penutupan Rabu (7/11) sebesar 5.939,89 poin.

Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp4,73 triliun dengan 5,88 miliar saham diperdagangkan pada sesi siang hari ini dan transaksi bersih asing Rp523,50 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp1,32 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp1,84 triliun. Tercatat 245 saham naik, 145 saham turun dan 121 saham mendatar.

Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI), PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL). Sementara, saham-saham dengan pelemahan yakni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Indospring Tbk. (INDS) serta PTMap Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).


























EquityWorld Futures

Rabu, 07 November 2018

PT EquityWorld Futures : IHSG Masih Terus Menunjukkan Pola Penguatan


EquityWorld Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut masih menunjukkan pola penguatan yang akan terus berlangsung hingga beberapa waktu mendatang. Pergerakan positif itu ditunjang oleh stabilnya perekonomian dengan harapan kembalinya arus dana masuk ke dalam pasar modal Indonesia.

Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan, pada perdagangan hari ini IHSG akan bergerak di kisaran 5.789-6.002. 

"Selain dari faktor-faktor pendukung di atas, faktor rilis kerja emiten kuartal III juga masih akan turut mewarnai pola gerak IHSG, demikian juga jelang rilis data cadangan devisa hari ini,"

Merujuk pada data dan faktor-faktor tersebut, William meyakini hari ini IHSG berpotensi berjalan di zona hijau. Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup di posisi 5.923,93 naik 3,336 poin (0,056%) dari penutupan sehari sebelumnya.

Sementara, untuk saham yang direkomendasikan pada perdagangan hari ini adalah SRIL, HMSP, INDF, TLKM, ICBP, TOTL, PWON, ASRI, BBNI, dan BJTM.






















EquityWorld Futures

Selasa, 06 November 2018

PT EquityWorld Futures : Masih Mixed, Pelemahan Lanjutan Rupiah Perlu Diwaspadai


EquityWorld Futures - Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan mixed, kendati dolar AS (USD) tengah dalam tren melemah seiring dengan aksi jual oleh investor jelang pemilu tengah semester (midterm election) Amerika Serikat. 

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, dengan kondisi tersebut rupiah seharusnya berkesempatan untuk menguat. Namun, pasar terlihat kurang merespons pelemahan USD sehingga rupiah pun tak beranjak naik lebih lanjut.

Bahkan, dirilisnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17% kemarin, yang dianggap di atas ekspektasi, belum cukup kuat mengangkat rupiah. 

"Jadi, tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah,"

Nilai tukar rupiah terhadap USD pada perdagangan kemarin sore, ditutup mixed atau variatif di kisaran level Rp14.975/USD. 

Rupiah di sesi perdagangan sore turun tipis ke level Rp14.975/USD. 
Rupiah kemarin sedikit membaik di posisi Rp15.010/USD.



























EquityWorld Futures.

Senin, 05 November 2018

PT EquityWorld Futures : Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III Hanya 5,05%


EquityWorld Futures - Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2018 esok hari. Ekonom Indef Bhima Yudishtira memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut akan turun dibanding kuartal sebelumnya. 

Bhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2018 hanya akan mencapai angka 5,05% atau lebih rendah dibandingkan kuartal kedua yang sebesar 5,27%. 

"Penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh rendahnya konsumsi rumah tangga pasca-Lebaran," 

Selain itu, kata Bhima, geliat industri manufaktur yang tertekan kenaikan biaya bahan baku dan pelemahan kurs rupiah, serta  ekspor dan investasi yang belum terlalu pulih membuat pertumbuhan ekonomi rendah. 

"Di sisi lain, andalan pertumbuhan adalah belanja pemerintah melalui bansos, meskipun kontribusinya hanya 9% hingga 10% ke PDB," 

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2018 sebesar 5,27%. Relatif tingginya pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2018 ditopang oleh kenaikan harga komoditas, baik migas dan nonmigas. Sementara pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2018 hanya sebesar 5,06%.






















