This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun hingga 2%, Investor Lebih Pilih Dolar AS

Equityworld Futures - Harga minyak melemah hingga 2% pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Penyebabnya investor menghindari risiko yang merugikan pasar saham dan mendorong dolar AS lebih kuat. Hal ini membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November anjlok USD1,42 atau 1,9% menjadi USD73,92 per barel. Sebelumnya tenggelam ke terendah sesi di USD73,52.

Sementara itu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober turun USD1,68 atau 2,3% menjadi USD70,29 per barel setelah sempat jatuh ke level USD69,86.

Dolar AS dinilai sebagai tempat investasi aman, karena kekhawatiran tentang solvabilitas pengembang properti China Evergrande menakuti pasar ekuitas. Selain itu, investor juga menanti hari pertemuan Federal Reserve yang akan mengambil langkah lain menuju pengurangan pembelian aset atau tapering minggu ini. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Jelang Keputusan Kebijakan the Fed

“Karena dolar AS biasanya merupakan tempat yang aman, nilai tukarnya terhadap mata uang lainnya menguat, sebuah perkembangan yang melengkapi lingkungan penghindaran risiko dan mempengaruhi harga-harga komoditas, terutama minyak,”

"Minyak menjadi lebih mahal untuk pasar non-dolar dan harga mendapat pukulan sebagai akibatnya, sebuah pergerakan bearish yang didukung oleh pasar saham itu sendiri dalam lingkungan penghindaran risiko."

Namun, minyak mendapat dukungan dari tanda-tanda bahwa beberapa produksi Teluk AS akan tetap offline selama berbulan-bulan karena kerusakan akibat badai. 

Brent pun telah melonjak 43% sepanjang tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dikenail sebagai OPEC+, dan beberapa pemulihan permintaan setelah keruntuhan akibat pandemi tahun lalu.

Kerugian terbatas karena penutupan pasokan di Teluk Meksiko AS menyusul terjangan dua badai baru-baru ini. Hingga perusahaan-perusahaan produsen hanya memiliki 23 persen produksi minyak mentah offline, atau 422.078 barel per hari.

Minyak mentah memangkas penurunannya setelah Royal Dutch Shell mengatakan instalasi di Teluk Meksiko akan offline untuk perbaikan hingga akhir 2021 karena kerusakan akibat Badai Ida.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 20 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Turun Tertekan Penguatan Dolar

Equityworld Futures - Harga emas berjangka melanjutkan penurunannya pada akhir perdagangan. Harga emas memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut di tengah aksi jual yang tajam karena dolar menguat, dengan semua perhatian investor tertuju pada strategi tapering Federal Reserve (Fed) AS.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh lagi USD5,3 atau 0,3%, menjadi ditutup pada USD1.751,40 per ounce. Emas berjangka kehilangan 2,3% untuk minggu ini dan ditutup pada level terendah sejak 10 Agustus.

Kenaikan mengejutkan dalam penjualan ritel AS pada Agustus di awal pekan, menghidupkan kembali ketakutan tapering atau pengurangan pembelian aset lebih awal oleh The Fed, mendorong dolar lebih tinggi dan mendorong penurunan tajam emas.

Pasar sudah percaya bahwa Fed akan mengurangi pembelian obligasi, dan itu akan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi, kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Dolar Menguat, Platinum dan Palladium Kian Anjlok

"Ini bukan pertanda baik untuk emas, kemungkinan besar akan turun kembali,"

Dia menambahkan dolar, bukan emas, diuntungkan dari permintaan safe-haven dari perkembangan di China seputar pengembang properti Evergrande.

Dolar naik ke puncak tiga minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah juga naik. 

"Emas telah menjadi produk yang membuat frustrasi dan sering berbalik arah," kata seorang pedagang yang berbasis di New York, menambahkan bahwa emas kemungkinan akan dibatasi dalam kisaran 1.750-80 dolar AS menjelang pertemuan Fed.

Komite penetapan kebijakan The Fed akan bertemu pada Selasa (21/9/2021) dan Rabu (22/9/2021) pekan depan.

