This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 25 September 2017

Harga minyak dunia naik di tengah pertemuan OPEC | Equityworld Futures Samarinda

Equityworld Futures Samarinda, Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena sebuah pertemuan produsen-produsen minyak utama di Wina berakhir tanpa kelompok tersebut memperpanjang kesepakatan untuk mengurangi produksi mereka.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak utama lainnya membuka ruang dan mungkin menunggu sampai Januari sebelum memutuskan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi mereka melampaui kuartal pertama 2018, para menteri dari negara-negara tersebut mengatakan seperti dilaporkan pada Jumat (22/9).

Menteri energi Rusia mengatakan tidak ada keputusan yang diharapkan sebelum Januari, meskipun menteri-menteri lainnya mengatakan bahwa keputusan tersebut dapat diambil sebelum akhir tahun ini, menurut Reuters.

Sementara itu, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS turun empat rig menjadi total 744 rig minggu ini, menurut data yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (22/9).

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 0,11 dolar AS menjadi 50,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, bertambah 0,43 dolar AS menjadi ditutup pada 56,86 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Equityworld Futures Samarinda

Jumat, 22 September 2017

PT Equityworld Samarinda : The Fed membiarkan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan

 

PT Equityworld Samarinda :  Rapat kebijakan dua hari yang diawasi ketat pada hari Rabu

Fed membiarkan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan namun mengisyaratkan masih memperkirakan kenaikan satu lagi pada akhir tahun, meskipun terjadi inflasi rendah baru-baru ini.
Bank sentral A.S. juga mengatakan akan mulai mengurangi kepemilikan obligasi senilai $ 4,2 triliun yang melonjak melalui tiga putaran pelonggaran kuantitatif.

“Ya, the Fed baru saja mengatakan kepada kami bahwa mereka akan terus memperketat kebijakan, tapi orang-orang seperti Bank Sentral Eropa, Bank of Canada dan bahkan Bank of England sekarang juga telah mengatakan kepada kami bahwa mereka akan memulai normalisasi kebijakan, “kata Nelson.
“Ini jelas kontras dengan di mana kita satu atau dua tahun yang lalu ketika the Fed adalah satu-satunya permainan di kota.”

Baca: PT Equityworld Samarinda : Dolar mundur saat sorotan pertemuan pasca-Fed memudar

Pada hari Kamis, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa kebijakan moneter bukanlah alat yang tepat untuk mengatasi ketidakseimbangan keuangan namun tidak memberikan wawasan baru mengenai program pembelian aset bank sentral. “Apa pun yang dia katakan itu tidak terdengar dovish, pasar akan menganggapnya sebagai hawkish,” kata Paresh Upadhyaya, direktur strategi mata uang di Amundi Pioneer Asset Management di Boston.

PT Equityworld Samarinda : Euro naik 0,35 persen pada $ 1,1933.


Sterling menguat terhadap dolar, dengan para pedagang berharap bahwa pidato yang banyak diantisipasi dari Perdana Menteri Theresa May pada hari Jumat akan memberi sinyal bahwa dia menginginkan jalan keluar “lunak” bagi Inggris dari Uni Eropa. Mahkota Norwegia naik terhadap dolar dan euro setelah bank sentral negara itu mempertahankan tingkat suku bunga utamanya tidak berubah pada 0,50 persen, namun mengatakan kenaikan kemungkinan akan terjadi lebih awal dari perkiraan sebelumnya, meski masih lebih dari satu tahun lagi.
Sumber Reuters, Di Edit oleh PT Equityworld Samarinda

Rabu, 20 September 2017

Dolar AS melemah ketika pertemuan Fed dimulai | PT Equityworld Samarinda

PT Equityworld Samarinda, Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan moneter dua harinya.

Diperkirakan secara luas bahwa bank sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan tersebut, namun para investor yakin Fed akan mengumumkan pengurangan secara bertahap neracanya yang mencapai sebesar 4,5 triliun dolar AS.

Para analis mengatakan, pasar juga akan mencari petunjuk apakah Fed akan menaikkan suku bunga acuannya pada Desember.

Di sektor ekonomi, data "housing starts" atau rumah yang baru dibanguan yang dimiliki secara pribadi di AS pada Agustus berada di tingkat tahunan disesuaikan secara musiman sebesar 1.180.000 unit, mengalahkan konsensus pasar, Departemen Perdagangan mengatakan pada Selasa (19/9).