EquityWorld Futures

Jumat, 02 November 2018

PT EquityWorld Futures : Kemenkeu Catat Penjualan SBN Ritel Capai Rp41 Triliun


EquityWorld Futures - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sepanjang tahun 2018 dana masyarakat yang berhasil dikumpulkan pemerintah melalui instrumen surat berharga negara (SBN) ritel mencapai sedikitnya Rp41 triliun. Sementara kemarin, Pemerintah resmi membuka masa penawaran Sukuk Negara Tabungan seri ST-002 dimana melalui penawaran ini penjualan ST-002 ditarget sebesar Rp1 triliun.

“Secara kumulatif, realisasi penerbitan SBN Ritel pada tahun 2018 yakni SR010, SBR003, SBR004 dan ORI015 telah mencapai Rp41,07 triliun. SBN terbesar adalah ORI015 yang mencapai Rp23,378 triliun,” 

Dana hasil penjualan ORI015, lanjutnya, akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2018, antara lain, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Penjualan ORI 015 dengan tingkat imbal balik kupon sebesar 8,25% per tahun dilakukan pada 29 Oktober lalu dengan masa pembukaan pada 4 Oktober hingga 25 Oktober 2018 melalui 17 Mitra Distribusi yang telah ditunjuk oleh Pemerintah, terdiri dari 15 bank dan 2 perusahaan efek.

Beberapa kebijakan baru diterapkan dalam ketentuan dan persyaratan pembelian ORI 015 a.l. jumlah minimal pembelian yang diturunkan menjadi Rp1 juta (pada ORI014 minimum pembelian adalah Rp 5 juta). Selain itu ditetapkan persyaratan Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor Identification/SID) yang harus dimiliki investor yang melakukan pembelian di pasar perdana serta ketentuan bahwa perpindahan kepemilikan ORI 015 di pasar sekunder hanya dapat dilakukan antar investor domestik.

“Diharapkan peningkatan frekuensi penerbitan SBN ritel serta penerapan ketentuan dan persyaratan baru tersebut dapat meningkatkan partisipasi investor domestik sekaligus meningkatkan stabilitas pasar SBN di domestik,” 

DJPPR mencatat penjualan ORI 015 kali ini telah menjangkau 41.306 investor di seluruh wilayah Indonesia (tersebar di 34 provinsi), dengan investor baru ORI sebanyak 17.789 investor dengan jumlah investor dari kelompok baby boomers, usia saat ini 54-72 tahun mendominasi dengan porsi mencapai 36,27% dari total jumlah investor.

Sedangkan Generasi X (usia saat ini 39-53 tahun) dan Milenial (usia saat ini 18-38 tahun) menempati peringkat kedua dan ketiga dengan porsi jumlah investor masing-masing mencapai 34,52% dan 24,46%.

Sementara berdasarkan kelompok profesi, jumlah investor terbesar adalah pegawai swasta yang mencapai 32,43%, selanjutnya kelompok wiraswasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 27,75% dan 14,35%.

Loto Srinaita Ginting menerangkan jumlah nominal pemesanan ORI 015 menjadi yang terbesar berdasarkan wilayah adalah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta yang mencapai Rp 11,11 triliun, sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai Rp 10,05 triliun dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur sebesar Rp 2,22 triliun.

Selanjutnya jumlah investor ORI015 terbesar berdasarkan wilayah adalah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta yang mencapai 22.272 investor, sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai 15.382 investor dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur sebnyak 3.652 investor.

“Rata-rata volume pemesanan per investor adalah Rp 565,99 juta. Dengan menyasar pasar ritel, pemesanan mengalami oversubscribe sekitar 2,35 kali dari target awal yang disampaikan oleh seluruh Mitra Distribusi sebesar Rp 9,95 triliun.

Menariknya, lanjutnya dari 17.789 investor baru ORI015 generasi Milenial mendominasi sebesar 34,56% atau sebanyak 6.148 investor bila dibandingkan dengan ORI 014. Selain itu seluruh wilayah di Indonesia mengalami peningkatan pemesanan, terutama di wilayah Indonesia Tengah dan Timur sebesar 210%.

