Equityworld Futures, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp6,47 triliun hingga akhir Maret 2017 atau meningkat 5,5 persen dibandingkan periode yang sama 2016 yang sebesar Rp6,1 triliun.
"Kenaikan ini didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri serta kenaikanfee based income," kata Direktur Utama BRI Suprajarto dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan triwulan I 2017 di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis.
Sampai dengan akhir Maret 2017, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp653,1 triliun atau naik 16,4 persen dibandingkan dengan penyaluran kredit triwulan pertama 2016 sebesar Rp561,1 triliun.
Kenaikan penyaluran kredit ini terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor UMKM, di mana BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp471 triliun atau sebesar 72,1 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI.
Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih memegang porsi terbesar dari seluruh segmen kredit BRI, yakni 33 persen atau senilai Rp216,1 triliun dari seluruh kredit yang disalurkan.
Kredit usaha rakyat (KUR) juga masih menjadi fokus BRI tahun ini, di mana selama tiga bulan di awal tahun ini BRI mampu menyalurkan KUR senilai Rp14,11 triliun kepada lebih dari 763 ribu debitur baru. Dari penyaluran tersebut, 30 persen di antaranya disalurkan ke sektor produktif.
BRI mematok target padai akhir tahun minimal 40 persen penyaluran KUR kepada sektor produktif sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Dengan pencapaian tersebut, apabila dihitung sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, secara total BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp99,7 triliun kepada lebih dari 5,6 juta debitur.
Suprajarto mengatakan pihaknya juga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Pada kuartal I 2017, rasio NPL gross BRI sebesar 2,16 persen atau turun dibandingkan dengan NPL gross kuartal I 2016 sebesar 2,22 persen.
"Khusus untuk segmen mikro, rasio NPL gross sebesar 1,35 persen di akhir Maret 2017," kata Suprajarto.
Kemudian, BRI sepanjang kuartal I 2017 mampu meraup pendapatan nonbunga senilai Rp2,5 triliun atau naik 29,3 persen dibandingkan dengan kuartal I 2016 senilai Rp2 triliun.
Penyumbang fee based income terbesar adalah dari simpanan sebesar 39 persen dan e-banking sebesar 23 persen. Secara keseluruhan, fee based income berkontribusi sebesar 9,2 persen dari total seluruh pendapatan BRI kuartal pertama 2017 atau meningkat dibandingkan periode sama 2016 sebesar 7,8 persen dari total pendapatan BRI.
Sementara itu, DPK BRI berhasil tumbuh sebesar 11 persen, dari Rp631,7 triliun di kuartal I 2016 menjadi Rp701,2 triliun di kuartal I 2017.
Equityworld Futures
"Kenaikan ini didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri serta kenaikanfee based income," kata Direktur Utama BRI Suprajarto dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan triwulan I 2017 di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis.
Sampai dengan akhir Maret 2017, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp653,1 triliun atau naik 16,4 persen dibandingkan dengan penyaluran kredit triwulan pertama 2016 sebesar Rp561,1 triliun.
Kenaikan penyaluran kredit ini terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor UMKM, di mana BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp471 triliun atau sebesar 72,1 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI.
Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih memegang porsi terbesar dari seluruh segmen kredit BRI, yakni 33 persen atau senilai Rp216,1 triliun dari seluruh kredit yang disalurkan.
Kredit usaha rakyat (KUR) juga masih menjadi fokus BRI tahun ini, di mana selama tiga bulan di awal tahun ini BRI mampu menyalurkan KUR senilai Rp14,11 triliun kepada lebih dari 763 ribu debitur baru. Dari penyaluran tersebut, 30 persen di antaranya disalurkan ke sektor produktif.
BRI mematok target padai akhir tahun minimal 40 persen penyaluran KUR kepada sektor produktif sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Dengan pencapaian tersebut, apabila dihitung sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, secara total BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp99,7 triliun kepada lebih dari 5,6 juta debitur.
Suprajarto mengatakan pihaknya juga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Pada kuartal I 2017, rasio NPL gross BRI sebesar 2,16 persen atau turun dibandingkan dengan NPL gross kuartal I 2016 sebesar 2,22 persen.
"Khusus untuk segmen mikro, rasio NPL gross sebesar 1,35 persen di akhir Maret 2017," kata Suprajarto.
Kemudian, BRI sepanjang kuartal I 2017 mampu meraup pendapatan nonbunga senilai Rp2,5 triliun atau naik 29,3 persen dibandingkan dengan kuartal I 2016 senilai Rp2 triliun.
Penyumbang fee based income terbesar adalah dari simpanan sebesar 39 persen dan e-banking sebesar 23 persen. Secara keseluruhan, fee based income berkontribusi sebesar 9,2 persen dari total seluruh pendapatan BRI kuartal pertama 2017 atau meningkat dibandingkan periode sama 2016 sebesar 7,8 persen dari total pendapatan BRI.
Sementara itu, DPK BRI berhasil tumbuh sebesar 11 persen, dari Rp631,7 triliun di kuartal I 2016 menjadi Rp701,2 triliun di kuartal I 2017.
Equityworld Futures