Jumat, 29 Mei 2015

Presiden IOC nasihati FIFA saatnya bersih-bersih

Zurich (ANTARA News) - FIFA perlu belajar dari pengalaman Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan menjadi lebih transparan jika ingin meraih kembali kredibilitasnya, kata Presiden IOC Thomas Bach kepada delegasi FIFA pada pembukaan Kongres FIFA Kamis waktu setempat.

Bach berbicara setelah Presiden FIFA Sepp Blatter menyampaikan pidato pembukaan menjelang pembahasan utama yang mulai Jumat pagi waktu setempat nanti atau Jumat siang WIB.

"Ini adalah hari yang menyedihkan dan menyulitkan bagi FIFA," kata Bach. "Ini juga hari-hari yang sangat penting bagi FIFA."

"Namun saya yakin dengan mengikuti cara yang transparan dengan tekad kuat, Anda semua, para pengawal sepak bola, akan mengatasi tantangan-tantangan ini dan Anda akan membuat olah raga Anda bersinar kembali sebagaimana Anda lakukan di masa lalu."

"Kami tahu dalam IOC dari pengalaman kami sendiri 15 tahun lalu peperangan ini adalah menantang dan bisa sangat menyakitkan. Kami juga tahu tidak ada cara lain dalam menjamin kredibilitas dalam bisnis, dalam politik dan masyarakat."

"Oleh karena itu saya menganjurkan Anda untuk memperkuat kerjasama Anda dengan pihak-pihak berwenang terkait, untuk menjelaskan seterang-terangnya dan mengambil segala langkah yang diperlukan...demi menjawab tudingan-tudingan semacam itu."

Pada 1998, IOC diguncang skandal suap untuk membeli suara ketuanrumahan Olimpiade musim dingin di Salt Lake City 2002.  Peristiwa itu adalah katalis yang menjadi landasan mereformasi IOC.

Sementara itu, Menteri Olah Raga Swiss mengatakan skandal korupsi FIFA harus menjadi titik balik positif bagi FIFA.

"Menyangkut peristiwa kemarin itu, pihak berwajib kami tengah menyelidiki tuduhan kriminal yang disampaikan FIFA kepada orang-orang tak dikenal menyangkut alokasi Piala Dunia," kata dia seperti dikutip Reuters.

"FIFA menghadapi masalah kredibilitas namun kemarin akan menjadi hari yang baik bagi sejarah FIFA jika organisasi ini menggunakan masalah itu untuk akhirnya menertibkan rumahnya."

"Sepak bola dan kaum muda membutuhkan role model dan FIFA tidak memenuhi model peran itu untuk saat ini."


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015

0 komentar:

Posting Komentar