Equity World Futures - Masyarakat diimbau berhati-hati jika ingin menanam saham ke perusahaan investasi. Pastikan bahwa perusahaan investasti yang dipilih adalah perusahaan nasional resmi yang terdaftar.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak menanamkan invetasi pada perusahaan di luar negeri karena hal ini berpotensi merugikan negara. Direktur PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Agung Rihayanto menyebut saat ini banyak broker ilegal yang beroperasi. Mereka mengincar calon nasabah dan membawa dana nasabahnya ke perusahaan luar negeri.
"Broker ileggal ini merupakan perpanjangan tangan perusahaan asing. Dana nasabah mereka bawa untuk bertransaksi dengan perusahaan luar negeri," terangnya saat berbicara dalam Media workshop Peran PT Bursa Berjangka Jakarta dan PT Kliring Berjangka Indonesia dalam Industri Perdagangan Berjangka Komoditi di Gedung Rifan Financindo Berjangka (RFB).
Dia mengatakan, jika dana masyarakat dibawa bertransaksi ke perusahaan di luar negeri, maka hal ini akan merugikan negara. Negara tidak akan mendapatkan pemasukan pajak, selain itu juga akan menutup potensi terbukanya lapangan kerja.
"Meski demikian yang terpenting adalah masyarakat harus paham betul sebelum terjun dalam investasi di perdagangan komoditas berjangka ini. Meski potensi keuntungannya sangat tinggi namun juga high risk,"
Menurut Agung di sejumlah perusahaan investasi edukasi dan pemahaman kepada nasabah masih minim. Akibatnya banyak nasabah yang merasa rugi saat investasinya turun. Agung memberikan sejumlah tips bagi masyarakat atau calon nasabah yang ingin menginvestasikan dana di perdagangan berjangka. "Pelajari betul sistem kerjanya karena ini berisiko tinggi. Selain itu pilih perusahaan pialang nasional resmi yang sudah lama dan berpengalaman,"
Sementara itu Kepala Divisi Investasi ursa Berjangka Jakarta (BBJ) Lukas Louw juga mengajak masyarakat untuk menanamkan dananya di perdagangan berjangka yang dikelola kantor pialang nasional. Lukas mengakui bahwa invetasi di perdagangan berjangka masih belum menjadi pilihan masyarakat dan masih kalah jika dibandingkan model inventasi lainnya.
"Jumlah transaksi masih kecil, dalam enam bulan terakhir BBJ mencacat transaksi baru 700 ribuan lot. Dibanding Malaysia jumlah ini jauh, dalam sebulan mereka bisa mencatatkan 1 juta lot khusus untuk komoditas CPO saja,"
Minimnya minat masyarakat ini menurut Lukas banyak dipengaruhi oleh pemahaman di masyarakat yang kurang tentang investasi di perdagangan berjangka. Selain itu juga dipengaruhi unsur risiko yang tinggi meski sebenarnya ivestasi ini juga menawarkan sejumlah kelebihan dan keuntungan yang tinggi pula.
Sebelumnya saat pembukaan kantor cabang PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) beberapa waktu lalu Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang juga mengingatkan masyarakat untuk cermat dalam memilih perusahaan investasi. Menurutnya banyak perusahaan investasi ilegal yang beroperasi. Bahkan Paulus menyebut di Kota Yogya banyak pialang ilegal.
Dalam kesempatan itu Paulus meminta masyarakat cermat jika ingin berinvestasi, memilih perusahaan yang benar-benar kredibel dan terdaftar secara resmi seperti PT RFB. Menurut Paulus, RFB berhasil menempati posisi perusahaan pialang berjangka terbaik di urutan pertama dalam Top 5 Pialang berjangka. "Pilih perusahaan yang legalitasnya jelas."
Menurut Agung di sejumlah perusahaan investasi edukasi dan pemahaman kepada nasabah masih minim. Akibatnya banyak nasabah yang merasa rugi saat investasinya turun. Agung memberikan sejumlah tips bagi masyarakat atau calon nasabah yang ingin menginvestasikan dana di perdagangan berjangka. "Pelajari betul sistem kerjanya karena ini berisiko tinggi. Selain itu pilih perusahaan pialang nasional resmi yang sudah lama dan berpengalaman,"
Sementara itu Kepala Divisi Investasi ursa Berjangka Jakarta (BBJ) Lukas Louw juga mengajak masyarakat untuk menanamkan dananya di perdagangan berjangka yang dikelola kantor pialang nasional. Lukas mengakui bahwa invetasi di perdagangan berjangka masih belum menjadi pilihan masyarakat dan masih kalah jika dibandingkan model inventasi lainnya.
"Jumlah transaksi masih kecil, dalam enam bulan terakhir BBJ mencacat transaksi baru 700 ribuan lot. Dibanding Malaysia jumlah ini jauh, dalam sebulan mereka bisa mencatatkan 1 juta lot khusus untuk komoditas CPO saja,"
Minimnya minat masyarakat ini menurut Lukas banyak dipengaruhi oleh pemahaman di masyarakat yang kurang tentang investasi di perdagangan berjangka. Selain itu juga dipengaruhi unsur risiko yang tinggi meski sebenarnya ivestasi ini juga menawarkan sejumlah kelebihan dan keuntungan yang tinggi pula.
Sebelumnya saat pembukaan kantor cabang PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) beberapa waktu lalu Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang juga mengingatkan masyarakat untuk cermat dalam memilih perusahaan investasi. Menurutnya banyak perusahaan investasi ilegal yang beroperasi. Bahkan Paulus menyebut di Kota Yogya banyak pialang ilegal.
Dalam kesempatan itu Paulus meminta masyarakat cermat jika ingin berinvestasi, memilih perusahaan yang benar-benar kredibel dan terdaftar secara resmi seperti PT RFB. Menurut Paulus, RFB berhasil menempati posisi perusahaan pialang berjangka terbaik di urutan pertama dalam Top 5 Pialang berjangka. "Pilih perusahaan yang legalitasnya jelas."