This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 12 Juli 2018

PT Equity World Futures : IHSG Menguat 21,45 Poin, Rupiah Melemah 23 Poin


Equity World Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 21,45 poin atau 0,36% menjadi 5.914,81. Pada awal perdagangan, indeks dibuka turun 0,34% atau 20,31 poin di level 5.873,05.

Mayoritas sektor saham menguat sehingga membantu mengangkat indeks, dengan sektor properti bertambah 0,86% dan perkebunan naik 0,75%. Sementara koreksi terjadi di sektor konsumer -0,38% dan manufaktur -0,11%.

Dari 486 saham, 234 menguat, 115 stagnan, dan 137 tertekan. Nilai transaksi saham mencapai Rp3,25 triliun dari 4,42 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing minus Rp25,82 triliun, dengan aksi jual asing Rp1,039 triliun dan aksi beli asing Rp1,013 triliun.

Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi siang Kamis ini, semakin melemah. Rupiah di indeks Bloomberg turun 23 poin atau 0,16% menjadi Rp14.408 per USD, dibanding penutupan Rabu di Rp14.385 per USD. 

Data ekonomi AS yang kuat menegaskan kembali harapan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dua kali lagi pada tahun ini. Sehingga hal tersebut mendorong indeks USD kembali meningkat.

Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI akan terus berada di pasar untuk melanjutkan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya dengan tetap mendorong bekerjanya mekanisme pasar. Kebijakan tersebut ditopang oleh pelaksanaan operasi moneter yang diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar valas maupun pasar uang.







Rabu, 11 Juli 2018

PT Equity World Futures : Telah Jenuh Jual, Saat Ini Momentum Pas Borong Saham PGAS









Equity World Futures - Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) saat ini dinilai sudah mengalami jenuh jual sehingga ada potensi menutup disparitas yang tercipta pada level Rp1.900-1.950.Research Manager Shinhan Sekuritas Indonesia, Teuku Hendry Andrean mengatakan, harga saham PGAS sudah bergerak di bawah lower bollinger band-nya.



"Momentum seperti ini saatnya investor melakukan akumulasi beli," 

Menurut Hendry, kalaupun PGAS gagal menutup gap, harga saham emiten yang kini menjadi subholding bisnis gas PT Pertamina (Persero) tersebut kemungkinan akan mencapai Rp1.900.


Sementara itu, analis Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy menjelaskan, akuisisi 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas) bisa meningkatkan kinerja PGN ke depan yang otomatis akan mendongkrak harga sahamnya. Hal itu terjadi karena perseoran berpotensi menguasai lebih dari 96% jaringan pipa transmisi dan distribusi gas nasional yang secara signifikan bisa meningkatkan pendapatan.


Meski sejumlah investor mengkhawatirkan metode akuisisi Pertagas dengan kombinasi kas internal dan pendanaan dari luar karena dapat mengurangi cadangan kasnya, dia menilai fundamental PGN masih aman.


"Tetapi lebih aman jika metodenya bukan dengan leverage buy out,"


Dia menekankan, prospek PGN secara fundamental setelah konsolidasi dengan Pertagas sangat bagus. Tetapi investor tetap akan melihat terlebih dahulu besarnya bunga utang yang akan ditanggung PGN setelah proses akuisisi selesai.


Setelah proses akuisisi 51% saham Pertagas, total aset PGN berdasarkan laporan keuangan perseroan audit 2017 akan mencapai USD7,72 miliar, meningkat dari sebelumnya USD6,29 miliar.


Posisi tertinggi saham PGAS dalam rentang satu bulan terakhir berada di Rp2.090 per saham. Sementara harga terendah di Rp1.525. Perlahan tapi pasti, saham PGAS mulai kembali pada tren penguatan ditandai dengan kenaikan hingga pagi ini yang menanjak ke level Rp1.570.


Sebelumnya Moody's Investors Service mematok peringkat utang PGN menjadi Baa2 dengan outlook stabil. Peringkat itu juga berlaku bagi surat utang emiten tersebut. Penetapan peringkat ini dihitung usai PGN mengumumkan keputusan mengambil 51% saham Pertagas senilai Rp16,6 triliun.






