“Penurunan besaran nilai kupon berimbas nyata pada volume pemesanan yang dilakukan oleh Generasi Milenial dan Generasi Z yang mengalami peningkatan sebesar 214,42%. Sedangkan penggunaan SID membuat profil investor semakin teridentifikasi dengan baik”.






















EquityWorld Futures 

Kamis, 01 November 2018

PT EquityWorld Futures : Kuartal III/2018, Hutama Karya Raih Laba Rp1,461 Triliun


EquityWorld Futures - PT Hutama Karya (Persero) mencatat pencapaian kinerja positif pada kuartal III tahun 2018. Berdasarkan laporan keuangan Perseroan, Hutama Karya telah melampaui target laba bersih selama satu tahun di paruh ketiga tahun ini.

"Laba bersih kami pada Triwulan III tahun ini dibukukan sebesar Rp.1,461 Triliun atau tumbuh 131,39 % secara year-on-year dengan tahun 2017 sebesar Rp.631 Miliar,” 

Selanjutnya Bintang menjelaskan bahwa sampai dengan Triwulan III 2018, Hutama Karya telah membukukan EBITDA sebesar Rp2,221 Trilun atau tumbuh 117,57% secara year-on-year dengan tahun 2017 sebesar Rp1,021 Triliun.

"Alhamdulilah, sampai dengan Triwulan III tahun 2018, laba bersih Hutama Karya telah melampaui target tahun 2018 (full year target), hal ini dicapai karena kami telah melakukan berbagai inovasi, perbaikan metode kerja, perubahan struktur organisasi, dan efisiensi dalam melakukan procurement,” 

Laba tersebut, lanjut dia diperoleh melalui penjualan sebesar Rp. 17,752 Triliun yang tumbuh sebesar 54,82% secara year-on-year dengan tahun 2017 sebesar Rp11,466 Triliun. “Kami sampaikan pula, bahwa Hutama Karya dapat menjaga arus kas operasi tetap positif di posisi Rp. 539 Miliar,”

Direktur Keuangan Hutama Karya, Anis Anjayani menambahkan, dengan pencapaian di Triwulan III 2018, Perseroan memiliki rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) yang relatif rendah dimana artinya Perseroan masih memiliki kemampuan untuk mencari pendanaan dari pihak lain.

“Hal ini sangat baik untuk menunjang Hutama Karya dalam menjalankan penugasan Pemerintah di Jalan Tol Trans-Sumatera, apalagi tahun depan kita akan memulai pengerjaan ruas-ruas baru,” 

Menyinggung Jalan Tol Trans-Sumatera, Anis juga mengungkapkan bahwa Hutama Karya akan memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp10,5 Triliun. Di samping itu, Perseroan juga mendapat dukungan pendanaan dari Sindikasi Bank BUMN (Himbara), perbankan asing seperti MUFG, CIMB Niaga, ICBC, serta dari institusi keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI, dan perbankan swasta yaitu Bank Mega dan Bank Permata dengan jumlah total Rp32 Triliun. 

Sehingga dana yang tersedia untuk pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera selanjutnya sebesar Rp. 42,5 Triliun. "Tingkat bunga dari dukungan pendanaan ini lebih rendah dari tingkat bunga pada umumnya,”

Dengan tersedianya dana tersebut, Hutama Karya semakin siap untuk menyelesaikan penugasan di Jalan Tol Trans-Sumatera. Lebih jauh Anis memaparkan bahwa hasil laba tersebut merupakan hasil kontribusi dari seluruh pilar bisnis Hutama Karya yang ada. “Jasa Konstruksi, EPC, dan bangunan Gedung menyumbang sebesar 43,90%, Anak Usaha sebesar 27,02% sisanya dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebesar 29,08%”.
























EquityWorld Futures