Angka tersebut, 0,8 persen di bawah perkiraan Juli yang direvisi sebesar 1.190.000 unit, namun 1,4 persen di atas tingkat Agustus 2016 sebanyak 1.164.000 unit.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,29 persen menjadi 91,776 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1998 dolar AS dari 1,1950 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3523 dolar AS dari 1,3489 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,8012 dolar AS dari 0,7952 dolar AS.

Dolar AS dibeli 111,46 yen Jepang, lebih rendah dari 111,48 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9625 franc Swiss dari 0,9614 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2272 dolar Kanada dari 1,2307 dolar Kanada, demikian Xinhua.
PT Equityworld Samarinda

Selasa, 19 September 2017

Wall Street berakhir lebih tinggi terbantu sektor perbankan | Equity World Samarinda

Equity World Samarinda, Wall Street menguat pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan indeks S&P 500 berakhir sedikit lebih tinggi karena saham-saham keuangan naik menjelang pertemuan Federal Reserve, tapi Nasdaq memangkas kenaikan tajamnya setelah saham-saham teknologi melemah di akhir sesi.

Lima dari 11 sektor utama S&P berakhir lebih rendah. Meningkatnya imbal hasil surat utang AS mendorong saham-saham keuangan, karena suku bunga cenderung mengangkat keuntungan bank, namun sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga semacam itu, seperti utilitas melemah.

Pertemuan Fed, yang dimulai Selasa (19/9), diperkirakan akan menghasilkan rincian tentang bagaimana bank sentral akan melepas 4,2 triliun dolar AS portofolio surat utang dan sekuritas berbasis hipotek, hampir satu dekade setelah krisis keuangan global.

Setelah mendorong S&P di atas tonggak 2.500 poin pekan lalu, para investor menahan diri karena mereka menunggu petunjuk lebih lanjut tentang waktu kenaikan suku bunga berikutnya dari Ketua Fed Janet Yellen.

"Anda baru saja mengalami momentum kecil ini setelah bergerak melewati 2.500 tapi agak kehabisan tenaga dan sekarang akan menunggu waktunya sampai Rabu (20/9), saat mereka mendengarkan Janet," kata Ken Polcari, direktur divisi lantai NYSE di OINeil Securities di New York.

Namun, Dow masih mencatat rekor penutupan untuk hari kelima berturut-turut, sementara S&P mencatat rekor penutupan untuk sesi kedua berturut-turut.

"Ada momentum di pasar, ada banyak uang meskipun The Fed akan mengurangi neraca mereka, Anda terus memiliki kebijakan moneter yang sangat agresif. Itu terus menyebabkan uang mengalir ke pasar hampir dalam mode sembarangan," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior pada Wedbush Securities di San Francisco.

Dow Jones Industrial Average naik 63,01 poin atau 0,28 persen menjadi ditutup di 22.331,35 poin, indeks S&P 500 berakhir menguat 3,64 poin atau 0,15 persen menjadi 2.503,87 poin, dan indeks komposit Nasdaq bertambah 6,17 poin atau 0,1 persen menjadi ditutup di 6.454,64 poin.

Sekitar 5,97 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada Senin (18/9), dibandingkan dengan rata-rata 5,91 miliar selama 20 sesi terakhir.
Equity World Samarinda

Senin, 18 September 2017

Dolar AS melemah di tengah beberapa data ekonomi | Equityworld Futures Samarinda

Equityworld Futures Samarinda, Kurs dolar AS diperdagangkan terus melemah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor mencerna sejumlah laporan ekonomi.

Disesuaikan dengan variasi musiman, hari libur dan perbedaan hari perdagangan bukan perubahan harga, perkiraan awal penjualan ritel dan jasa-jasa makanan AS untuk Agustus 2017 mencapai 474,8 miliar dolar AS, turun 0,2 persen dari bulan sebelumnya, dan 3,2 persen di atas Agustus 2016 , kata Departemen Perdagangan, Jumat (15/9).

Data untuk Juli direvisi menunjukkan kenaikan penjualan 0,3 persen, bukan lonjakan 0,6 persen yang dilaporkan sebelumnya, menurut departemen tersebut.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,23 persen menjadi 91,913 pada akhir perdagangan.

Sementara itu, Wall Street terus mengawasi data inflasi karena mereka mungkin mengindikasikan langkah Federal Reserve AS berikutnya.

Indeks Harga Konsumen untuk Semua Konsumen Perkotaan naik 0,4 persen pada Agustus disesuaikan secara musiman, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/9).