Equity World Futures

Selasa, 10 Juli 2018

PT Equity World Futures : Emiten Indonesia Catatkan Perbaikan Kinerja di ACGS


Equity World Futures - Peringkat ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Indonesia pada 2017 mengalami peningkatan dari tahun 2015 dari rata-rata nilai negara 62,88 menjadi 70,59. Peningkatan ini didorong oleh lima emiten yang mendapat skor tertinggi dari penilaian terhadap 100 emiten berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Kelima emiten yang mendapat skor ACGS tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk dengan skor 109,61 poin, PT CIMB Niaga Tbk 109,38 poin, PT Bank Tabungan Negara Tbk 105,63 poin, PT Aneka Tambang Tbk dengan 104,27 poin, dan PT Jasa Marga Tbk dengan skor 100,29 poin. 

Corporate Governance Expert RSM Indonesia Angela Simatupang mengatakan dari lima emiten yang memiliki skor 100 ke atas, empat di antaranya memiliki kapitalisasi pasar di bawah Rp50 triliun. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa tingkat praktik tata kelola yang baik dan pengungkapannya, dipengaruhi sikap manajemen puncak perusahaan daripada ukuran perusahaan. 

"Selain itu, ketersediaan peraturan yang lebih ketat juga berperan signifikan dalam penerapan praktik tata kelola yang baik, seperti ditunjukkan oleh pencapaian lebih tinggi skor yang dibukukan emiten perbankan," 

Kemajuan lain yang dialami Indonesia adalah meningkatnya jumlah emiten atau public listed companies (PLC) yang berhasil masuk daftar Top 50 ASEAN, dari dua emiten tahun 2015 menjadi empat emiten pada tahun ini. Pada tahun ini juga terdapat 6 emiten Indonesia yang berhasil masuk ke dalam jajaran Top 70 ASEAN.

"Hasil penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard tahun ini juga menunjukkan terdapat 5 emiten yang berhasil memperoleh skor di atas 100 dibandingkan tahun 2015 yang hanya satu emiten," 

Dia memaparkan, penilaian corporate governance terhadap 100 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut sudah mewakili 86,3% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia per 31 Maret 2017 dan 18,7% dari jumlah emiten di Indonesia. 

Nantinya peringkat ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Indonesia ini akan digabungkan dengan peringkat ACGS dari masing-masing negara yang akan diumumkan oleh Asian Development Bank (ADB) di kuartal III tahun ini. 

Dia juga menuturkan, hasil penilaian tahun ini terhadap 100 emiten Indonesia menunjukkan perbaikan signifikan pada tiga aspek, yaitu pertama, hak pemegang saham. Emiten telah mengungkapkan praktiknya untuk mendorong pemegang saham lebih terlibat di perusahaan, di luar RUPST. 

Kedua adalah peran pemangku kepentingan. Emiten secara eksplisit telah mengungkapkan kebijakan dan praktik terkait kesehatan keselamatan dan kesejahteraan bagi karyawannya. Ketiga, tanggung jawab dewan karena diungkapkan pernyataan visi dan misi yang telah diperbaharui.

Indonesia, lanjut Angela, telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki tata kelola perusahaan. Keinginan untuk membangun lingkungan tata kelola perusahaan yang kuat di Indonesia telah diiringi oleh beberapa reformasi seperti penerbitan Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia, yang diluncurkan pada 2014, oleh Otoritas Jasa Keuangan, dengan dukungan dari International Finance Corporation (IFC).





















Equity World Futures

Senin, 09 Juli 2018

PT Equity World Futures : Akhir Pekan Ini, Nilai Transaksi BEI Turun 18,12 %

Equity World Futures - Rata-rata nilai transaksi perdagangan harian selama sepekan terakhir mengalami penurunan sebesar  18,12% menjadi Rp6,52 triliun dari Rp7,97 triliun sepekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan terakhir juga mengalami perubahan sebesar 21,85%  menjadi 8,05 miliar unit saham dari 10,31 miliar unit saham sepekan sebelumnya.

Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian perdagangan saham pada pekan ini mengalami penurunan sebesar 14,51% menjadi 358.360 kali transaksi dari 419.200 kali transaksi sepekan sebelumnya. Investor asing tercatat masih terus mencatatkan jual bersih selama sepekan terakhir dengan nilai 1,32 triliun sehingga sepanjang tahun ini nilai jual bersih investor asing sudah mencapai Rp50,75 triliun.

"Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini mengalami penurunan 1,80% menjadi 5.694,91 poin dari 5.799,23 poin pada penutupan akhir pekan lalu. Nilai kapitalisasi pasar BEI di akhir pekan ini juga turun 1,70% menjadi Rp6.401,32 triliun dari Rp6.511,73 triliun pada pekan sebelumnya," 

Terlepas dari itu, sembilan obligasi korporasi telah dicatatkan di BEI pada pekan ini. Tiga obligasi dicatatkan, yaitu Obligasi Berkelanjutan III Bank Panin Tahap I Tahun 2018 dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank Panin Tahap I Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Bank Panin Indonesia Tbk dengan nilai nominal Rp100 miliar untuk Obligasi Berkelanjutan III Bank Panin Tahap I Tahun 2018 dan dengan nilai nominal Rp1,3 triliun. Kemudian di hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan II MNC Kapital Indonesia Tahap I Tahun 2018 diterbitkan oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk dengan nilai nominal Rp300 miliar.

Selanjutnya dua obligasi dan satu sukuk wakalah dicatatkan pada Kamis (5/7) adalah Obligasi I Pelindo IV Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dengan nilai nominal Rp3 triliun. Obligasi Medco Power Indonesia I Tahun 2018 dan Sukuk Wakalah Medco Power Indonesia I Tahun 2018 juga diterbitkan oleh PT Medco Power Indonesia dengan nilai nominal masing-masing Rp600 miliar untuk Obligasi dan Sukuk Wakalah Medco Power Indonesia pada hari yang sama.

Di akhir pekan, empat obligasi dicatatkan adalah Obligasi Berkelanjutan III Tower Bersama Infrastructure Tahap I Tahun 2018 diterbitkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dengan nilai nominal Rp608 miliar, kemudian Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Central Asia Tahap I Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Bank Central Asia Tbk dengan nilai nominal Rp500 miliar, serta Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 diterbitkan oleh PT Mandala Multifinance Tbk dengan nilai nominal Rp450 miliar dan terakhir Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Sumut Tahap I Tahun 2018 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dengan nilai nominal Rp444 miliar.

Dengan kesembilan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 358 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp403,01 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 114 Emiten. Sebanyak 89 seri Surat Berharga Negara (SBN) telah tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp2.196,92 triliun dan USD200 juta, serta 10 emisi Efek Beragun Aset senilai Rp9,19 triliun. Sepanjang tahun 2018 total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat adalah 52 Emisi dari 37 emiten senilai Rp64,34 triliun.

Pada pekan ini dicatatkan dua saham perseroan PT MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) sebagai emiten ke-22,  dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) sebagai emiten ke-23 di tahun ini. Kedua Perusahaan tercatat tersebut resmi tercatat pada papan pengembangan dan sampai saat ini BEI sudah memiliki 587 emiten.























Equity World Futures

Jumat, 06 Juli 2018

Equityworld Futures : Indeks Saham S & P 500 e-minis Alami Penuran



Equityworld Futures - S & P 500 e-minis turun 5,25 poin, atau 0,19 persen, dengan 157.269 kontrak diperdagangkan. Nasdaq 100 e-minis turun 11,75 poin, atau 0,16 persen, pada volume 56.931 kontrak.

Ukuran utama pasar AS untuk volatilitas jangka pendek, indeks Volatilitas CBOE, naik tipis 0,14 poin.