Pergeseran hawkish yang kuat dapat mendorong reaksi spontan, reaksi penurunan pada emas sekalipun sudah diperhitungkan, kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Melepaskan langkah-langkah dukungan ekonomi tidak hanya meredupkan status emas sebagai tempat berlindung yang aman, tetapi setiap kenaikan suku bunga selanjutnya akan diterjemahkan ke peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 45,7 sen atau 2,00%, menjadi ditutup pada 22,337 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 7,3 dolar, atau 0,79%, menjadi ditutup pada 930,6 dolar per ounce. 

 

 

Equityworld Futures

 

Jumat, 17 September 2021

PT Equityworld Futures : Menteri Investasi Pastikan Mei 2022, Indonesia Bakal Punya Pabrik Mobil Listrik Hyundai

Equityworld Futures - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembangunan pabrik mobil listrik di Indonesia terus dikerjakan. Bahkan, Bahlil mengemukakan saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 80 persen.

Pabrik mobil listrik hasil investasi Hyundai Group ini pun ditargetkan selesai pada bulan Mei 2022 mendatang.

"Jangan sampai salah persepsi, 2022 bulan Mei itu kita produksi mobil listrik buatan Hyundai,"

Bahlil mengungkapkan, bahwa Hyundai Group menginvestasikan dananya untuk bangun pabrik ini senilai 1,5 miliar dolar. Alasan perusahaan asal Korea Selatan tersebut, tak lepas dari potensi sumber daya alam (SDA) Indonesia yang memiliki nikel berlimpah.

"Teman-teman, tidak ada negara di dunia ini berkembang lebih cepat tanpa melakukan langkah-langkah yang luar biasa terkait dengan industri dan kita belajar pada masa lampau kekayaan SDA kita luar biasa, kita pernah mengalami kejayaan kayu, keemasan tambang, keemasan batu bara,"

Oleh karena itu, hilirisasi nikel dengan membangun baterai hingga kendaraan listrik menurutnya akan terus dilakukan pemerintah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik, Data Penjualan Ritel Topang Pergerakan Dolar AS

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik industri baterai kendaran listrik PT HKML Baterai Indonesia di Karawang, Jawa Barat.

Jokowi menuturkan pabrik yang akan dibangun dengan nilai investasi sebesar  1,1 miliar dolar AS atau setara Rp 15,6 triliun, merupakan pabrik industri baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.

"Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara dengan nilai investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS,"

 Pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri yang juga menandakan era kejayaan komoditas bahan mentah sudah berakhir.

Karenanya, harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas, untuk masuk ke industrialisasi menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan invoasi teknologi.

"Karena ini strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan pengekspor bahan mentah, melepaskan ketergantungan pada produk-produk bahan impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi,"

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dengan potensi yang luar biasa.

Jokowi meyakini tiga sampai empat tahun ke depan, melalui manajemen pengelolaan yang baik, Indonesia akan bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel seperti baterai litium, baterai listrik, baterai kendaraan listrik.

Hilirisasi industri nikel, juga akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan jika diolah dengan sel baterai, nilainya bisa meningkat sampai enam sampai tujuh kali lipat dan jika diolah jadi mobil listrik maka nilai tambahnya akan meningkat 11 kali lipat.

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 16 September 2021

PT Equityworld Futures : Ekspor Indonesia Tertinggi Sepanjang Sejarah, Menko Airlangga: Indikasi Pemulihan Ekonomi

Equityworld Futures - Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 menunjukkan performa yang meningkat dibanding bulan lalu. Sesuai rilis Badan Pusat Statistik nilai perdagangan Indonesia pada periode Agustus 2021 tercatat mengalami surplus USD4,74 miliar, melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 16 bulan berturut-turut. Nilai surplus tersebut bahkan merupakan rekor tertinggi sejak Desember 2006 sebesar USD4,64 miliar.

Performa surplus yang impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia yang terakselerasi pada Agustus 2021 dengan mencapai USD21,42 miliar, meningkat double digit sebesar 20,95% (mtm) atau 64,10% (yoy). Nilai ekspor tersebut sekaligus tercatat sebagai rekor tertinggi baru bagi ekspor Indonesia, menembus rekor tertinggi sepanjang masa yang pernah terjadi sebelumnya pada Agustus 2011 yang sebesar USD18,60 miliar.

“Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut sejalan dengan pemulihan permintaan global. Hal ini ditunjukkan dengan terus meningkatnya volume ekspor dan harga komoditas andalan Indonesia seperti Batubara sebesar 11,04% (mtm) dan CPO sebesar 6,85% (mtm),”

Peningkatan ekspor Indonesia juga mengkonfirmasi perbaikan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia Agustus 2021 yang meningkat menjadi 43,7 dari sebelumnya berada di level 40,1 pada Juli 2021. Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4).

Peningkatan ekspor terbesar Indonesia pada Agustus 2021 terjadi pada komoditi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$1.544,8 juta, bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$573,2 juta, dan bijih logam (HS 26) sebesar USD213,1 juta. Sementara itu, negara tujuan ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan terbesar dibanding bulan sebelumnya di antaranya Tiongkok (US$1.212,2 juta), India (US$759,1 juta), dan Jepang (US$453,2 juta). 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Tipis, Pasar Tunggu Sinyal Lanjutan Taper Fed

Sejalan dengan peningkatan ekspor, sisi impor Indonesia pada Agustus 2021 mencapai US$16,68 miliar, meningkat sebesar 10,35% (mtm) atau 55,26% (yoy). Mobilitas masyarakat yang mulai meningkat seiring dengan pelonggaran PPKM menjadi indikasi penyebab peningkatan.

“Kenaikan impor pada Agustus 2021 ditopang oleh peningkatan impor barang modal sebesar 34,56% (yoy) dan bahan baku/penolong sebesar 59,59% (yoy) yang menunjukkan peningkatan kapasitas produksi industri di Indonesia serta geliat ekonomi Indonesia yang terus pulih,” ungkap Menko Airlangga.

Struktur impor Indonesia pada Agustus 2021 didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mencapai 74,20% dari total impor, kemudian di susul oleh barang modal mencapai 14,47%, dan barang konsumsi sebesar 11,33%. Struktur tersebut mengindikasikan perekonomian Indonesia yang produktif melalui penciptaan nilai tambah yang lebih besar, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk diekspor kembali.

Dorongan untuk Ekspor Industri Kecil Menengah (IKM)

“Performa positif ekspor Indonesia tidak terlepas dari peran berbagai pihak termasuk kontribusi para pelaku IKM yang mampu bertahan di tengah gejolak pandemi Covid-19,” ujar Menko Airlangga.

Hal ini dibuktikan dari kenaikan dua komoditas ekspor yang berbasis pada sektor IKM, yakni ekspor Kayu dan Barang dari Kayu (HS 44) yang mampu tumbuh tinggi 18,31% (yoy) dan Furnitur (HS 94) yang tumbuh mencapai 30,12% (yoy) selama periode Januari hingga Juli 2021. Kedua komoditas tersebut bahkan termasuk dalam 20 kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang tahun 2021.

Ekspor dari komoditi pada HS 44 mencapai USD2,55 miliar berada pada peringkat 12 dengan share sebesar 2,12% terhadap total ekspor dan HS 94 mencapai USD1,63 miliar berada pada peringkat 19 dengan share sebesar 1,36% terhadap total ekspor. Kontribusi ekspor HS 44 dan HS 94 yang notabene berbasis pada IKM perlu diapresiasi.

Untuk menjaga keberlanjutan performa ekspor yang positif dari kedua komoditas tersebut, beberapa faktor kunci perlu terus dicermati diantaranya: (i) Ketersediaan kontainer yang memadai dan stabilitas biaya freight cost yang terjangkau, (ii) Kemudahan dalam proses pengurusan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), (iii) Terjaganya stabilitas harga dan ketersediaan pasokan kayu ke industri, (iv) Kelancaran izin keimigrasian yang terintegrasi bagi inspektor buyer luar negeri, (v) Peningkatan kualitas produk dan keahlian SDM, (vi) Fasilitasi teknologi dan sarana prasarana produksi, (vii) Peningkatan akses pasar melalui fasilitasi pameran dan promosi, dan (viii) Kemudahan akses pembiayaan untuk melakukan ekspansi.