Selama 12 bulan terakhir, harga konsumen naik 1,9 persen. Perubahan 12 bulan dalam indeks untuk semua item dikurangi makanan dan energi tetap di 1,7 persen untuk bulan keempat berturut-turut, menurut laporan tersebut.

Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga Fed pada Desember mencapai 50,9 persen, menurut alat FedWatch CME Group.

The Fed dijadwalkan akan mengumumkan keputusan terakhirnya mengenai kebijakan moneter minggu depan. Sementara bank sentral diperkirakan tidak akan mengumumkan kenaikan suku bunganya, diperkirakan akan mulai melepaskan portofolio besarnya yang mencapai 4,5 triliun dolar AS.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1939 dolar AS dari 1,1918 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,3571 dolar AS dari 1,3400 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi 0,8000 dolar AS dari 0,7990 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,89 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,53 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9600 franc Swiss dari 0,9642 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,2188 dolar Kanada dari 1.2187 dolar Kanada, demikian laporan Xinhua.
Equityworld Futures Samarinda

Jumat, 15 September 2017

Pelemahan dolar AS dorong harga emas naik tipis | PT Equityworld Samarinda

PT Equityworld Samarinda, Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS melemah meski data inflasi konsumen AS lebih kuat dari perkiraan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 1,3 dolar AS atau 0,1 persen menjadi menetap di 1.329,3 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.

Menurut data resmi yang dirilis pada Kamis (14/9), Indeks Harga Konsumen AS untuk Semua Konsumen Perkotaan (CPI-U) naik 0,4 persen pada Agustus disesuaikan secara musiman, kenaikan terbesar tahun ini.

Pada basis 12-bulan, indeks semua item naik 1,9 persen.

Namun, beberapa analis yakin inflasi konsumen masih di bawah target dua persen yang ditetapkan oleh Federal Reserve, dan ini mungkin menghalangi rencananya untuk meningkatkan suku bunga utama berikutnya.

Indeks Dolar AS, sebuah ukuran mata uang dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,32 persen menjadi 92,11 pada pukul 18.01 GMT.

Saat dolar AS turun, emas berjangka akan naik karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi para investor.

Namun, kenaikan emas dibatasi oleh pasar saham yang terus menguat. Dow Jones Industrial Average naik 41,04 poin atau 0,19 persen menjadi 22.199,22 poin pada pukul 18.11 GMT.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 7,8 sen atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 17,789 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober turun 2,3 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi menetap di 980,9 dolar AS per ounce.
PT Equityworld Samarinda

Kamis, 14 September 2017

Penguatan dolar AS dorong emas turun selama tiga hari beruntun | Equity World Samarinda

Equity World Samarinda, Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melanjutkan penurunannya untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena dolar AS terus menguat.

Xinhua melaporkan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 4,7 dolar AS atau 0,35 persen, menjadi menetap di 1.328,00 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, sebuah ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,57 persen menjadi 92,42 pada pukul 18.33 GMT.

Kekhawatiran geopolitik seputar Semenanjung Korea telah melemahkan dolar AS pada pekan lalu, membuat indeks terjun ke level 91 pada Jumat (8/9). Hal ini menyebabkan kenaikan tajam pada emas berjangka karena para investor memburu aset-aset "safe haven".

Ketika ketegangan tampak mereda, indeks dolar AS berbalik naik secara signifikan.

Namun, penurunan harga emas pada Rabu (12/9) dibatasi oleh pasar saham, yang hanya melihat kenaikan moderat. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 18,29 poin atau 0,08 persen menjadi 22.137,15 poin pada pukul 18.43 GMT.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 2,3 sen atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 17,867 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober turun 3,3 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi menetap di 983,2 dolar AS per ounce.
Equity World Samarinda

Rabu, 13 September 2017

Indeks DAX-30 Jerman ditutup naik 0,40 persen | Equityworld Futures Samarinda

Equityworld Futures Samarinda, Saham-saham Jerman ditutup lebih kuat pada Selasa (12/9), dengan indeks acuan DAX-30 di Bursa Efek Frankfurt naik 49,53 poin atau 0,40 persen menjadi 12.524,77 poin.

Perusahaan jasa perbankan dan keuangan global Jerman, Deutsche Bank, membukukan keuntungan paling besar (top gainer) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya melonjak 3,80 persen. 

Berikutnya, saham Commerzbank dan produsen otomotif Volkswagen yang masing-masing meningkat 2,43 persen dan 1,69 persen.