Dua puluh lima dari 30 komponen blue-chip Dow Jones Industrial Average adalah perdagangan premarket. Sebagian besar dari mereka lebih rendah, antara 0,04 persen dan 1,4 persen, meskipun volume perdagangan sangat ringan.

Saham segelintir pembuat chip, yang bergantung pada China untuk sebagian besar pendapatan, juga turun, lagi-lagi dalam volume tipis. Perusahaan-perusahaan besar China yang terdaftar di bursa AS merosot sedikit, dengan Alibaba (NYSE: BABA) dan Baidu turun 0,3 persen.


baca
Equityworld Futures : Indeks Saham AS Kembali Jatuh Pasca Penerapan Tarif Atas China

Di antara saham lainnya, Biogen (NASDAQ: BIIB) melonjak 12,7 persen setelah produsen obat Jepang Eisai Co dan perusahaan mengatakan analisis akhir dari uji coba tahap tengah obat Alzheimer mereka menunjukkan hasil positif.

news edited by Equityworld Futures

Kamis, 05 Juli 2018

PT Equity World Futures : Dirut BEI Berharap Lebih Banyak BUMN Melantai di Bursa

Equity World Futures - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyambut baik semakin banyaknya perusahaan pelat merah yang beraktivitas di lantai bursa. Hal itu diyakini akan semakin meningkatkan minat investor terhadap pasar modal Indonesia.

"Dengan kehadiran produk-produk investasi perusahaan BUMN maupun anak usahanya di bursa, pasar jadi lebih menarik bagi investor. Semoga di masa mendatang semakin banyak BUMN maupun anak usahanya yang menghiasi lantai bursa, baik melalui aksi penerbitan obligasi, maupun IPO," 

Terkait dengan itu, Inarno mengapresiasi aksi penerbitan obligasi oleh Pelindo IV hari ini. Pelindo IV secara perdana mencatatkan Obligasi I di BEI senilai Rp3 triliun yang dananya akan digunakan untuk pembangunan berbagai proyek strategis perseroan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Dia optimistis obligasi yang dikeluarkan Pelindo IV diterima baik oleh pasar. Obligasi I Pelindo IV memperoleh hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo).

"Semakin tinggi peringkat yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat efek berarti semakin rendah pula risiko investasinya," 

Inarno mengatakan, pencatatan obligasi oleh Pelindo IV selain menambah banyak instrumen investasi menarik bagi investor, juga membantu perseroan memperoleh pendanaan murah untuk meningkatkan kinerjanya.

"Pasar modal merupakan sarana yang menarik bagi kebutuhan pendanaan BUMN maupun  anak usahanya. Kinerja BUMN juga akan menjadi lebih baik kalau BUMN bisa jadi milik publik dan dapat diawasi oleh masyarakat".

























Equity World Futures

Rabu, 04 Juli 2018

PT Equity World Futures : USD Diburu, Rupiah Diprediksi Semakin Lesu


Equity World Futures - Pergerakan rupiah tidak kunjung membaik di tengah harapan adanya perlawanan pasca dinaikannya suku bunga acuan Bank Indonesia.


Adanya penjelasan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait sinergi kerja sama antara pemerintah, Bank Indonesia, OJK, dan instansi lainnya yang terkait untuk meredam gejolak pelemahan rupiah tampaknya belum sepenuhnya direspon pelaku pasar.


"Di sisi lain, pergerakan USD cenderung terapresiasi di tengah sikap pelaku pasar yang kembali memburu USD jelang dirilisnya data-data ekonomi AS dan rilis The Fed minutes pada Kamis pekan ini,"


Diperkirakan Reza, rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.425 per USD-Rp14.350 per USD. Menurutnya, masih adanya kepanikan pasar terkait dengan sentimen perang dagang yang dibarengi dengan sempat melonjaknya laju USD terhadap rupiah hingga menyentuh level Rp14.450 per USD memberikan imbas negatif pada IHSG.



"Pelaku pasar, terutama asing pun kembali melakukan aksi jual sepanjang perdagangan (kemarin)". 
