“Upaya mendorong ekspor komoditas IKM tidak hanya akan dilakukan pada kedua komoditas tersebut. Pemerintah bersama seluruh stakeholders terus berupaya menyusun berbagai program dan insentif yang relevan pada seluruh komoditas IKM berbasis ekspor. Dengan demikian, seluruh IKM yang bergerak di berbagai sektor dapat terus berkontribusi dalam menopang ekspor Indonesia secara keseluruhan.”

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 15 September 2021

PT Equityworld Futures : Ada Mobil Listrik, Erick Thohir Ungkap Cara Kurangi Impor BBM

Equityworld Futures – Kementerian BUMN memastikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mengalami stagnasi kedepannya. Hal tersebut dikarenakan dengan upaya Indonesia menekan atau mengurangi impor BBM.

Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir usai peresmian enam subholding milik PT Pertamina (Persero), pemegang saham akan menjadikan enam entitas di sektor energi tersebut sebagai kekuatan ketahanan energi nasional. Dengan begitu, upaya impor minyak akan terus ditekan pemerintah.

"Impor minyak tentu tidak meningkat lagi tetap stagnan, karena daripada impor minyak itu berubah menjadi petrokem, jadi petrokem yang salah satu turunannya yang selama ini juga kita masih impor bahan baku obat," 

Usai diresmikan, pemegang saham terus mendorong kinerja operasional enam subholding Pertamina. Baik memastikan kinerjanya tetap fokus, hingga operasional yang efisien. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun tapi Tetap di Atas $1.800 di Tengah Ketidakpastian Tapering Fed

Selain mengandalkan 6 subholding, pemegang saham juga menilai pembangunan Industri Baterai atau Electric Vehicle (EV) juga menekan impor BBM.

Saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di kawasan Karawang, Jawa Barat (Jabar) dengan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS.

"Nah, kalau kita lihat sekarang impor minyak itukan nanti shifting, nanti ketika ada yang namanya mobil listrik, baterai listrik, tadi pagi bapak Presiden meresmikan juga itu kolaborasi daripada LG dengan kita BUMN ikutan di situ, nah ini akan berubah pastinya," kata dia.

Erick memastikan BUMN di sektor energi akan mengambil peran besar untuk melakukan keseimbangan ekosistem negeri nasional dan memperbaiki rantai pasok (Supply chain) energi untuk mewujudkan misi kemandirian energi nasional.

"Nah, hal ini keseimbangan bagaiaman kita memperbaiki supply chain dan menekan, kita daripada kemandirian kita bisa eksis." 

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 14 September 2021

PT Equityworld Futures : Minyak mentah lebih tinggi selama sesi Asia

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures minyak mentah untuk penyerahan Oktober diperdagangkan pada USD70,89 per barrel pada waktu penulisan, meningkat 0,62%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per barrel. Minyak metah kemungkinan akan mendapat support pada USD67,56 dan resistance pada USD70,97.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Naik Jelang Rilis Data Inflasi

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,07% dan diperdagangkan pada USD92,582.

Sementara itu di ICE, Minyak brent untuk penyerahan November naik 0,58% dan diperdagangkan pada USD73,94 per barrel, sedangkan spread antara kontrak Minyak brent dan Minyak metah berada pada USD3,05 per barrel. 

 

 

Equityworld Futures

Senin, 13 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik ke Tertinggi 1 Minggu, Pulih dari Dampak Kerusakan Badai Ida

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia dan sempat mencapai level tertinggi satu minggu dalam kenaikan dua sesi berturut-turut. Munculnya kekhawatiran yang terus-menerus hadir terhadap pasokan AS, yang mana pemulihan kerusakan Badai Ida berlanjut ke minggu kedua, memberi dorongan pada cairan hitam.

Harga minyak Brent naik 0,25% di $73,10 per barel dan harga minyak WTI naik 0,32% ke $69,94 per barel. Baik Brent dan WTI berjangka sempat berada di level tertinggi sejak 3 September di awal sesi.