Di sisi lain, kelompok energi RWE mencatat kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya jatuh 2,66 persen.

Diikuti oleh saham kelompok perusahaan energi lainnya, E.ON, yang berkurang 2,03 persen, serta perusahaan kimia dan barang konsumsi Henkel turun 0,82 persen.

Pembuat otomotif Daimler merupakan saham yang paling banyak diperdagangkan sepanjang hari dengan nilai transaksi mencapai 263,17 juta euro (314,04 juta dolar Amerika Serikat).
Equityworld Futures Samarinda

Selasa, 12 September 2017

Harga emas turun tajam dari tertinggi satu tahun | Equityworld Futures Samarinda

Equityworld Futures Samarinda, Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun lebih dari satu persen pada Senin (Selasa pagi WIB), karena ketegangan geopolitik seputar Semenanjung Korea mereda dan Badai Irma terbukti kurang merusak dari yang diperkirakan semula.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun tajam 15,5 dolar AS atau 1,15 persen, menjadi menetap di 1.335,7 dolar AS per ounce.

Badai Irma, yang pernah menjadi topan Kategori 5, telah melemah menjadi angin topan tropis setelah membuang hujan di Florida akhir pekan lalu.

Sedangkan logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 22,1 sen atau 1,22 persen, menjadi ditutup pada 17,902 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober turun 13,5 dolar AS atau 1,33 persen, menjadi menetap di 998,8 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.
Equityworld Futures Samarinda

Senin, 11 September 2017

BEI raih penghargaan Global Islamic Finance Award | PT Equityworld Samarinda

PT Equityworld Samarinda, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali meraih penghargaan The Best Supporting Institution for Islamic Finance of the Year 2017 dari Global Islamic Finance Award (GIFA).

Kepala Divisi Komunikasi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengemukakan bahwa BEI merupakan satu-satunya institusi dari Indonesia yang menerima penghargaan dari GIFA selama dua tahun berturut-turut.

"Penghargaan ini menjadi tolak ukur bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa Pasar Modal Syariah Indonesia sudah mampu untuk bersaing di tingkat internasional," katanya.

Penghargaan itu diserahkan secara langsung oleh CEO Edbiz Consulting Sofiza dan diterima langsung oleh Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Tiongkok, Sabtu (9/9).

Pemberian penghargaan tersebut, lanjut dia, tidak terlepas dari peranan BEI yang secara konsisten mendorong industri pasar modal syariah Indonesia untuk terus maju dan berkembang dengan kredibilitas tingkat dunia, sesuai dengan visi dan misi perusahaan. 

Ia menyampaikan bahwa GIFA merupakan salah satu penghargaan internasional di industri keuangan syariah dunia yang diselenggarakan oleh EdBiz Consulting yang berkantor pusat di London. 

Yulianto Aji Sadono menjelaskan bahwa sejak didirikan pada 1997, Pasar Modal Syariah Indonesia saat ini telah memiliki dua indeks syariah yakni Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII), sebanyak 342 saham syariah, 16 fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sembilan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan satu Undang-Undang Sukuk Negara (SBSN).

Selain itu, lanjut dia, Pasar Modal Syariah Indonesia juga telah memiliki 12 anggota bursa yang memiliki sistem perdagangan online syariah (Syariah Online Trading System/SOTS), dan empat Jenis Efek Syariah (Saham Syariah, Sukuk, Reksa Dana Syariah, Exchange Traded Fund Syariah). 

Secara persentase perdagangan, ia mengemukakan bawa transaksi saham di BEI mayoritas didominasi oleh saham-saham berbasis syariah. Sebesar 62 persen jumlah saham yang ditransaksikan di BEI merupakan saham-saham berbasis syariah, atau sekitar 55 persen kapitalisasi pasar di BEI.

Dari sisi volume, nilai, dan frekuensi transaksi, lanjut dia, saham-saham berbasis syariah dalam lima tahun terakhir (2011- Agustus 2016) jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan saham-saham non-syariah.

"Rata-rata pertumbuhan volume transaksi saham syariah 167,2 persen berbanding 130 persen non-syariah," paparnya.