Equity World Futures

Selasa, 03 Juli 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Ditutup Tak Berdaya Iringi Kejatuhan Poundsterling


Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore, masih di bawah tekanan untuk kemudian sulit keluar dari zona merah. Bergerak fluktuatif ketika poundsterling jatuh, mata uang Garuda masih berkutat di kisaran level Rp14.375/USD. 

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore berada pada posisi Rp14.375/USD atau masih terdepresiasi dibanding penutupan sebelumnya Rp14.325/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.250-Rp14.405/USD.

Rupiah sore ini berada pada level Rp14.375/USD untuk terus memperlihatkan sinyal pelemahan dibandingkan sebelumnya. Posisi ini menyusut dibandingkan akhir pekan kemarin Rp14.350/USD.
 
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada jalur perbaikan dengan berada pada level Rp14.331/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah berbalik menguat dari posisi perdagangan sebelumnya yang berada pada level Rp14.404/USD.

Di sisi lain, Poundsterling diperdagangkan mendekati posisi terendah dalam delapan bulan saat berhadapan dengan USD pada perdagangan, Senin. Hal ini ketika investor masih menanti data sektor manufaktur dan pertemuan kabinet di akhir pekan ini dimana para Menteri akan mencoba mencapai kesepakatan soal Brexit. 

Seperti dilansir Reuters, Pounds telah terbebani belakangan ini seiring kebangkitan dolar AS, kelemahan ekonomi. Ditambah kekhawatiran bahwa Perdana Menteri Theresa May akan kehabisan waktu untuk menyetujui kesepakatan dengan Uni Eropa setelah Inggris meninggalkan blok tahun depan.

Mata uang Pounds telah merosot lebih dari 6% sejak April, kuartal terburuknya sejak pengambilan suara Brexit pada Juni 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa. Tercatat hari ini pound turun 0,4% menjadi 1,3155 versus USD. Sementara pada bulan Juni jatuh ke 1,3050 terhadap USD, atau level terendah sejak November.





















Equity World Futures

Senin, 02 Juli 2018

PT Equity World Futures : Harga Saham Perdana PT. Indonesia Kendaraan Terminal Rp1.640/Saham






Equity World Futures - PT. Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) resmi menetapkan harga Penawaran Umum Perdana Saham iInitial public offering/IPO) sebesar Rp1.640 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan mencapai 509.147.700 lembar saham dengan free float 28% dari jumlah saham. Dengan nilai kapitalisasi saham sebesar Rp2,98 triliun, proceeds yang akan diterima IPCC sebesar Rp835 miliar. 

Direktur Utama IPCC Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, sebesar 50% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal. "Selanjutnya 25% untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang di Jakarta Utara. Sisanya 25% untuk modal kerja,"

Manajemen optimistis terhadap IPO IPCC seiring hasil roadshow yang dilakukan sejak tanggal 23 Mei hingga 22 Juni 2018. Untuk investor dalam negeri roadshow antara lain dilaksanakan di Jakarta. Sementara itu, untuk investor internasional Perseroan melakukan roadshow ke beberapa negara di Asia dan Eropa.

"Tidak kurang dari 60 investor institusi telah ditemui oleh Manajemen Perseroan selama periode roadshow baik investor dalam negeri maupun luar negeri seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, Korea Selatan dan Inggris,"

Hal lain yang membuat optimistis manajemen perseroan terhadap IPO ini yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif untuk IPCC pada tanggal 28 Juni 2018. Sementara itu, masa penawaran IPCC akan dilakukan pada tanggal 2-3 Juli 2018.

Saham perusahaan bidang bongkar muat kendaraan dari dan ke kapal tersebut akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 2018. Pada 2017, IPCC membukukan pendapatan sebesar Rp422,1 miliar, meningkat dibanding 2016 yang sebesar Rp314,3 miliar. Lalu, EBITDA naik menjadi Rp175,4 miliar dari Rp133,4 miliar.

