Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, dibuka ambruk semakin parah untuk terus berada dalam posisi terburuk sejak 2015 bahkan hingga menyentuh level Rp14.404/USD. Kejatuhan mata uang Indonesia mengiringi dolar yang terus menjaga tren positif saat berhadapan dengan Yen Jepang.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp14.404/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah semakin anjlok dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.271/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga memperlihatkan kemerosotan tajam menjadi Rp14.405/USD. Rupiah terus menunjukkan tak berdaya usai tidak mampu keluar dari zona merah dari kemarin Rp14.280/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi masih terpuruk pada posisi Rp14.383/USD, meski sedikit membaik bila dibandingkan dari posisi penutupan tengah pekan kemarin di level Rp14.385/USD. Pergerakan harian rupiah ada pada level Rp14.353 hingga Rp14.410/USD.
Sementara seperti dilansir Reuters, Dolar menjaga tren penguatan versus Yen, didukung oleh pembelian pada akhir kuartal. Ditambah tidak adanya eskalasi baru dalam ketegangan terkait perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya.
Namun, kekhawatiran perdagangan tampaknya akan mendominasi pasar ketika para pedagang semakin khawatir tentang dampak sengketa perdagangan China-AS terhadap ekonomi China.
Tercatat Dolar menguat menjadi 110,49 terhadap Yen Jepang atau telah membuat keuntungan untuk tiga sesi terakhir. Posisi tersebut mendekati level tinggi bulan ini di 110,905 atau dibantu oleh pembelian musiman pada akhir kuartal dan telah mencapai setengah tahun.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama berdiri di level 95.288 setelah naik mecpai 95.534 pada perdagangan hari Kamis, kemarin atau mendekati posisi tertinggi yang terlihat hampir setahun lalu. Terpantau indeks berada di jalur untuk membuat kenaikan kuartalan pertama setelah naik 5,9% sejauh ini.