Sekitar tiga perempat produksi minyak lepas pantai Teluk Meksiko AS, atau sekitar 1,4 juta barel per hari, tetap ditutup sejak Badai Ida melanda di wilayah tersebut pada akhir Agustus. Angka tersebut kira-kira sama dengan apa yang dihasilkan oleh Nigeria, anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Royal Dutch Shell (LON:RDSa) Plc Kamis lalu mengatakan telah membatalkan beberapa kargo ekspor karena kerusakan fasilitas lepas pantai dari Ida. Pernyataan dari produsen minyak terbesar di kawasan itu menunjukkan kondisi penurunan pasokan energi dapat berlanjut selama beberapa minggu lagi.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Dolar AS Kian Menguat di Awal Pekan

"Untuk menambah masalah, lebih banyak kilang minyak di Louisiana telah kembali beroperasi, meningkatkan permintaan minyak mentah,"

Baker Hughes juga mengatakan bahwa jumlah rig yang beroperasi di AS tumbuh dalam minggu terakhir, indikasi bahwa produksi dapat meningkat dalam beberapa minggu mendatang.

Semua mata juga tertuju pada prospek minyak untuk tahun 2022 dari Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA), yang akan dirilis hari ini. Diharapkan OPEC akan merevisi penurunan untuk perkiraannya.

Sementara itu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS mengatakan pada hari Jumat bahwa investor menaikkan posisi long minyak mentah berjangka dan kontrak option AS dalam seminggu hingga 7 September.

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 10 September 2021

PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1.800,05 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,00%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.783,10 dan resistance pada USD1.833,50.

 Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Lanjut Naik, Ketidakpastian Waktu ‘Tapering’ Fed Tetap Ada

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,01% dan diperdagangkan pada USD92,472.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember naik 0,29% dan diperdagangkan pada USD24,247 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 1,46% dan diperdagangkan pada USD4,3420 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 09 September 2021

PT Equityworl Futures : Tak Disangka! Ada 6 Uang Logam Emas Bernilai Rp100.000 hingga Rp750.000, Ini Penampakannya

Equityworld Futures - Bank Indonesia (BI) ternyata pernah menerbitkan uang logam pecahan yang bernilai tinggi. Kini uang logam yang banyak ditemui dengan pecahan Rp100, Rp200, Rp500 hingga Rp1.000.

Uang logam pecahan bernilai tinggi itu masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus (URK) Tahun Emisi 1970 sampai dengan 1990.

Kini BI pun mencabut dan menarik 20 jenis pecahan Uang Rupiah Khusus (URK) Tahun Emisi 1970 sampai dengan 1990 dari peredaran, melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.23/12/PBI/2021, terhitung sejak 30 Agustus 2021.

Bagi masyarakat yang memiliki URK tersebut dan ingin melakukan penukaran, dapat menukarkannya di Bank Umum terhitung sejak 30 Agustus 2021 sampai dengan 29 Agustus 2031, atau 10 tahun sejak tanggal pencabutan.

Penggantian atas Uang Rupiah Khusus tahun emisi 1970 sampai dengan tahun emisi 1990 yang dicabut dan ditarik dari peredaran sebesar nilai nominal yang sama dengan yang tertera pada URK dimaksud. 

Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun di Sekitar Terendah 2 Minggu, Dolar AS Lanjut Menguat

Dari 20 jenis pecahan URK tersebut, ada enam pecahan uang logam yang bernilai tinggi, yakni mulai dari pecahan Rp100.000, Rp125.000, Rp200.000 hingga Rp750.000.

1. Uang Logam Emas Pecahan Rp100.000

Uang logam emas ini bergambar hewan komodo dengan pecahan Rp100.000 yang masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus Seri Cagar Alam Tahun Emisi 1974.

2. Uang Logam Emas Pecahan Rp125.000

Uang logam emas ini bergambar sebuah bangunan yang di depannya menampilkan tiang bendera dengan pecahan Rp125.000. Uang ini masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus Seri Perjuangan Angkatan '45 Tahun Emisi 1990. 

3. Uang Logam Emas Pecahan Rp200.000

Uang logam emas ini bergambar hewan badak dengan pecahan Rp200.000. Uang ini masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus Seri Cagar Alam Tahun Emisi 1987. 