Ia menyampaikan BEI berharap industri pasar modal syariah dapat menjadi alternatif investasi yang aman khususnya bagi masyarakat Indonesia yang ingin berinvestasi sesuai dengan kaidah dan prinsip syariah, serta dapat berkontribusi secara nyata dan optimal dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional yang berkesinambungan. 
PT Equityworld Samarinda

Jumat, 08 September 2017

Wall Street ditutup bervariasi setelah Trump capai kesepakatan batas utang | Equity World Samarinda

Equity World Samarinda, Saham-saham Wall Street diperdagangkan dalam kisaran sempit dan berakhir bervariasi pada Kamis (Jumat pagi WIB), sehari setelah Presiden AS Donald Trump mencapai kesepakatan dengan para pemimpin Demokrat untuk menaikkan batas utang pemerintah federal dan mendanai pemerintah sampai 15 Desember. 

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,86 poin atau 0,10 persen menjadi ditutup pada 21.784,78 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 0,44 poin atau 0,02 persen menjadi berakhir di 2.465,10 poin, dan indeks komposit Nasdaq ditutup naik 4,55 poin atau 0,07 persen menjadi 6.397,87 poin.

"Dalam pertemuan tersebut, Presiden dan para pimpinan Kongres sepakat untuk memberikan bantuan kepada korban Badai Harvey, memperpanjang batas utang, dan melanjutkan kedua resolusi sampai 15 Desember, bersama-sama," pemimpin DPR dari Demokrat Nancy Pelosi dan pemimpin Senat dari Demokrat Chuck Schumer mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, menyusul pertemuan dengan Trump di Gedung Putih.

Para investor sempat mencemaskan kemungkinan adanya penutupan pemerintah jika batas utang tidak dinaikkan.

Sektor keuangan merosot 1,65 persen, menyeret turun indeks utama. Banyak bank-bank besar seperti Citigroup dan Goldman Sachs turun lebih dari satu persen, karena tingkat suku bunga menurun.

Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 2 September, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 298.000, meningkat 62.000 dari tingkat tidak direvis pekan sebelumnya sebesar 236.000, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (7/9). 

Angka tersebut adalah tingkat tertinggi untuk klaim awal sejak 18 April 2015 ketika mencapai 298.000. Sementara itu, untuk angka rata-rata pergerakan 4-minggu mencapai 250.250, meningkat 13.500 dari rata-rata minggu sebelumnya yang direvisi sebesar 236.750.

Di luar negeri, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan pada Kamis (7/9) bahwa suku bunga dasar zona euro akan tetap berada pada 0,00 persen.

Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa bank sentral akan memutuskan untuk mengkalibrasi instrumen-instrumen kebijakannya sebelum akhir tahun, dengan mengatakan bahwa "mungkin sebagian besar keputusan ini akan diambil pada Oktober." Demikian laporan Xinhua.
Equity World Samarinda

Kamis, 07 September 2017

Emas berjangka turun akibat aksi ambil untung | Equityworld Futures Samarinda

Equity World Samarinda, Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena para pedagang melakukan aksi ambil untung setelah kenaikan beberapa sesi sebelumnya ke tingkat tertinggi hampir satu tahun.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 5,5 dolar AS atau 0,41 persen, menjadi menetap di 1.339,00 dolar AS per ounce.

Logam mulia tersebut telah reli mengawali minggu yang dipersingkat libur Hari Buruh (4/9) menyusul kegelisahan mengenai uji coba nuklir Korea Utara akhir pekan lalu, ditambah dengan pelemahan dolar AS dan kerugian yang luas di pasar ekuitas AS, mendorong logam mulia berjangka ke posisi penutupan tertinggi sejak 22 September tahun lalu.

Harga emas mendapat dukungan lain karena Gedung Putih dan anggota parlemen mencapai kesepakatan untuk memperpanjang tenggat waktu plafon utang pemerintah federal pada Rabu (6/9) dan pasar saham New York memulihkan beberapa kerugian mereka dari sesi sebelumnya.
a

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 3,1 sen atau 0,17 persen menjadi ditutup pada 17,91 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 1,9 dolar AS atau 0,19 persen menjadi berakhir di 1.007,1 dolar AS per ounce

Equity World Samarinda

Rabu, 06 September 2017

Emas berjangka naik ke level tertinggi, menguat satu persen lebih | Equityworld Futures Samarinda

Equityworld Futures Samarinda, Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat lebih dari satu persen pada Selasa (Rabu pagi WIB).

Ketegangan geopolitik antara Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dan AS mendorong logam kuning itu ke penutupan tertinggi hampir setahun.

Xinhua melaporkan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 14,1 dolar AS, atau 1,06 persen, menjadi menetap di 1.344,5 dolar AS per ounce.