Kemudian, laba kotor naik menjadi Rp208,6 miliar dari Rp164,5 miliar dan laba bersih melonjak menjadi Rp130,1 miliar dari Rp98,4 miliar. Adapun total aset per akhir 2017 mencapai Rp336,3 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp99,2 miliar dari Rp79,3 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp237 miliar dari Rp185,6 miliar serta current ratio sebesar 3,3 kali atau naik dari 2,4 kali.





















Equity World Futures

Jumat, 29 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Sesi Pagi Ambruk ke Level Rp14.404/USD, Terburuk Sejak 2015



Equity World Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, dibuka ambruk semakin parah untuk terus berada dalam posisi terburuk sejak 2015 bahkan hingga menyentuh level Rp14.404/USD. Kejatuhan mata uang Indonesia mengiringi dolar yang terus menjaga tren positif saat berhadapan dengan Yen Jepang. 


Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp14.404/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah semakin anjlok dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.271/USD.


Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga memperlihatkan kemerosotan tajam menjadi Rp14.405/USD. Rupiah terus menunjukkan tak berdaya usai tidak mampu keluar dari zona merah dari kemarin Rp14.280/USD. 


Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi masih terpuruk pada posisi Rp14.383/USD, meski sedikit membaik bila dibandingkan dari posisi penutupan tengah pekan kemarin di level Rp14.385/USD. Pergerakan harian rupiah ada pada level Rp14.353 hingga Rp14.410/USD.


Sementara seperti dilansir Reuters, Dolar menjaga tren penguatan versus Yen, didukung oleh pembelian pada akhir kuartal. Ditambah tidak adanya eskalasi baru dalam ketegangan terkait perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya.


Namun, kekhawatiran perdagangan tampaknya akan mendominasi pasar ketika para pedagang semakin khawatir tentang dampak sengketa perdagangan China-AS terhadap ekonomi China. 


Tercatat Dolar menguat menjadi 110,49 terhadap Yen Jepang atau telah membuat keuntungan untuk tiga sesi terakhir. Posisi tersebut mendekati level tinggi bulan ini di 110,905 atau dibantu oleh pembelian musiman pada akhir kuartal dan telah mencapai setengah tahun.


Indeks USD terhadap enam mata uang utama berdiri di level 95.288 setelah naik mecpai 95.534 pada perdagangan hari Kamis, kemarin atau mendekati posisi tertinggi yang terlihat hampir setahun lalu. Terpantau indeks berada di jalur untuk membuat kenaikan kuartalan pertama setelah naik 5,9% sejauh ini.

























Kamis, 28 Juni 2018

PT Equity World Futues : Rupiah Siang Terkapar Parah Dekati Rp14.300/USD, IHSG Memerah



Equity World FuturesNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi perdagangan siang hari ini, terkapar semakin marah hingga mendekati level Rp14.300/USD. Kejatuhan mata uang Garuda mengiringi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga terperosok zona merah.


Menurut Yahoo Finance, rupiah pada perdagangan sesi I berada di posisi Rp14.280/USD atau memburuk dari posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.173/USD. Rupiah anjlok sangat dalam dengan pergerakan pada kisaran level Rp14.171-Rp14.285/USD.


Sementara, rupiah siang ini terpuruk menjadi Rp14.282/USD atau terus terjun bebas dari sesi pagi. Sedangkan dibanding penutupan kemarin sebelum libur Pilkada, tidak lebih baik di level Rp14.170/USD.


Berdasarkan data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, menunjukkan rupiah siang ini tertahan di level Rp14.271/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah tak berdaya dari posisi sebelumnya Rp14.163/USD.


Di sisi lain IHSG pada perdagangan siang ini kembali usai kehilangan 94,73 poin atau 1,64% di posisi 5.692,82 setelah pagi tadi dibuka sempat menguat 4,03 poin atau setara 0,1% ke level 5.791. Kemarin, bursa saham Tanah Air ditutup turun 38,10 poin atau 0,65% menjadi 5.787,55. 


Sektor saham dalam negeri hingga siang ini, secara keseluruhan berada di jalur negatif dengan sektor industri dasar melemah terdalam sebesar 3,37% diikuti kejatuhan sektor manufaktur mencapai 2,13%. Selanjutnya sektor yang juga tenggelam yakni pertambangan sebesar 2,02%.


Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp3,85 triliun dengan 5,10 juta saham diperdagangkan pada sesi siang hari ini dan transaksi bersih asing minus Rp222,63 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp1,46 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp1,23 triliun. Tercatat 68 saham naik, 359 turun dan 81 saham mendatar.


Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), PT Indofarma Tbk. (INAF) dan PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT). Sedangkan, beberapa saham yang melemah yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) serta PT Indospring Tbk. (INDS).






















Rabu, 27 Juni 2018

PT Equity World Futures : MNCN Bagikan Dividen Rp217,5 Miliar







Equity World FuturesPT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp217,5 miliar kepada pemegang saham. Jumlah dividen tersebut setara dengan 35% dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp1,45 triliun.

"Dividen tunai akan dibagikan kepada para pemegang saham perseroan, di mana masing-masing akan menerima secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya, yaitu setiap satu saham berhak menerima dividen tunai sebesar Rp15 per saham, " 

Perseroan juga akan menggunakan sebesar maksimum 35% dari laba bersih perseroan atau senilai maksimum Rp508,65 miliar untuk pembelian kembali saham (share buy back) perseroan. Dengan tujuan untuk mendongkrak harga saham MNCN.

"Kami sudah meminta persetujuan pemegang saham sebesar maksimum Rp508 miliar untuk share buy back yang akan dilakukan tahun 2018 ini,"

Rapat juga menyetujui penggunaan laba bersih sebesar Rp1 miliar yang akan dibukukan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Lalu, keuntungan bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2017 sebesar Rp1 miliar. Keuntungan bersih ini akan dibukukan sebagai dana cadangan untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.



















Selasa, 26 Juni 2018

PT Equity World Futures : IHSG Dibuka Tergelincir ke Level 5.838, Bursa China Anjlok









Equity World Futures -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan, di zona merah setelah kemarin sempat berada dalam jalur positif. IHSG pagi ini tergelincir ke level 5.838,80 usai kehilangan 20,28 poin atau 0,35%.

Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup ditutup menghijau usai sempat bergerak mixed, meski tidak terlalu besar. Bursa saham Tanah Air di awal pekan berakhir bertambah 37,27 poin atau 0,64% ke level 5.859,08. 

Pagi ini kebanyakan sektor saham bergerak dalam jalur zona merah dipimpin perlemahan terdalam pada sektor properti minus 0,97% yang diikuti infrastruktur yang turun 0,94%. Sementara kenaikan tertinggi terjadi pada aneka industri yang satu-satunya meningkat 0,13%.

Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp26 miliar dengan 9 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp6,44 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp23,18 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp16,74 miliar. Tercatat 7 saham naik, 21 turun dan 16 stagnan.

Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) naik Rp275 menjadi Rp14.625, PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) ke level Rp8.350 dan PT Saham Mitra Keluarga (MIKA) meningkat Rp35 ke posisi Rp1.880.

Sementara, beberapa saham yang melemah yakni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) menyusut Rp750 menjadi Rp71.000, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun Rp150 ke posisi level Rp22.050 serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berkurang Rp100 menjadi Rp7.200.

Di sisi lain seperti dilansir CNBC, pasar saham China memimpin penurunan bursa saham Asia seiring masih munculnya kekhawatiran akan konflik perdagangan. Tercatat komposit Shanghai turun 1,37% dalam sesi pagi perdagangan dan komposit Shenzhen yang lebih kecil kehilangan 0,88%. 

Selanjutnya kejatuhan juga terjadi pada indeks Nikkei Jepang usai tergelincir 0,43% tetapi turun dari intraday low, karena sektor-sektor utama berada di bawah tekanan. Saham teknologi dan produsen mobil sebagian besar berada di wilayah negatif, dengan blue chips Toyota dan SoftBank Group turun masing-masing 0,47% dan 2,56%. 