4. Uang Logam Emas Pecahan Rp200.000

Uang logam emas ini bergambar wanita yang sedang menari dengan pakaian adat pecahan Rp200.000. Uang logam ini masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus Seri Save The Children Tahun Emisi 1990.

5. Uang Logam Emas Pecahan Rp250.000

Uang logam emas ini bergambar peta Indonesia dengan pecahan Rp250.000. Uang ini masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus Seri Perjuangan Angkatan '45 Tahun Emisi 1990.

6. Uang Logam Emas Pecahan Rp750.000

Uang logam emas ini bergambar burung Garuda yang disampingnya ada gambar padi dan kapas. Uang ini spesial karena pecahannya bernilai tinggi Rp750.000. Uang ini masuk ke dalam Uang Rupiah Khusus Seri Perjuangan Angkatan '45 Tahun Emisi 199.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 08 September 2021

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah selama sesi AS

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1.799,55 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 1,86%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.793,95 dan resistance pada USD1.836,90.

Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Penguatan Dolar AS & Yield Obligasi Tahan Kenaikan

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,48% dan diperdagangkan pada USD92,477.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 1,57% dan diperdagangkan pada USD24,413 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember jatuh 1,25% dan diperdagangkan pada USD4,2797 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 07 September 2021

PT Equityworld Futures : Minyak Bervariasi Imbas Potongan Harga Saudi & Meningkatnya Pasokan OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak bervariasi di Asia. Permintaan bahan bakar tetap menjadi perhatian karena investor terus mencerna pemotongan besar harga kontrak minyak mentah Arab Saudi.

Harga minyak Brent naik 0,44% ke $72,54 per barel dan harga minyak WTI turun 0,22% di $69,14 per barel.

Saudi Aramco (SE:2222) memangkas harga jual resmi (OSP) Oktober untuk semua kadar minyak mentah yang dijual ke Asia setidaknya $1 per barel di awal pekan. Pemotongan kelompok minyak negara ini mengisyaratkan permintaan di kawasan itu tetap lemah karena beberapa negara memberlakukan tindakan pembatasan untuk mengendalikan wabah COVID-19 terbarunya.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), juga memutuskan pada pertemuan terakhirnya untuk meningkatkan produksi sebanyak 400.000 barel per hari per bulan antara Agustus dan Desember 2021.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Selasa, tapi Tetap di Atas Level $1.800

"Perdagangan Asia sepi di tengah ketidakpastian arah pasar ke depan,"

"Kami memperkirakan harga minyak akan berjuang untuk bergerak lebih tinggi karena musim mengemudi musim panas AS mulai berkurang setelah melewati akhir pekan Hari Buruh dan laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan menggarisbawahi kegiatan ekonomi yang lambat,"

Laporan yang dirilis selama minggu lalu, menunjukkan angka ketenagakerjaan nonpertanian lebih rendah daripada yang diharapkan dan membebani prospek permintaan bahan bakar.

Sementara itu, pasokan AS terus terbatas seiring pulihnya Badai Ida yang melanda Teluk Meksiko lebih dari sepekan lalu. Sekitar 1,5 juta barel per hari produksi minyak, atau 84%, tetap ditutup, sementara 1,8 miliar kaki kubik per hari dari produksi gas alam, atau sebesar 81%, sedang berhenti mengalir, di wilayah tersebut, Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 06 September 2021

PT Equityworld Futures : Bayang Ketidakpastian Permintaan, Minyak Jatuh Usai Saudi Pangkas Harga Jual

Equityworld Futures - Harga minyak jatuh di Asia. Cairan hitam memperpanjang kerugiannya setelah Arab Saudi memangkas harga minyak mentah untuk Asia selama akhir pekan di tengah prospek permintaan bahan bakar yang tidak pasti.

Harga minyak Brent jatuh 1,09% di $71,82 per barel. Harga minyak WTI juga turun 1,02% di $68,58 per barel.

Perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco (SE:2222) mengatakan pada hari Minggu akan memangkas harga Oktober untuk semua kadar minyak mentah yang dijual ke Asia, pelanggan terbesarnya, setidaknya bernilai $1 per barel.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Awal Pekan, tapi Nyaris Capai Level Tertinggi 3 Bulan

“Tingkat pemotongan harga jual resmi Saudi untuk Asia itu adalah kejutan, dan ini tidak mengirimkan sinyal yang bagus ke pasar mengenai dinamika permintaan saat ini,” Kepala Komoditas Strategi ING Groep (AS:INGA) NV Warren Patterson mengatakan kepada Bloomberg.