Penguatan itu terjadi setelah pada Minggu (3/9), Korea Utara mengumumkan keberhasilan uji coba hulu ledak bom hidrogen yang dapat dimuat dalam rudal balistik antar benua (ICBM), seperti yang diumumkan oleh Central Television Korea Utara.

Ini menyusul uji coba peluncuran sebuah rudal balistik jarak menengah (IRBM), yang disebut Hwasong-12, di sebelah utara pulau Hokkaido, Jepang utara pada minggu lalu.

Meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea telah memicu para investor menjauhi aset-aset berisiko dan beralih ke aset-aset safe haven seperti emas.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 12,5 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup pada 17,941 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober tetap tidak berubah di 1.009,00 dolar AS per ounce.
Equityworld Futures Samarinda

Selasa, 05 September 2017

Indonesia Power terbitkan EBA Rp4 triliun | PT Equityworld Samarinda

PT Equityworld Samarinda, PT Indonesia Power (IP), anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik, menerbitkan efek beragun aset (EBA) tahap pertama dengan nilai maksimal Rp1 triliun.

Direktur Utama IP Sripeni Inten Cahyani dalam siaran persnya di Jakarta, Senin mengatakan aset yang disekuritisasi adalah piutang dari perjanjian jual beli tenaga listrik PLTU Suralaya Unit 1 hingga 7.

Efek yang disebut EBA Danareksa Indonesia Power PLN-1 itu telah mendapat rating awal AAA dari Pefindo.

Penawarannya berlangsung sejak 4 September 2017 hingga 11 September 2017.

Bertindak sebagai manajer investasi EBA adalah PT Danareksa Investment Management dan Bank Kustodian PT Bank BRI (Persero).

Menurut Inten, penerbitan EBA itu seiring dengan rencana strategis IP menyekuritisasi aset melalui skema EBA senilai maksimal Rp10 triliun, yang akan dilakukan secara bertahap hingga akhir 2018.

"Penerbitan EBA tahap 1 maksimum sebesar Rp4 trilliun ini kami sesuaikan dengan kebutuhan belanja investasi perusahaan dalam waktu dekat. Dana hasil penerbitan EBA ini rencananya akan kami gunakan menyokong pembangunan beberapa pembangkit baru di antaranya PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 dengan kapasitas 2x1.000 MW," katanya.

Ia juga mengatakan sekuritisasi tersebut merupakan salah satu bentuk diversifikasi pendanaan perusahaan.

Bagi investor, tambah Inten, investasi EBA akan memberikan pengembalian (return) yang kompetitif dengan arus kas (cash flow) yang lebih dapat diperkirakan menjadi alternatif investasi pada instrumen keuangan serta kebutuhan pengembalian pokok yang cepat terutama dengan struktur amortisasi pokok.

"Sedang untuk negara, sekuritisasi EBA dapat menjadi alternatif pendanaan sektor infrastruktur," ujarnya.

Investor yang berminat dapat menghubungi agen penjual EBA yang ditunjuk yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.

Saat ini, IP mengelola pembangkit berkapasitas 14.578 MW, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pada 2016, kontribusi pembangkitan IP terhadap produksi listrik nasional mencapai sebesar 29 persen.

Untuk melakukan pengelolaan bisnis dan sistem pembangkitan, IP telah menerapkan sistem manajemen terintegrasi dalam kerangka PAS99 yang meliputi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 28000, SMK3, SMP, ISO 55001, ISO 50001, ISO 26000, ISO 31001, dan Baldrige Criteria. 

PT Equityworld Samarinda

Senin, 04 September 2017

Dampak bom hidrogen Korut, indeks berjangka amblas | Equity World Samarinda

Equity World Samarinda, Indeks pasar berjangka Amerika Serikat amblas pada pembukaan perdagangan Minggu setelah Korea Utara mengakui sudah mengujicoba bom hidrogennya.

Indeks berjangka S&P 500 e-mini terpangkas 0,5 persen, beberapa saat setelah perdagangan modal elekrtonik ditutup Minggu malam.

Korea Utara kemarin melakukan uji coba nuklirnya yang keenam dan sekaligus paling kuat yang disebut sebagai bom hidrogen canggih untuk peluru kendali jarak jauh.

Ini perkembangan lebih jauh nan dramatis dari ketegangan yang sudah terjadi antara Korea Utara dengan Amerika Serikat dan sekutunya, demikian Reuters.
Equity World Samarinda