Indeks Hang Seng di Hong Kong ikut merosot mencapai 0,88% karena semua sektor kecuali telekomunikasi diperdagangkan lebih rendah. Properti dan indeks konstruksi memimpin kerugian di awal perdagangan lewat kejatuhan sebesar 2,2% karena pengembang seperti Country Garden tenggelam 6,92 persen.

Pasar utama lainnya di Asia yang juga menunjukkan kinerja buruk, yakni indeks Kospi di Korea Selatan dengan kejatuhan sebesar 0,85 persen. Sedangkan indeks S & P / ASX 200 Australia jatuh 0,36%.






















Equity World Futures

Senin, 25 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Diprediksi Bakal Kembali Menanjak Naik






Equity World Futures - Adanya kenaikan rupiah meski tipis diharapkan dapat membuka peluang kenaikan lanjutan seiring adanya sentimen positif dari pergerakan mata uang global. Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, terutama EUR yang terapresiasi di atas USD. 


Sementara itu, dari dalam negeri diharapkan dapat lebih positif. "Adanya Bank Indonesia yang berencana melakukan relaksasi LTV kembali diharapkan diikuti dengan relaksasi lainnya untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan suku bunga," 


Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support di level Rp14.085/USD dan resisten Rp14.063/USD. Sambung dia menjelaskan, adanya rencana Bank Indonesia untuk melakukan relaksasi aturan uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Loan To Value (LTV) yang saat ini tengah dibahas cukup membantu terapresiasinya rupiah meski tipis.


"Di sisi lain, pergerakan rupiah turut terbantukan dengan pergerakan USD yang melemah terimbangi kenaikan EUR. Adapun kenaikan EUR setelah dirilisnya data indeks aktivitas bisnis Jerman dan Perancis yang lebih baik dari sebelumnya serta adanya pernyataan dari sejumlah elit politik di Italia yang tidak akan meninggalkan penggunaaan EURO,"





















Equity World Futures

Jumat, 22 Juni 2018

PT Equity World Futures : Rupiah Jatuh ke Rp14.108, Gagal Manfaatkan Pelemahan USD





Equity World FuturesNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, kembali melanjutkan pelemahan. Sempat dibuka naik 2 poin ke level Rp14.100 per USD, laju rupiah di indeks Bloombergkemudian berbalik turun 6 poin atau 0,04% ke Rp14.108 per USD.

Data Yahoo Finance menunjukan hal serupa, dimana rupiah pada pagi ini melemah 9 poin atau 0,06% ke level Rp14.105 per USD, setelah kemarin ditutup di level Rp14.096 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada Jumat ini dipatok di Rp14.102 per USD, terdepresiasi 12 poin dari Kamis lalu di level Rp14.090 per USD.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, melemahnya rupiah karena tekanan eksternal, yaitu kekhawatiran tentang perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Tampaknya pelaku pasar masih terlihat panik dengan adanya sentimen perang dagang antara China dan AS serta rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, sehingga untuk sementara menjauhi rupiah," 

Rupiah pun gagal memanfaatkan melemahnya dolar AS, yang jatuh dari puncak 11 bulan terhadap enam mata uang utama. Dolar terpukul oleh rebound-nya euro dan poundsterling Inggris. Lemahnya dolar disebabkan indeks manufaktur yang turun tajam ke level terendah 1-1/2 tahun.

Indeks manufaktur Philadelphia Fed turun menjadi 19,9 pada Juni ini, berbanding angka 34,4 pada Mei kemarin. Menjadi penurunan paling tajam sejak Januari 2014. "Indeks Philly Fed yang lemah memperkuat kekhawatiran bahwa perang dagang Presiden Trump akan melukai prospek ekonomi AS dan memperburuk suasana," 

Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,1% menjadi 94,792. Alhasil, euro rebound dari level terendah 11 bulan menjadi USD1,1508 per EUR. Dan poundsterling Inggris naik 0,7% menjadi USD1,3270 per GBP, setelah Kepala Ekonom Bank of England Andy Haldane setuju untuk kenaikan suku bunga ke level 0,75%.