Laporan pekerjaan AS yang mengecewakan pada hari Jumat menunjukkan non-farm payrolls tercatat hanya sebanyak 235.000, kenaikan terkecil dalam tujuh bulan, dan tingkat pengangguran sebesar 5,2%, untuk Agustus. Data yang lemah tersebut mengaburkan prospek permintaan bahan bakar dan menunda ekspektasi kapan Federal Reserve AS akan memulai pengurangan aset.

Namun, kerugian dibatasi oleh pasokan AS yang kemungkinan akan tetap terbatas seiring berlanjutnya pemulihan dari Badai Ida. Produksi di wilayah Pantai Teluk AS yang terpukul keras terus berjuang untuk pulih, dan pelepasan minyak mentah dari cadangan minyak strategis juga terus berlangsung.

Data dari Baker Huges, yang dirilis pada hari Jumat, juga mengatakan Ida mendorong perusahaan energi AS untuk memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama minggu sebelumnya untuk pertama kalinya dalam lima minggu.

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 03 September 2021

PT Equityworld Futures : ExxonMobil Dapat Pinjaman 1,5 Juta Barel Cadangan Minyak Darurat AS

Equityworld Futures - Pemerintah AS meminjamkan 1,5 juta barel minyak mentah cadangan minyak darurat AS kepada kilang minyak ExxonMobil di Louisiana. Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Jennifer Granholm mengizinkan pinjaman itu akan menggantikan pasokan minyak mentah Exxon yang terhenti akibat badai Ida.

Sebelumnya Presiden Joe Biden telah memerintahkan Granholm untuk menggunakan semua mekanisme yang ada, termasuk Cadangan Minyak Strategis atau SPR, supaya pasokan bahan bakar kendaraan tetap lancar pasca badai Ida.

“Penting untuk diketahui bahwa kawasan yang terkena badai Ida merupakan pusat penting dan sarana penyulingan untuk produksi minyak negara kita,”

Pinjaman minyak ke kilang di Baton Rouge itu untuk “mengatasi isu-isu logistik angkutan minyak mentah di daerah yang terdampak badai Ida, dan memastikan kawasan ini punya akses ke bahan bakar secepat mungkin,” 

Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Seiring Melemahnya Dolar Jelang Rilis Data Pekerjaan AS

Pasokan di beberapa penyulingan minyak, termasuk yang di Baton Rouge, terputus dari selatan lewat kapal dan bargas karena lalu lintas di sebagian sungai Mississippi terhambat oleh kapal-kapal yang tenggelam. Departemen Energi mengatakan pihaknya menganjurkan pihak penyuling agar memrioritaskan produk-produk minyak untuk kawasan yang terkena badai.

SPR memiliki empat fasilitas penyimpanan besar, dua di Texas, dan dua di Louisiana, untuk mengirim minyak mentah ke penyulingan di dekatnya untuk diproduksi. SPR dikembangkan pada tahun 70an setelah embargo minyak oleh negara-negara Arab menyebabkan harga minyak menjulang tinggi, tetapi kini dimanfaatkan kalau terjadi gangguan pasokan bahan bakar seperti badai.

Ida melintasi beberapa kawasan AS, menghancurkan bagian-bagian dari Louisiana. Pada Rabu (1/9), hujan menyebabkan banjir besar di AS timur laut.

Sekitar 1,5 juta barel produksi minyak per hari terhenti, menurut data federal pada Rabu (1/9). Perusahaan energi AS, yang terletak di sepanjang Gulf Coast, berusaha keras memulihkan operasinya akibat ketiadaan tenaga listrik dan masalah lain terkait kerusakan akibat badai.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 02 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Flat Sikapi Keputusan OPEC Meningkatkan Produksi


Equityworld Futures - Harga minyak dunia bergerak datar pada penutupan perdagangan. Hal ini setelah OPEC dan sekutunya sepakat mempertahankan kebijakan untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun tipis 4 sen menjadi USD71,59 per barel. Sedangkan Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober naik 9 sen menjadi USD68,59 dolar AS per barel.

Brent telah terjun ke level terendah ke level USD70,42 dolar AS per barel, Sementara WTI merosot ke posisi terendah USD67,12 per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, setuju mulai Juli guna menghapus rekor penurunan produksi dengan menambahkan 400.000 barel per hari (bph) per bulan ke pasar. Namun grup tersebut merevisi prospek permintaan 2022 dan menghadapi tekanan AS untuk meningkatkan produksi lebih cepat.

"Sementara dampak pandemi Covid-19 terus menimbulkan ketidakpastian, fundamental pasar telah menguat dan persediaan (negara-negara) OECD terus turun seiring percepatan pemulihan," 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Pasar Tunggu Laporan Pekerjaan AS & Sinyal Tapering Fed

OPEC+ telah memenuhi target menghilangkan kelebihan minyak dari pasar global dan penting untuk menjaga keseimbangan pasar, kata negosiator utama Rusia, Alexander Novak.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat stok bensin AS naik 1,3 juta barel pekan lalu. Hal ini di luar prediksi para analis yang memperkirakan penurunan 1,6 juta barel. 

Meningkatnya infeksi virus corona dapat membatasi permintaan di Amerika Serikat dalam beberapa minggu mendatang, bersama dengan penurunan musiman setelah musim mengemudi musim panas berkurang.

"Peningkatan bensin terjadi saat Badai Tropis Henri menutup lalu lintas di Pantai Timur yang merupakan pukulan besar pada musim mengemudi di musim panas," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger,

Namun, persediaan minyak mentah AS juga jatuh 7,2 juta barel pekan lalu menjadi 425,4 juta barel. Analis memperkirakan penurunan 3,1 juta barel.

Harga minyak mentah AS diperkirakan akan tetap di bawah tekanan karena produksi minyak dan gas lepas pantai di Teluk Meksiko secara bertahap pulih. Namun, beroperasinya kembali kilang-kilang di Louisiana yang ditutup oleh Badai Ida bisa memakan waktu berminggu-minggu.

 

 

Equityworld Futures

 

Rabu, 01 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, OPEC+ Siap Gelar Rapat Bahas Tingkat Pasokan

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia menjelang pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara mitra (OPEC+). Investor menunggu keputusan kelompok ini mengenai apakah akan mempertahankan rencana pasokannya, sambil mencermati peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Asia dan kerusakan akibat dampak terjangan badai di Teluk Meksiko.

Harga minyak Brent naik 0,68% ke $72,12 per barel dan harga minyak WTI naik 0,76% di $69,02 per barel.

OPEC+ akan menggelar pertemuan nanti untuk menentukan apakah melanjutkan rencananya untuk meningkatkan pasokan sebanyak 400.000 barel per hari (bph) setiap bulannya hingga Desember 2021. Dengan perkiraan pasar akan mengalami defisit hingga akhir tahun 2021, kebijakan kelompok ini kemungkinan tidak berubah meskipun ada tekanan AS untuk meningkatkan pasokan lebih lanjut.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Pasar Waspada Tunggu Data Pekerjaan AS

"Ini akan memberikan kenyamanan bagi OPEC+ untuk dapat melanjutkan dengan rencana peningkatan produksi bulanan 400.000 barel per hari," analis ANZ Research menerangkan dalam catatan.

Sementara itu, 94% produksi minyak dan gas alam tetap ditangguhkan di sisi Teluk Meksiko AS, setelah Badai Ida menerjang selama akhir pekan.

"Kami melihat risiko bahwa hilangnya permintaan kilang AS akan lebih besar dan lebih lama daripada hilangnya pasokan minyak mentah,"

Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute Selasa menunjukkan penurunan sebanyak 4,045 juta barel untuk pekan terakhir 27 Agustus, juga memberikan dorongan pasar. Prakiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan penurunan 2,833 juta barel, sementara penurunan 1,622 juta barel tercatat selama minggu sebelumnya.

Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, yang akan dirilis pada sesi hari ini.

 

 

Equityworld Futures